Home / Agro Bisnis / Imut Hewannya, Besar Nilai Bisnisnya

Imut Hewannya, Besar Nilai Bisnisnya

Sugar Glider

 

Memelihara binatang peliharaan yang tidak lazim dipelihara bukan lagi aktivitas yang aneh. Seperti Sugar Glider, yang bentuk fisiknya saja masih awam. Tapi, ternyata, binatang yang dijuluki pocket pet ini bukan cuma layak dipelihara, melainkan juga bernilai bisnis tinggi

 

Profit bisnis penjualan Sugar Glider bisa berlipat dalam waktu yang cukup singkat, jika maksimal dalam pengembangbiakkannya

 

e-preneur.co. Sugar Glider (Latin: Petaurus Breviceps, red.), saat ini sedang digemari oleh mereka yang ingin memiliki hewan peliharaan yang berbeda dari yang lain. Dikatakan begitu, sebab SG, begitu singkatan populernya, memiliki bentuk mungil dan lucu, serta wajah yang menggemaskan.

Sementara secara fisik, menyerupai tupai tapi lebih kecil dan memiliki kantung di perutnya. Selain itu, ia bukan hewan pengerat, seperti halnya tupai, melainkan hewan Marsupialia dengan daerah endemik Papua dan Australia.

“SG adalah hewan nocturnal atau aktif di malam hari. Di alam liar, dia merupakan hewan omnivora atau pemakan sari bunga dan binatang-binatang kecil. Tapi, SG yang dipelihara di rumah, biasanya diberi makan makanan bayi yang dicampur dengan madu,” jelas July, peternak SG di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Banyak orang memilih binatang ini sebagai binatang peliharaan, July melanjutkan, karena bentuknya yang menggemaskan. “Di samping itu, berbeda dengan tupai, SG memiliki kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang luar biasa. Hal inilah, yang menjadi keunggulan lain SG,” ungkap kelahiran Jakarta, 17 Juli 1982 ini.

Daya tarik lainnya yaitu warna bulunya yang berpola. Warna bulu SG yang umum beredar di pasaran yaitu Black Beauty/Grey. Sementara dilihat dari jenisnya, SG impor memiliki jenis White Face, White Tip, Platinum, maupun Albino yang memiliki harga jual tinggi.

Jauh sebelum menjadi domestic pet di negeri sendiri, July menambahkan, SG terlebih dulu terkenal di mancanegara. Lantaran dipopulerkan oleh artis Hollywood, Paris Hilton, pada tahun 1999.

“Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, SG dikenal dengan istilah pocket pet. Karena, bentuknya mungil dan mudah dibawa ke mana-mana. Umumnya, pecinta SG membawanya dalam kantong kecil yang menyerupai wadah handphone,” jelas July, yang memulai menternakkan SG tahun 2004.

Ironisnya, kalau boleh dibilang begitu, ia melanjutkan, sebagai negeri endemik SG, Indonesia justru jauh ketinggalan. Hal inilah, yang kemudian membuatnya menekuni pembiakan SG.

“Pertama kali beternak SG, cukup besar tantangannya. Tapi, justru kegagalan itulah yang lalu memacu saya untuk belajar dan belajar lagi. Beruntung, saat itu, harga indukan SG masih cukup murah di pasar hewan dan itu pun belum sebanyak sekarang,” kisahnya.

Jika ingin mengembangbiakkan SG, ia menyarankan, bisa dimulai dari memilih indukan yang sudah berusia 1−5 tahun. Karena, pada usia itu, di samping nutrisi atau pakan yang diberikan, hewan yang dijuluki Tupai Terbang ini sudah bisa berkembang biak dengan maksimal.

SG betina melahirkan dua kali dalam setahun, dengan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan 1−2 ekor (terkadang 3−4 ekor, red.). Keberhasilan anakan SG dari lahir hingga tumbuh dewasa sekitar 80%. Hal inilah, yang membuat pembiakkannya semakin menggiurkan.

Di sisi lain, perawatan yang simple, tempat hunian yang tidak ribet, serta harga makanannya yang cukup murah menjadikannya alternatif bisnis yang mulai dilirik banyak orang. Apalagi profit-nya bisa berlipat dalam waktu yang cukup singkat, jika maksimal dalam pengembangbiakkannya.

“Dalam menternakkan SG, tidak membutuhkan ruang yang besar. Cukup dengan kandang hamster yang dialasi serbuk kayu,” ujar sarjana komputer dari STTIK Meridian, Jakarta, ini.

Dari segi pasarnya, saat ini, masih terbuka lebar. Selain untuk memenuhi pasar lokal, SG juga bisa diekspor ke luar negeri. Permintaan pasar lokal maupun internasional sama-sama besar. Hal ini pulalah, yang membuat bisnis pembiakan SG memberi profit yang luar biasa.

Dengan dasar ini pula, July menggarap pasar SG secara total. Pasar online dan komunitas diliriknya guna memasarkan SG-nya. Sebab, selama ini, banyak pembeli yang membeli SG melalui media online.

Selain itu, meningkatnya jumlah komunitas penghobi SG di kota-kota besar juga menunjukkan jika demand hewan yang mampu hidup hingga usia 15 tahun ini, semakin meningkat. Nah, sudahkah terpikir untuk mencoba membiakkan SG sebagai bisnis sampingan atau bahkan bisnis utama?

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …