Car Spa & Rempah
Bisa membangun lebih dari satu bisnis dalam satu tempat atau yang dikenal sebagai one stop shopping merupakan keinginan sebagian besar pebisnis. Namun, acapkali mereka terlalu menonjolkan bisnis yang satu dan mengabaikan bisnis yang lain. Imbasnya, bisnis yang semula dimaksudkan sebagai bisnis pendukung/pendamping justru menjadi duri dalam daging
Bisnis yang merupakan hasil pengembangan haruslah berkaitan dengan bisnis utama. Sehingga, terkesan one stop shopping
e-preneur.co. Seperti kita ketahui, jumlah mobil di Indonesia dari tahun ke tahun, semakin bertambah banyak. Seiring dengan itu, bisnis salon mobil juga tumbuh pesat.
Namun, beberapa pebisnis salon mobil tidak memanfaatkan kondisi ini dengan baik. Dalam arti, salon-salon mobil itu kotor, berantakan, panas, pengap, dan sebagainya. Sehingga, lebih mirip tempat ganti oli daripada pengertian salon pada umumnya. Di sisi lain, tenaga-tenaga trampil yang benar-benar mengerti bagaimana caranya merawat mobil juga masih sangat sedikit.
Situasi ini, membuat beberapa orang yang sangat mencintai mobil mereka, merasa tidak nyaman ketika harus memasukkan “kekasih” mereka ke salon mobil. Salah satu dari mereka yaitu Iman J. Harahap, Managing Director Car Spa & Rempah.
Dalam perkembangannya, ia melihat kondisi tersebut di atas sebagai celah untuk membangun bisnis sejenis. Sesuai dengan standar yang diinginkannya atau lebih daripada sekadar kualitas dan pelayanan yang baik, melainkan juga harus inovatif.
“Niat dasar saya, melakukan perawatan mobil dengan benar untuk mencapai kualitas yang baik. Selain itu, saya juga ingin menjual gaya hidup. Sebab, kebetulan saya juga suka pergi ke spa. Dua dunia yang saya cintai ini, lalu saya padukan,” tutur Iman, yang idenya mendapatkan dukungan penuh dari sang istri.
Konsep ini, kemudian dia “lemparkan” ke seorang teman. Dengan modal sekitar Rp400 juta, ide ini mereka wujudkan dalam bisnis yang dinamai Car Spa dan Rempah.
Dilihat dari konsepnya, Car Spa dan Rempah hadir bersamaan. Sedangkan dilihat dari pelaksanaannya, Car Spa muncul lebih dahulu melalui soft launching yang dilakukan pada Juni 2002.
Di saat yang sama, Rempah yang merupakan spa untuk orang masih dalam taraf pembangunan. Lantas, pada Agustus 2002, Car Spa dan Rempah secara bersama-sama melakukan grand opening.
“Kami pikir, kami harus bisa terus menghidupkan Car Spa. Tapi, kami yakin tidak bisa hanya mengandalkan pemasukan dari Car Spa, melainkan juga konsumen di luar itu. Karena itulah, kami membangun Rempah,” jelasnya.
Pada dasarnya, Iman menambahkan, Car Spa sama dengan salon mobil yaitu membersihkan dan mempercantik mobil. Tapi, Car Spa yang memiliki tagline “Think Restoration” ini, tidak bermaksud merestorasi mobil tua menjadi mobil baru dengan dicat misalnya, melainkan cuma mempercantik mobil tersebut hingga menjadi seperti baru kembali, dengan sistem pengerjaan yang sangat detil.
Contoh, pada umumnya, untuk membersihkan mobil biasanya salon mobil menyemprotnya dengan air, sedangkan Car Spa menggunakan kuas. Contoh lain, dengan alasan agar semua bagian mobil bersih, salon mobil akan membuka semua bagian mobil. Sedangkan Car Spa, melakukan perawatan secara maksimal dengan tetap menjaga keasliannya.
“Sehubungan dengan hal ini, mereka yang datang ke Car Spa biasanya orang-orang yang sangat menyayangi mobilnya, serta menginginkan mobilnya terjaga dan terawat dengan baik. Celah inilah yang saya ambil,” ucap Iman yang menggunakan 3M, produk perawatan mobil dari Amerika Serikat yang dipakai 95% produsen mobil di seluruh dunia.
Sementara Rempah yang terletak di lantai atas bangunan yang terletak di kawasan Terogong, Jakarta Selatan, ini menyuguhkan aromatherapy body massage, traditional body scrub, creambath, dan foot massage. Spa yang pada awalnya hanya ditujukan bagi konsumen Car Spa ini mempunyai empat ruangan untuk pijat, dua tempat untuk creambath, dua tempat untuk refleksi, dan beberapa kamar mandi yang semuanya ditata dengan gaya tradisional Jawa.
Dalam perkembangannya, 60% pengunjung Rempah berasal kalangan ekspatriat baik pria maupun wanita. Dalam pelayanannya, konsumen pria dan wanita ini dipisahkan oleh kamar-kamar dalam jarak yang cukup jauh.
Namun, ternyata, dari segi pemasukan, kehadiran Rempah tidak begitu menunjang kehadiran Car Spa. “Di satu sisi, Car Spa merupakan bisnis utamanya. Jadi, mereka datang memang untuk Car Spa. Di sisi lain, mewujudkan dua bisnis yang berbeda itu sulit. Karena, motivasinya berbeda, yang satu menyediakan fasilitas perawatan mobil, sedangkan yang lain menawarkan relaksasi,” paparnya.
Sekadar informasi, setiap hari, Rempah menerima sekitar dua pengunjung. Sedangkan Car Spa, menerima 5−6 mobil.
Iman pun menyarankan, jika ingin mengembangkan bisnis, yang harus dilakukan, pertama, fokus pada bidang yang dikerjakan. Kedua, bisnis yang merupakan hasil pengembangan haruslah berkaitan dengan bisnis utama. Sehingga, terkesan one stop shopping.
Sebab, pada dasarnya, menggabungkan dua bisnis menjadi satu itu sangat sulit. Kemungkinan keduanya sukses, kecil sekali. Di samping itu, pemasukan terbesar tetap datang dari bisnis utama. “Meski begitu, dengan persaingan yang semakin ketat, pengembangan produk harus terjadi!” tegasnya.