Home / Inovasi / Bukan Sekadar Wangi dan Membersihkan

Bukan Sekadar Wangi dan Membersihkan

Sabun Susu Kambing

(Java Natural Soap)

 

Mandi, bagi perempuan, bukan sekadar mandi. Melainkan dengan sekali mandi, maka dua hingga tiga manfaat dapat diperoleh. Dan, hal itu hanya bisa diperoleh dari mandi menggunakan sabun natural. Khususnya, yang berbahan Susu Kambing Etawa

 

e-preneur.co. Pada umumnya, ketika akan mandi, para wanita lebih ribet ketimbang kaum pria. Mereka bukan sekadar mau menggunakan sabun mandi yang beraroma bunga-bungaan atau buah-buahan, melainkan yang juga dapat membuat kulit tubuh mereka tampak lebih segar, kenyal, bersih, bebas gatal-gatal, dan sebagainya.

Selain itu, mereka juga menginginkan sabun mandi dengan warna dan kemasan yang cerah. Sedangkan harga, tidak menjadi masalah.

Kondisi inilah, yang ditangkap dengan manis oleh para produsen besar. Sabun-sabun mandi mereka bertebaran di mana-mana dan dalam berbagai bentuk. Harganya pun mencapai puluhan ribu rupiah.

Intinya, pasar sabun telah penuh sesak oleh apa yang disebut sabun (mandi) komersial, baik dengan label sabun kecantikan maupun sabun kesehatan. Namun, tidak demikian kondisi pasar sabun natural. Di sini, peluangnya masih terbuka lebar.

“Karena, saya melihat bahwa di pasar sabun natural, masih belum begitu banyak pemainnya. Di samping itu, pada dasarnya setiap manusia masih terus memerlukan sabun mandi,” ujar Henie Puspito W.

Pada tahun 2008, Henie pun mulai memproduksi sendiri sabun-sabun naturalnya. Di kediamannnya yang terletak di Kramat Pulo, Jakarta Pusat, ia telah “melahirkan” setidaknya delapan jenis sabun natural yaitu fresh orange, orange zen, sandalwood, sandalwood vanilla, vanilla oatmeal, ginger chocolate, ginger orange, dan goat’s milk (sabun berbahan baku utama Susu Kambing).

Selain itu, ia juga memproduksi sabun tanpa pewangi yaitu castile dan goat’s milk & oatmeal. Sabun ini, ditujukan bagi mereka yang memiliki kulit tubuh sangat sensitif dan untuk mereka yang akan berhaji atau berumrah.

“Berbicara tentang Susu Kambing sebagai bahan baku utama goat’s milk, dari browsing di internet, saya mengetahui bahwa susu ini banyak sekali manfaatnya. Untuk kulit, misalnya, bisa digunakan untuk memutihkan secara alamiah. Selain itu, karena mengandung lactic acid (asam laktat) yang merupakan sumber alpha hydroxy, Susu Kambing dapat digunakan untuk menurunkan ph (potential of hydrogen = derajat atau tingkat keasaman lapisan pelembab kulit, red.) kulit dan membantu meremajakan kulit secara natural,” jelas wanita, yang juga dikenal dengan nama Henie ZR ini.

Sebagai sabun, Henie melanjutkan, Susu Kambing dapat menurunkan ph kulit hingga kadar 7,5−8. Sedangkan sabun komersial, yang menggunakan senyawa khusus atau bahan kimia untuk membantu menurunkan ph kulit, hanya mampu menurunkannya di kadar 9. Sekadar informasi, kadar normal ph kulit berkisar 5,5–6,5. Tapi, sumber lain menyatakan 6–7.

Di luar kekurangannya, sabun natural, khususnya yang berbahan baku Susu Kambing, banyak peminatnya

Sabun Susu Kambing juga kaya akan gliserin, seperti sabun-sabun natural pada umumnya. Sebaliknya sabun komersial, justru minim gliserin.

“Padahal, gliserin yang merupakan hasil samping dalam pembuatan sabun ini, sangat baik bagi kulit. Tapi, karena bernilai jual sangat tinggi, banyak produsen sabun komersial mengambilnya, untuk diolah menjadi pelembab wajah atau lotion kulit,” jelas wanita kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, ini.

Untuk bahan baku Sabun Susu Kambingnya, Henie menggunakan Susu Kambing Etawa. Susu yang memiliki kesetaraan paling dekat dengan ASI (Air Susu Ibu) ini, diperolehnya dari pemasok di Sukabumi, Jawa Barat.

“Dalam pembuatan sabun, air kan salah satu bahan bakunya. Nah, dalam pembuatan Sabun Susu Kambing ini, bahan baku air saya ganti dengan Susu Kambing Etawa. Kadarnya sekitar 200 gr,” ungkap sekretaris pada sebuah perusahaan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, ini.

Akibatnya, ia melanjutkan, Sabun Susu Kambing itu mudah lembek. Mengingat, Susu Kambing bersifat basah (alkaline food). Sehingga, dalam pemakaiannya, memerlukan perhatian khusus yaitu harus diletakkan di tempat yang kering atau wadah sabun yang berongga di bagian bawahnya.

Namun, di luar kekurangannya itu, sabun natural, khususnya yang berbahan baku Susu Kambing, banyak peminatnya. Hal ini, terlihat dari hasil penjualan Henie yang rata-rata mencapai 15−20 bar per hari. Bahkan, pernah sampai 30 bar/hari all variant.

“Kebetulan, dari delapan sabun buatan saya, Sabun Susu Kambing dan goat’s milk & oatmeal yang paling laku,” kata Henie, yang menjual sabun-sabun seberat 100 gr dan berwarna cokelat ini mulai dari harga Rp10 ribu/buah.

Tapi, sejauh ini, sabun-sabun yang dilabeli Java Natural Soap ini, baru bisa dibeli by online. “Saya sudah pernah menerima pesanan dari sebuah kota di Sulawesi, serta dari Batam, Bandung, Surabaya, dan Jakarta,” ucap perempuan, yang pernah mengecap pendidikan sekretaris di sebuah lembaga pendidikan sekretaris di Solo, Jawa Tengah, ini.

Untuk memenuhi pesanan tersebut sekaligus untuk persediaan, setiap hari Henie membuat 50 bar sabun di mana 15 bar di antaranya berupa Sabun Susu Kambing. “Sabun-sabun ini harus dibuat setiap hari. Karena, membutuhkan proses pengeringan 4−6 minggu,” jelas Henie, yang memulai usaha ini dengan modal awal Rp15 juta.

Namun, Henie belum merasa puas dengan hasil penjualan sabun-sabun naturalnya. “Saya merasa pemasarannya belum maksimal,” ungkapnya.

Untuk mengatasi kondisi ini sekaligus menghadapi persaingan dengan sabun-sabun komersial, ia mengikuti berbagai event, mencari bapak angkat, dan menerima pesanan suvenir pernikahan, serta membuat garam sabun, sabun cair, dan lotion.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …