Sweet Batik
Setiap saat, selalu ada bayi yang dilahirkan. Itu berarti, selalu dibutuhkan pakaian. Kebutuhan akan pakaian beriringan dengan pertumbuhan bayi-bayi tersebut. Dengan demikian, pasar akan sandang terus ada. Dengan keyakinan itu, Nissa dan Dina menapakkan dengan pasti Sweet Batik-nya
[su_pullquote]Produk untuk anak-anak merupakan produk yang potensial untuk dipasarkan[/su_pullquote]
e-preneur.co. Apa ya yang akan terjadi ketika dua Ibu muda yang memiliki hobi yang sama bersahabat? Terbentuk sebuah usaha bersama, itu jawabnya.
Seperti, persahabatan Nissa Nuraini dan Dina Savita yang diawali dari pertemuan secara online dalam sebuah milis (mailing list), pada tahun 2007. Saat itu, mereka sama-sama memiliki anak balita (di bawah lima tahun), di samping hobi yang sama yaitu menyukai kerajinan tangan dan kebudayaan. Salah satunya, batik.
Meski jarang sekali bertemu (karena saat itu masih terpisah negara, red.), tapi mereka terus menjalin komunikasi, membicarakan kesukaan dan hobi. Hingga, akhirnya, pada tahun 2010 tercetus ide untuk mendirikan usaha bersama yang berhubungan dengan anak-anak dan batik.
Untuk itu, selama setahun, mereka mengumpulkan modal awal dengan besaran masing-masing Rp500 ribu yang merupakan sisa uang belanja bulanan rumah tangga, yang lalu mereka belikan kain batik. Selain itu, mereka juga mengumpulkan ide dan brainstorming via internet.
“Pada 1 Januari 2011, lahirlah usaha pembuatan dan penjualan fashion dan asesoris untuk bayi dan anak-anak dengan batik cap sebagai bahan utamanya, dengan brand Sweet Batik,” jelas Nissa Nuraini, Direktur dan Co-owner Sweet Batik. Sementara nama Sweet Batik diambil, karena Nissa dan Dina melihat batik itu cantik dan terlihat manis (sweet), serta semakin segar dan moderen jika dipadu dengan kain lainnya.
Pada awalnya, mereka memproduksi barang dengan menjahitkan ke orang lain. Setahun berjalan, usaha pun berkembang, mulailah mereka merekrut karyawan. Selain itu, mereka juga terus menambah modal dengan menggunakan uang tabungan masing-masing dan memutar keuntungan usaha yang diperoleh.
“Mimpi kami, ingin menyebarkan keindahan Batik Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. Kami juga ingin Sweet Batik menjadi brand fashion anak-anak yang dikenal akan inovasi, tradisi, dan kualitasnya. Untuk mewujudkannya, kami membuat produk batik untuk bayi dan anak-anak yang berkualitas dari sisi desain maupun jahitan,” tambahnya.
Dengan demikian, anak-anak merupakan target market yang paling empuk dalam dunia bisnis. Lebih tepatnya, menurut Nissa, produk untuk anak-anak merupakan produk yang potensial untuk dipasarkan. Karena, setiap hari ada bayi yang lahir dan pasti membutuhkan pakaian. “Jadi, pasarnya ada terus,” kata alumnus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, ini.
Anak-anak, ia menambahkan, juga cepat sekali tumbuh. Sehingga, ukuran pakaian mereka setiap tahun berubah (semakin besar) dan membutuhkan pakaian baru.
Nissa juga mengakui jika dengan menjadikan anak-anak sebagai target market, maka ada kemudahan dalam memasarkan produk Sweet Batik. Karena, masih jarang produk batik untuk anak-anak, terutama bayi.
Sweet Batik menyediakan produk lengkap, mulai dari pakaian, asesoris, dan sepatu untuk bayi di mana produk sepatu ini menjadi best seller. Mengingat, belum banyak yang memproduksi sepatu batik khusus untuk bayi.
Semetara untuk pakaiannya, mulai dari romper untuk bayi, dress, dan kemeja berbagai macam warna dan desain. Sedangkan untuk asesorisnya, tersedia baby bib, pre walker shoes, bando, tas anak perempuan, hingga kalung untuk Ibu dan anak yang matching. Di samping itu, Sweet Batik juga menyediakan paket kado lahiran (1 set baju, bib, dan sepatu, red.).
Barang-barang yang didesain unik dan tidak pasaran ini, dibanderol dengan harga Rp35 ribu–Rp350 ribu. Dengan kapasitas produksi per bulan sebanyak 400–600 pieces di mana 80%nya diserap pasar dan sisanya dijual di bazar/pameran dengan harga diskon.
Untuk membeli produk-produk ini, bisa secara online dengan mengunjungi website (www.sweetbatik.com), twitter (@sweetbatik), facebook (Sweet Batik Indonesia), atau instagram (@sweetbatik). Bisa juga melalui beberapa reseller-nya yang tersebar di Indonesia maupun luar negeri. Atau, langsung membeli di Alun-Alun Indonesia, Nenen Baby Shop, Mima’s Closet, Transmart, dan Bali Heaven.
Menurut kelahiran Cimahi, 30 September 1983 ini, dengan memproduksi dan menjual produk untuk anak-anak berumur 0 bulan–9 tahun, omset Sweet Batik pun meningkatkan. Ia menggambarkan peningkatan omset tersebut melalui bertambahnya pelanggan baru dan pelanggan lama yang melakukan repeat order.
[su_slider source=”media: 6051,6050,6049,6053″]