Home / Inovasi / Cara Lain Mengonsumsi Buah

Cara Lain Mengonsumsi Buah

Puree (Bubur Buah)

(Puresso)

 

Mengonsumsi buah segar setiap hari, seringkali membosankan. Tapi, kini, Anda bisa mencoba cara lain yakni dalam bentuk bubur buah atau puree. Meski bisa dibuat sendiri, namun kalau tidak mau repot, bisa membelinya dalam bentuk instan seperti puree bermerek Puresso

 

e-preneur.co. Smoothies adalah minuman yang dibuat dari aneka buah-buahan, yang dicampuri susu atau yoghurt, lalu di-blender hingga lembut. Secara tekstur, smoothies lebih mirip bubur buah ketimbang jus buah.

Namun, ada sedikit perbedaan antara smoothies dengan bubur buah atau puree. Sebab, puree berasal dari daging buah yang digiling hingga halus dan tidak dicampuri apa pun.

Baik smoothies maupun puree merupakan minuman sehat. Lantaran, mengandung banyak nutrisi buah yang notabene bermanfaat bagi tubuh. Cocok bagi mereka yang ingin melakukan diet sehat atau mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi dan serat setiap hari.

Selain iti, smoothies maupun puree bisa dibuat sendiri di rumah. Tapi, jika dirasa merepotkan, Anda bisa membelinya dalam bentuk instan.

Namun, Anda harus tetap memperhatikan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Mengingat, makanan atau minuman instan biasanya mengandung bahan pengawet.

Sholeh Kurdi yang memproduksi puree bermerek Puresso juga mengetahui tentang hal itu. Karena itu, produksinya sama sekali tidak memakai bahan pengawet.

Ia membuat berbagai macam puree dari mangga, jambu biji, sirsak, nanas, strawberry, jeruk nipis, dan tamarind (asam jawa, red). Sementara untuk mengawetkannya, dilakukan proses pasteurisasi atau proses pemanasan untuk membunuh mikroorganisme.

“Saya ingin membuktikan idealisme saya dalam memproduksi minuman segar dan menyehatkan. Artinya, berbahan baku buah asli dan tanpa pengawet. Karena, selama ini, sudah banyak minuman yang beredar di pasaran hanya dengan essence rasa,” kata Sholeh.

Puresso diawetkan melalui proses pasteurisasi atau proses pemanasan untuk membunuh mikroorganisme

Komitmen tersebut, ia buktikan dengan menyanggupi pesanan khusus dari para pelanggan. Ya, Sholeh memenuhi permintaan konsumen untuk memodifikasi puree. Dalam arti, tekstur dan rasa puree disesuaikan dengan selera konsumen.

Padahal, untuk skala pabrikan, produsen biasanya akan mengunci takaran bahan bakunya. Sehingga, sulit untuk diubah-ubah.

“Bila konsumen menghendaki puree lembut atau lebih bertekstur, semuanya bisa diatur. Saya tinggal menyesuaikan saat proses penyaringan saja. Bahkan, jika menghendaki puree tanpa tambahan apa-apa juga saya bolehkan. Misalnya, rasa asam atau manis yang dominan,” ujarnya.

Tapi, ia menambahkan, biasanya penyimpanan dan pengirimannya dalam kondisi beku. Puree akan bertahan selama 6−12 bulan bila disimpan dalam suhu 2ºC−4ºC.

Untuk mengonsumsinya, konsumen tinggal mencairkannya kembali tanpa perlu kuatir kadar nutrisi, serat, dan vitaminnya berkurang. Dan, bila konsumen menginginkan rasa yang lebih manis, tinggal menambahkan air gula.

Puresso tersedia dalam tiga kemasan botol berukuran 1 liter, 5 kg, dan 20 kg. Sementara harga jualnya fluktuatif atau mengikuti musim buah.

Untuk bahan bakunya, Sholeh memperolehnya dari para petani setempat. Ya, ia memang tidak memakai buah dengan kualitas utama, yang biasanya dipasarkan untuk dikonsumsi langsung.

Ia lebih memilih memakai buah dengan kualitas level 2 dan dalam kondisi yang masih baik. Menurutnya, selama buah itu tidak rusak, maka kandungan nutrisinya pun tidak berkurang.

“Saya membantu petani untuk mengolah buah grade 2 atau 3 agar tidak terbuang. Jadi, buah-buahan yang diolah tidak harus buah superior. Selama buah itu masih utuh dan tidak ada ulat buahnya, maka masih bisa digunakan,” jelasnya.

Selama proses produksi, ia melanjutkan, buah akan disortir kembali. Sehingga, konsumen tidak perlu kuatir buah yang digunakan buah busuk.

Sholeh juga menjamin dengan proses yang memakai teknologi canggih, Puresso aman untuk dikonsumsi. Bahkan, dokumen perizinan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan Departemen (sekarang: Kementerian, red.) Kesehatan pun sudah ia kantongi, demikian pula dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia untuk label halal yang selalu ia perpanjang setiap dua tahun.

Demi memenuhi kebutuhan pasar yang mencapai 2 ton lebih/bulan, Sholeh mesti memproduksi Puresso sebanyak 300 kg−500 kg per hari jika tidak sedang musim buah. Sebaliknya jika sedang musim buah, ia mampu memproduksi 1 ton−1,5 ton per hari, yang sebagian ia jadikan persediaan untuk penjualan sampai musim buah berikutnya.

Sholeh memasarkan Puresso melalui tokonya sendiri, selain memasok untuk diolah lagi oleh pabrik jus. “Untuk pemasarannya, saya memakai sistem PO (Purchase Order, red). Jadi, saya mengirim langsung Puresso ke pabrik jus. Sementara untuk ritel, dilayani toko saya,” jelasnya.

Melalui usaha puree ini, di samping membantu para petani setempat, ia juga bisa mengantongi laba kotor hingga 80% dari omset per bulan. “Biaya produksinya sedikit. Karena, harga buah dari petani juga sudah murah. Apalagi, saat musim buah. Jadi, keuntungannya lumayan besar,” pungkasnya.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …