Sate Kerang Rahmat Toha
Yang tradisional, sekali pun masih banyak yang mencari, lama-kelamaan akan tergerus oleh moderenisasi. Kecuali, jika mampu melakukan banyak hal agar bisa terus bertahan. Seperti, yang dilakukan Rahmat dan Toha dengan usaha sate kerang mereka
e-preneur.co. Kuliner tradisional akan semakin tergerus zaman. Kecuali, jika si pemilik usaha memiliki ide kreatif.
Sehingga, makanan yang terkesan kuno dapat dikembangkan menjadi makanan moderen dan eksklusif. Dan, inilah yang dilakukan Rahmat Effendi, pemilik usaha Sate Kerang Rahmat Toha di Medan, sejak Januari 2012.
Usaha sate kerang ini dibangun pada tahun 1957 oleh Turkiah. Saat itu, makanan ini disajikan apa adanya dan dijajakan di sekitar tempat tinggalnya, Jalan PWS, Medan.
Lokasi ini, kemudian dikenal dengan sebutan Gang Kerang. Sebab, dulu, hampir semua warganya berpenghasilan dari berjualan sate kerang.
Ketika sang Bunda meninggal, usaha andalan keluarga ini dipegang oleh Rahmat dan diberi nama Sate Kerang Rahmat. Rahmat ingin sate kerang mereka bisa disejajarkan dengan oleh-oleh Medan lainnya, yang sudah mempunyai nama.
Setelah berembug dengan Kakaknya untuk mengembangkan sate kerang mereka dengan level rasa dan kemasan yang lebih baik, terciptalah sebuah produk kuliner sate kerang yang bagus di kemasan dan apik di rasa. Untuk itu, Rahmat menggunakan Kerang Bulu berkualitas super dan tanpa pasir.
“Saya sangat selektif memilih kerang. Terutama, untuk ukurannya yang harus besar. Karena, dalam satu tusuk berisi 3−4 kerang,” ujar Rahmat.
Kini, ia sudah mampu memproduksi sebanyak 60 kg kerang/hari, yang setelah diolah menjadi 500–600 tusuk sate. Sementara untuk bumbunya, ia menyediakan tiga varian rasa yaitu original, manis−pedas, dan pedas.
“Harga kerang kadang gila-gilaan. Tapi, Alhamdulillah selalu saja ada pelanggan setia yang tidak mempermasalahkan harga. Satu di antaranya yaitu pelanggan dari Jakarta, yang setiap kali ke Medan selalu mampir ke sini. Ia bisa membeli sampai 50 kotak,” ungkap Rahmat, yang mengaku jika kebanyakan pembelinya dari kalangan menengah ke atas.
Sate Kerang Rahmat Toha bukan cuma bisa dipesan atau disantap di warungnya, melainkan juga dipesan via online, twitter, dan BBM
Ya, meski mahal, pelanggannya tidak lari. Bahkan, saat ini, 80% pelanggannya datang dari luar kota yang order by request terlebih dahulu.
Sate kerang yang dalam pemasarannya juga menggunakan twitter dan BBM (BlackBerry Messenger) ini, sudah bisa dibawa lintas provinsi, bahkan luar negeri, tanpa kuatir bentuk dan bumbunya berserakan. Sebab, makanan ini dikemas dalam kotak berbentuk persegi dan dialasi aluminium foil, juga daun pisang agar aromanya terjaga.
Dengan kemasan seperti itu, sate ini juga bisa bertahan selama 12 jam, kendati tanpa bahan pengawet. “Sate ini sudah sampai Batam, Jakarta, Bandung, juga Papua, di samping Singapura dan Malaysia yang dikirimkan dengan pesawat,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk mengembangkan usaha ini dalam skala lebih besar, Rahmat menggandeng Toha, sahabatnya. Berkaitan dengan itu, usaha ini berganti nama dari Sate Kerang Rahmat menjadi Sate Kerang Rahmat Toha.
Berikutnya, Sate Kerang Rahmat Toha memindahkan dagangan mereka di tempat baru yakni di pinggir jalan besar di pusat kota. Tepatnya, di Jalan Kruing, Sekip, Medan Petisah, Medan. Di sini, Sate Kerang Rahmat Toha bisa memanjakan pengunjungnya dengan kenyamanan.
Maksudnya, pelanggan tidak lagi hanya bisa memesan untuk dibawa pulang, tapi juga bisa bersantap di tempat sambil duduk dan ngobrol. Bukan cuma itu, Sate Kerang Rahmat Toha menyediakan pula menu tambahan, di antaranya nasi goreng kerang.
Ke depannya, Rahmat berencana membuka cabang di Jalan Mojopahit, sebuah lokasi yang menjadi sentra toko oleh-oleh khas Medan. “Itu impian saya. Kita tunggu saja momennya. Untuk saat ini, saya tidak mau menjadi nomor satu, tapi ingin menjadikan sate kerang ini sebagai bagian dari oleh-oleh Medan saja,” ujarnya.
Sekarang, Sate Kerang Rahmat Toha sudah masuk jajaran top five. Mengingat, bisnis makanan fresh atau seafood belum ada yang bisa dibawa ke mana-mana tanpa pengawet. “Karena itu, saya terus optimis,” pungkasnya.