Home / Senggang / LifeStyle / Tabrak Warna dalam Sebastian Gunawan Couture 2019

Tabrak Warna dalam Sebastian Gunawan Couture 2019

Cromia

 

Dalam setiap peragaan tahunan label Sebastian Gunawan Couture, selalu ada unsur baru untuk rancangan yang senantiasa mencitrakan gambaran keindahan wanita feminin, elegan, dan moderen dalam balutan kemewahan yang menjadikannya berkelas

 

e-preneur.co. Melalui tangan kreatif dan produktifnya, perancang busana Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese menawarkan makna baru dan rasa emosional pada warna, untuk mencitrakan gambaran wanita berkelas itu dalam koleksi busana bertajuk Cromia. Cromia berasal dari kata chiroma yang bermakna kemurnian atau intensitas warna. Sedangkan, dalam Bahasa Yunani disebut khiroma yang berarti warna.

Cromia juga bercerita tentang gagasan mode terkini, yang terinspirasi karya-karya pelukis Henri Matisee (1869−1954). Pelukis Prancis era Post-Impressionist ini, memimpin gerakan fauvism atau pemberontakan atas kelaziman warna, misalnya pohon menjadi berwarna merah, tanah berwarna ungu, atau figur orang menjadi biru untuk menggambarkan perasaannya.

“Keberanian Matisee dalam menabrakkan warna pada karyanya, serta bentuk dua dimensi yang kuat dan berpola, menginsiprasi kami untuk menginterpretasikannya dalam deretan busana yang penuh nuansa,” kata Sebastian Gunawan. “Selain bentuk, kami juga mengeskploitasi warna-warna berseberangan yang menggelitik mata, tidak harmonis, sekaligus liar tapi terlihat indah secara hakiki,” tambah Cristina Panarese.

Terinsiprasi oleh keberanian pelukis Prancis Henri Matisee dalam menabrakkan warna dalam karyanya, lahirlah Sebastian Gunawan Couture 2019

Koleksi Cromia dipresentasikan secara massif dari paduan palet warna kontemporer, misalnya memadankan ungu dengan oranye kemerahan, kuning kenari dengan biru muda, hijau pupus dengan oranye, hijau dengan putih yang dihadirkan dalam komposisi yang berani. Atau, warna ungu, hijau, nude, biru  merah, tosca yang berdiri sendiri. Atau, bermotif bunga dengan bentuk dua dimensi yang naif maupun dengan teknik digital printing di atas bahan.

Parade warna juga hadir dari berbagai bahan, dari tulle yang tipis, taffeta, tweed, hingga yang tebal seperti lame matelasee, mikado, jaquard yang tersaji dalam keragaman potongan dan siluet busana yang tidak biasa. Misalnya,  potongan kemeja yang lumrah dibuat di atas bahan yang bertekstur tebal, kini digarap di atas bahan super tipis seperti tulle yang ditumpuk-tumpuk hingga menjadi “tebal” dengan pola lurus yang tidak terduga.

Sementara teknik melipat, menekuk, dan menyusun bahan yang telah ditampilkan pada tahun lalu, dikembangkan lebih jauh oleh Sebastian dan Cristina dengan teknik anyar lewat karakter desain yang ringan, gaun berkonstruksi, yang dihadirkan nyaris tanpa bling-bling tapi dengan nafas mutakhir yang lebih bergaya masa kini dan mengutuhkan kemewahan khas Sebastian Gunawan. Pendek kata, koleksi 88 gaun cocktail dan gaun malam dari lini utama Sebastian Gunawan Couture 2019 yang dipersembahkan di Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta, pada 21 September lalu memperlihatkan kaliber Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese. Simak foto-fotonya yang dipersembahkan oleh Tim Muara Bagdja.

 

 

Check Also

Ketika Para Perantau Kangen dengan Kampung Halamannya

Bubur Samin Bubur Samin bukanlah makanan tradisional Solo, tapi menjadi menu takjil yang ikonik di …