Home / Kiat / Pemasaran Stabil Tanpa Kiat Apa pun

Pemasaran Stabil Tanpa Kiat Apa pun

Sabun Sereh Sando

 

Banyak pelaku usaha yang dalam rangka mempertahankan usaha mereka, melakukan banyak strategi. Namun, CV Sando yang hanya memproduksi sabun sereh dan dilakukan secara tradisional tidak melakukan upaya apa pun. Meski begitu, sabun serehnya selalu diserap pasar dan usaha yang dibangun sejak tahun 1940 itu masih berdiri kokoh di tempatnya semula

 

e-preneur.co. Banyak jalan menuju Roma. Banyak kiat yang dilakukan para pelaku usaha agar usaha mereka, setidaknya, bertahan. Tapi, hal itu tidak dilakukan oleh CV Sando yang berlokasi tak jauh dari Balai Desa Wonokriyo, Gombong, Jawa Tengah.

Didirikan pada tahun 1940 oleh Lie Tjay An bersama dengan saudara-saudara kandungnya. Usaha yang dinamai An Chi Hin ini bergerak dalam bidang pembuatan sabun mandi, baik sabun mandi wangi yang berwarna merah, kuning, dan hijau maupun sabun sereh, serta sabun cuci baju yang masing-masing diberi merek Roemah Gedong, Kindjeng, dan Sepeda.

Dalam perjalanannya, Lie Tjay An pecah kongsi dengan saudara-saudaranyanya. Bapak dua anak ini bertahan dengan usahanya. Tapi, ia mengerucutkan produknya menjadi hanya sabun sereh yang diberi “merek” Kindjeng. Bukan cuma itu, melainkan An Chi Hin pun berubah menjadi CV Sando. Sehingga, sabun serehnya pun lebih dikenal dengan “merek” Sando.

Berapa pun sabun sereh yang diproduksi CV Sando akan diserap pasar, tanpa perlu melakukan aksi apa pun

“Saya mulai bekerja di sini pada tahun 1989. Jadi, saya tidak tahu mengapa pendiri perusahaan ini (Lie Tjay An) tidak lagi bekerja sama dengan saudara-saudaranyanya, lalu mengapa hanya memproduksi sabun sereh, dan kapan usaha ini memakai nama CV Sando,” kata Iin, mandor pada perusahaan ini yang mendampingi Rico, sang cucu menantu yang kini membantu mengelola CV Sando.

Berbicara tentang keunggulan sabun sereh Sando hingga dipertahankan produksinya, menurut Iin dan Rico, lantaran sabun ini mampu menghaluskan kulit, menghilangkan gatal-gatal, menghilangkan flek di wajah, serta menghilangkan bau amis, biang keringat, dan bau badan. “Ini pernyataan dari para pelanggan kami, terutama yang dari Cilacap,” ujar Rico.

Sementara dari sisi produksi, CV Sando mempertahankan konsep berproduksinya secara tradisional (manual) dan menggunakan bahan baku berbasis potensi lokal. Salah satunya, menggunakan minyak kelapa yg dibeli dari petani di Kebumen Selatan. Selain itu, menggunakan sereh yang khusus untuk membuat sabun yang dipasok dari luar kota. “Juga tidak ada tambahan bahan apa pun, seperti pewangi atau pemutih,” lanjutnya.

Sementara dari sisi produksi, berbasis pemesanan. “Kami tidak pernah menghitung berapa banyak kami berproduksi setiap bulannya. Semuanya tergantung pesanan dan hasil pemotongan (berbentuk bundar atau kotak, red.). Yang jelas, setiap hari kami berproduksi untuk memenuhi pesanan,” ucap Iin.

Demikian pula dari sisi penjualan. Sebagian besar pesanan datang dari luar kota seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Banten, dan lain-lain. Untuk di Gombong, hanya dapat diperoleh di dua toko.

Rata-rata pemesanan sebanyak 50−100 kardus di mana per kardus berisi 15 pak untuk yang berbentuk kontak dan 12 pak untuk yang berbentuk bundar. Harga per kardus dibanderol Rp320 ribu untuk sabun sereh berbentuk kotak dan Rp300 ribu untuk yang berbentuk bundar.

Dalam satu pak, berisi enam sabun sereh berbentuk kotak (bisa juga berisi 12 sabun jika sabun sereh berbentuk kotak itu dipotong menjadi dua, red.) dengan harga eceran Rp25 ribu/pak. Sedangkan untuk yang berbentuk bundar, dalam satu kemasan terdapat enam sabun dengan harga eceran Rp15 ribu/pak. Namun, perlu ditegaskan di sini bahwa CV Sando tidak menerima pesanan dan menjual eceran.

“Penjualan lebih banyak dilakukan di luar Gombong. Karena, menurut masyarakat setempat, sabun ini kan biasanya digunakan untuk memandikan jenazah. Lha ini kok untuk mandi orang yang masih hidup,” ungkap Iin.

Di sisi lain, ia menambahkan, masyarakat Gombong memang tidak biasa menggunakan sabun sereh, berbeda dengan masyarakat luar kota. Orang-orang Gombong juga belum mengetahui manfaat menggunakan sabun sereh.

Kini, CV Sando dikelola oleh menantu perempuan, serta cucu-cucu dan cucu menantu. Perusahaan ini, juga membawahi 13 karyawati dan empat karyawan berumur rata-rata 40an tahun. Mereka menggantikan para karyawan/wati sebelumnya yang sudah sepuh atau bahkan meninggal.

“Dari saya mulai bekerja di sini hingga sekarang, pemasarannya bagus, stabil. Berapa pun yang diproduksi akan diserap pasar tanpa perlu melakukan aksi apa pun,” pungkas Iin, mantap.

 

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …