Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino
Belum ke Kebumen, kalau belum menyantap Sate Ambal. Ya, sate ayam ini memang salah satu ikon Kebumen. Sebab itu, di sepanjang jalan di Desa Ambal akan dijumpai berbagai tempat makan yang menjual Sate Ambal, dari warung hingga resto di mana salah satunya yakni Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino
Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino ingin membuat para pengunjung merasa nyaman, plus harga menu yang terjangkau
e-preneur.co. Berbicara tentang Ambal, maka yang terlitas dalam benak adalah sate. Ya, kecamatan di pesisir selatan Kebumen itu sejak dulu kala telah menjadi sentra sate ayam.
Namun, ternyata, dulu, bukan daging ayam yang dijadikan sate, melainkan daging bebek dan entok. Mengingat, saat itu, kedua unggas tersebut yang ada di wilayah ini.
Setelah Sate Ambal dipegang oleh generasi ketiga atau keempat, dengan alasan moderenisasi dan menghidangkan entok dan bebek dianggap sudah tidak etis, maka digantilah dengan ayam. Selain itu, secara umum, ayam lebih mudah dicari dan rasanya lebih bisa diterima konsumen.
Sementara ayam yang digunakan bisa berupa ayam kampung, ayam ras, atau campuran keduanya. Selanjutnya, sebelum dibakar, daging ayam direndam dalam campuran berbagai rempah-rempah yang telah diulek (dihancurkan), selama beberapa waktu. Proses ini, selain membuat bumbu meresap, juga membuat daging ayam berada dalam kondisi setengah matang.
Untuk bumbunya, digunakan tempe rebus yang kemudian dihancurkan dan dicampur dengan ulekan berbagai rempah-rempah plus Gula Jawa. Bumbu ini sangat manis, di samping ada rasa gurih, tapi tidak pedas. Jika konsumen ingin rasa pedas, maka akan disedikan sambal kecap (kecap plus potongan-potongan cabe rawit, red.).
Bumbu yang berwarna kecokelatan ini, dihidangkan terpisah dari satenya yang semuanya daging dan dalam potongan yang relatif besar, serta berwarna kekuningan. Uniknya, daging Sate Ambal dapat dimakan begitu saja alias tanpa bumbunya. Rasanya? Enak, tentunya.
Pada awalnya, Sate Ambal dijajakan dengan cara dipikul sambil menyusuri jalan. Dalam perkembangnya, atas keinginan konsumen yang ingin makan dengan nyaman, sate ini pun dijajakan dalam bentuk warung makan, dan akhirnya menjadi resto.
Adalah Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino, yang berlokasi di Jalan Daendels, Ambal. “Saya membangun resto ini, karena ingin membuat para pengunjung merasa nyaman. Misalnya, dengan menyediakan 10 kamar mandi bersih yang terpisah antara pria dan wanita. Mengingat, dulu, setiap kali pengunjung akan numpang ke kamar mandi, mereka hanya akan menemui satu atau dua kamar mandi dan kadangkala kurang layak. Padahal, pengunjung yang datang banyak, bisa satu bus atau beberapa keluarga. Imbasnya, terjadi antrean panjang,” tutur Haji Tino, pemilik Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino.
Bukan cuma itu, melainkan karena sempitnya warung makan Sate Ambal yang dituju, pengunjung makan dengan tidak nyaman. “Sudah capek, makan tidak nyaman lagi. Karena itu, saya mendirikan resto ini juga untuk memfasilitasi para pengunjung. Sehingga, mereka bisa makan dengan santai, bisa beristirahat, anak-anak juga bisa bermain-main di sekitarnya,” lanjutnya.
Di samping itu, resto yang memiliki lahan depan seluas 27 m² dan lahan belakang seluas 95 m² ini juga mempunyai lahan parkir yang mampu menampung 100 mobil pribadi, menyediakan musholla, meeting room, dan ruang makan dengan 200 meja (1 meja = 4−6 kursi, red.).
“Saat lebaran, banyak mobil mewah yang masuk ke sini. Mereka hanya ingin beristirahat sejenak. Meski begitu, kami memberi pelayanan yang terbaik dengan harapan ke depannya mereka mampir lagi,” jelas Kepala Desa Ambal sejak tahun 2007 ini.
Dengan demikian, konsumen yang disasar adalah para wisatawan dan pengunjung dari kalangan menengah ke atas. Meski begitu, harga sate tidak berbeda dengan berbagai warung sate yang bertebaran di Ambal.
“Kami memiliki paguyuban sate yang dinamai Trah Samikin. Kami memiliki kesepakatan untuk harga sate yakni Rp18 ribu/porsi (1 porsi = 10 tusuk, red.)” ujarnya. Bila Anda ingin menyantapnya dalam satu paket yang terdiri dari seporsi sate, ketupat, dan teh manis panas, maka Anda hanya merogoh kocek Rp25 ribu.
Imbasnya, Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino yang juga menyediakan tempe medoan, cah kangkung, sate kambing, sop iga, sop ceker, sop daging, dan lain-lain ini, ramai pengunjung saat lebaran. Hingga, mampu membukukan omset (kotor) mencapai Rp400 juta/hari dan menolak pengunjung.
Namun, omset tersebut tidak hanya dikumpulkan oleh Resto & Rest Area Sate Ayam Ambal Pak H. Tino. Mengingat, Haji Tino memiliki tiga tempat makan Sate Ambal yang lain dengan konsep yang berbeda-beda yakni pikulan, dengan gerobak, dan dalam bentuk warung makan.
Prospeknya? “Sate Ambal tidak akan pernah suram sampai kapan pun. Bahkan, posisinya semakin bagus. Buktinya, banyak pihak di luar Ambal sudah berusaha mencontoh. Tapi, rasanya tetap tidak bisa menyamai yang asli,” pungkasnya.