Home / Agro Bisnis / Gampang Ditanam, Berbuah Sepanjang Musim

Gampang Ditanam, Berbuah Sepanjang Musim

Kelengkeng Dataran Rendah

 

Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, banyak tanaman baru yang ditemukan atau dihasilkan. Salah satunya, Kelengkeng Dataran Rendah yang menyempurnakan keberadaan Kelengkeng Dataran Tinggi. Selain itu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, nantinya ia dipastikan mampu bersaing dengan kelengkeng impor

 

e-preneur.co. Kelengkeng (Latin: euphoria longana, red.), selama ini dikenal masyarakat hanya sebagai kelengkeng yakni tanaman yang menghasilkan buah dengan nama yang sama. Padahal, karena ia tumbuh di dataran tinggi, maka tanaman yang mempunyai buah berasa manis segar dan kulit buah berwarna cokelat ini diberi nama panjang Kelengkeng Dataran Tinggi. Nama ini, diberikan tanpa pemikiran bahwa nantinya akan ada Kelengkeng Dataran Rendah.

Dalam perkembangannya, alam berkata lain dengan menghadirkan Kelengkeng Dataran Rendah. Lalu, demi alasan bisnis, tanaman ini didengung-dengungkan oleh beberapa nursery mancanegara sebagai kelengkeng asli Indonesia (Kelengkeng Indonesia). Sedangkan beberapa nursery Indonesia, justru menyebutnya sebagai Kelengkeng Taiwan.

Namun, disinyalir, baik Kelengkeng Dataran tinggi maupun Kelengkeng Dataran Rendah berasal dari Cina. Kendati, sebuah sumber lain menyebutkan kemungkinan Kelengkeng Dataran Rendah berasal dari Vietnam.

Asal-usul yang simpang-siur, sehingga terkesan misterius, itu memang mampu mendongkrak harga bibit Kelengkeng Dataran Rendah. Di samping itu, tanaman yang dibudidayakan di Indonesia sekitar tahun 2003 ini, juga mempunyai keunggulan lain yang tidak dimiliki Kelengkeng Dataran Tinggi .

Pertama, tanaman ini dapat hidup dan berbuah lebat baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, tanpa perlu perlakuan khusus. Seperti, pemupukan secara intensif, perangsangan/booster, dan lain-lain. Kedua, berbuah sepanjang musim. Ketiga, nilai jualnya tinggi, baik itu pohon bibit maupun buahnya. Keempat, kualitas dan kuantitas buahnya lebih baik daripada kelengkeng lokal.

Sementara dari segi budidayanya, dapat menggunakan berbagai macam cara seperti okulasi (= menempel mata tunas), grafting (= menyambung, mencangkok), dan dengan biji. “Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada kebutuhan dan tujuan penanaman,” kata Akhmad Ikhsan, pemilik Permata Hijau Nursery.

Di samping itu, Kelengkeng Dataran Rendah dapat dikebunkan dengan tujuan komersial maupun sekadar ditanam di halaman rumah. Bahkan, ditanam dalam pot sekali pun. Bukan cuma itu, layaknya kelengkeng, tanaman ini pun dapat tumbuh atau berbuah dengan baik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Kelengkeng Dataran Rendah, Ikhsan melanjutkan, berbuah untuk pertama kalinya delapan bulan setelah ditanam dengan menggunakan pohon bibit berumur enam bulan. Atau, dengan kata lain, membutuhkan waktu kurang dari dua tahun untuk dapat dipanen pertama kalinya. Berbeda dengan Kelengkeng Dataran Tinggi, yang memerlukan waktu sampai empat tahun.

Sementara hasil panennya, sebanyak 5 kg/pohon. Semakin besar dan lebat si pohon, maka semakin banyak pula buah yang dihasilkannya. Selanjutnya, ia dapat terus dipanen 2−3 kali dalam setahun.

Kelengkeng Dataran Rendah, baik pohon bibit maupun buahnya, memiliki nilai jual yang tinggi

Pohon Kelengkeng Dataran Rendah dapat terus berbuah hingga ia berumur lebih dari 10 tahun. Sesudah masa produktifnya berakhir, ia masih dapat digunakan sebagai kayu bakar. Meski, sebuah sumber lain mengatakan bahwa kayu pohon kelengkeng cukup baik untuk digunakan sebagai konstruksi ringan dalam rumah dan bahan baku perkakas.

“Untuk membudidayakan Kelengkeng Dataran Rendah, pohon bibitnya dapat diperoleh di mana pun dengan harga bervariasi. Termasuk, di Permata Hijau Nursery yang menjual pohon bibit berumur 2−3 bulan,” ujar Ikhsan, yang membangun usaha kebun bibitnya di kawasan Semarang. Sekadar informasi, Kelengkeng Dataran Rendah mempunyai lima jenis yaitu Pingpong, Diamond River, Kristal, Aroma Durian, dan Puang Rai.

Namun, meski mempunyai banyak keunggulan, ternyata produksi Kelengkeng Dataran Rendah baru mampu memenuhi 25% kebutuhan pasar lokal. Mengingat, pasar kelengkeng masih dibanjiri dan dikuasai oleh kelengkeng impor.

Hal ini terjadi, karena kurangnya pengetahuan petani akan cepatnya pertumbuhan dan kemajuan di bidang teknologi pertanian. Untuk itu, menurut Ikhsan, dinas pertanian harus melakukan penyuluhan dan memberikan bibit unggul kepada para petani. Selain itu, juga memberdayakan lahan-lahan kosong.

Di sisi lain, belum banyak yang mengebunkan tanaman ini. Kendati, banyak yang berminat. Setidaknya, hal itu terlihat dari banyaknya permintaan di nursery yang berdiri sejak tahun 2007 ini, yang pernah mencapai 500 pohon/bulan.

Dengan demikian, dilihat dari sisi bisnis, sarjana ekonomi manajemen dari Universitas Semarang ini menambahkan, hal ini berarti peluangnya masih terbuka sangat luas. “Dengan kata lain, prospeknya sangat bagus,” pungkas kelahiran Blora, 13 April 1985 ini.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …