Home / Agro Bisnis / Potensi Bisnisnya Masih Ada

Potensi Bisnisnya Masih Ada

Buah Naga

 

Meski harganya sempat anjlog, tidak berarti Buah Naga telah kehilangan potensi bisnisnya. Mengingat, biaya perawatan dan modal usahanya kecil, sementara kehadirannya selalu ada yang menantikan

 

e-preneur.co. Buah Naga memiliki bentuk buah yang unik dan terkesan menakutkan. Tapi, dibalik itu, buah ini mempunyai jutaan kebaikan jika seseorang memakannya. Ya, selain menyegarkan, dengan mengonsumsi Buah Naga maka risiko terkena kanker, demam berdarah, stroke, maupun kolesterol akan menurun.

Buah Naga mempunyai beberapa jenis, seperti Buah Naga Super Red (baca: Super Red, red.), Buah Naga Kuning, Buah Naga Putih, dan Buah Naga Hitam. Dari beberapa jenis itu, Super Red lebih populer dan diminati oleh masyarakat. “Super Red memiliki kandungan zat antioksidan lebih banyak dibanding jenis lainnya,” ungkap Yaman.

Petani yang berasal dari Desa Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, itu membudidayakan Super Red yang dipadukan dengan Ikan Nila di pekarangan dan atap rumahnya yang sengaja dicor. Untuk itu, ratusan tong plastik berisi 3–4 batang Super Red diletakkan di atas kolam Ikan Nila. Hasilnya, baik Super Red maupun Ikan Nila-nya mendatangkan omset yang terbilang besar.

“Saya memilih Buah Naga. Karena, sebagai tanaman, ia cukup mudah dibudidayakan, selain tahan hama. Sampai saat ini, belum ada serangan hama dan penyakit yang potensial,” ujarnya.

Budidaya Buah Naga, menurut Yaman, bisa menggunakan dua cara yaitu dengan media tanah langsung dan menggunakan media tong plastik. Namun, yang pasti, jangan lupa memberikan campuran pasir dalam media tanamnya, untuk merangsang pohon agar berbuah maksimal. Mengingat, tanaman ini masih berkerabat dekat dengan kaktus.

“Untuk pembibitannya dapat dilakukan dengan memotong batang buah yang sudah tua, dengan jarak minimal 10 cm dari tiang. Lalu, batang tersebut ditancapkan ke media tanam berupa pasir sungai yang dicampur kompos, tanah gembur, dan abu sekam. Lantas, semua campuran itu dimasukkan ke dalam tong plastik yang telah dipotong setengahnya. Kemudian, untuk memperkuat batang buah, bisa menggunakan Kayu Angsana yang ditancapkan dan diikat dengan tali,” jelasnya.

Pada awal pertumbuhan, jika mengunakan media tong plastik, sebaiknya tanah mendapat pengairan yang dilakukan 1–2 hari sekali. Usahakan tanah selalu dalam keadaan lembab, tapi jangan sampai kelebihan air atau tergenang. Sebab, akan menyebabkan terjadinya percepatan pembusukan tanaman.

Penting juga untuk membuang gulma-gulma yang ada di sekitarnya. Mengingat, keberadaan gulma bisa mengganggu perakaran tanaman.

Untuk pemeliharaan, bila ada cabang dalam batang yang kelihatan rusak, maka batang tersebut harus langsung dipangkas. Sebab, batang, menurut Yaman, mempunyai peran sangat penting. Sebab, melalui batang bisa dilihat jenis Buah Naganya.

Pada batang Super Red, misalnya, biasanya jarak antara duri-duri berdekatan. Sedangkan Buah Naga Putih, memiliki duri-duri yang berjarak renggang.

“Bahkan, melalui batangnya, kita juga bisa mengkondisikan pohon Buah Naga kita akan seberapa banyak menghasilkan buah. Tapi, jika kita memaksa satu pohon untuk menghasilkan lebih dari 30 buah, maka buah yang dihasilkan akan kecil-kecil dan tidak layak dijual di pasaran. Berbeda, kalau satu pohon kita kondisikan untuk menghasilkan 10–12 buah, maka buah yang dihasilkan bisa besar-besar,” ungkap Yaman, mengakhiri obrolan.

Salah satu cara untuk mengkondisikan Pohon Buah Naga menghasilkan buah yakni dengan pemangkasan batang atau pengurangan buah, ketika pohon masih kecil. Buah yang memiliki nilai ekonomi di pasar moderen, seperti swalayan ataupun pasar ekspor, yaitu yang berbobot sekitar 400–600 gr/buah.

Buah Naga cukup mudah dibudidayakan, selain tahan hama

Sekadar informasi, Buah Naga atau Dragon Fruit pernah menjadi buah yang memiliki prospek bisnis yang sangat bagus. Bukan hanya bagi pasar Indonesia, melainkan juga pasar Amerika Serikat, Asia, dan Eropa.

Bahkan, di Cina, kebutuhan akan Buah Naga terus meningkat. Sebab, selain untuk dikonsumsi, buah ini juga digunakan dalam upacara-upacara tradisional.

Sayang, beberapa waktu lalu, menjelang panen raya, harga jual Buah Naga anjlog. Pada satu sisi, hal ini sangat merugikan para petaninya. Tapi, pada satu sisi lain, masyarakat yang semula tidak mampu atau bahkan belum pernah merasakan Buah Naga menjadi berbondong-bondong membelinya.

Saat itu, harga pasar Buah Naga di bawah Rp5 ribu/kg. Tapi, kini, harga pasarnya kembali normal atau di atas Rp20 ribu/kg. Sebuah kabar yang menentramkan untuk mereka yang tertarik menekuni agrobisnis Buah Naga.

Catatan
  • Bibit yang ditanam sudah berakar. Sehingga, bisa langsung berbuah.
  • Pohon Buah Naga Super Red mampu bertahan hidup 15–20 tahun.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …