Home / Inovasi / Ada Uji Lab-nya

Ada Uji Lab-nya

Salsa Perfume Refill

 

Dalam usaha perfume refill, kebanyakan pelaku usahanya lebih menonjolkan keawetan aromanya. Padahal, jika mereka bisa membuktikannya dengan kualitas, maka semahal apa pun parfum isi ulang itu, bukan masalah bagi konsumen. Dan, itulah yang dilakukan Irfi dengan Salsa Perfume Refill-nya. Sehingga, bisa memiliki tujuh outlet dalam tempo dua tahun, membukukan omset ratusan juta rupiah per bulan, dan menjangkau pasar mancanegara

 

e-preneur.co. Anda ingin memakai parfum, tapi terkendala oleh eksklusivitas parfum yang ditandai dengan harganya yang mahal? Tidak perlu kuatir. Karena, kendala ini dapat diatasi dengan kehadiran para pelaku usaha di bidang parfum isi ulang (perfume refill).

Namun, pada tahun 2012, diketahui bahwa salah satu kandungan dalam perfume refill yaitu methanol, dapat menimbulkan rasa panas seperti terbakar, alergi, ruam, bahkan kanker pada kulit. Tapi, lantaran sudah dari awal mengetahui risiko penggunaan methanol, Salsa Perfume Refill (baca: Salsa, red.) tidak menggunakannya dan menggantinya dengan ethanol.

Guna membuktikan hal itu, tentu harus ada pembuktian tersendiri. Untuk itu, Salsa menunjukkan jika ethanol yang digunakan sudah ada COA (Certificates of Analysis)nya.

Menurut Irfi Ismail, pemilik Salsa Perfume Refill, mereka yang bergerak dalam perfume refill sudah sesuai dengan standarnya, tapi belum maksimal. Sementara, Salsa justru melakukan inovasi pada standarnya yang mencakup standar produk validasi, standar keseragaman outlet, standar keseragaman kemasan, dan standar keseragaman bahan baku. Selain itu, juga melakukan inovasi berupa uji lab dan meluncurkan mobil toko untuk menjangkau seluruh masyarakat.

Selain melakukan inovasi pada standarnya, Salsa Perfume Refill juga melakukan inovasi berupa uji lab

“Namun, sebelum itu, kami melakukan inovasi pelayanan. Pelayanan yang dimaksudkan di sini, berhubungan dengan masyarakat/konsumen yang membutuhkan solusi baik mengenai jenis parfum, kebutuhan akan parfum, fungsi parfum, harga parfum, benefit dari Salsa, dan jaminan produk. Untuk itu, ada enam kelebihan yang selama ini kami gaungkan,” kata Irfi.

Pertama, memilih bahan dasar yang sudah ada IFRA (The International Fragrance Association)nya. Sementara untuk bahan campurannya, juga dilakukan uji dulu untuk mengetahui reaksinya terhadap konsumen.

“Selama enam bulan pertama kehadiran Salsa, dipenuhi oleh berbagai macam percobaan yang lalu kami catat. Saat uji suatu aroma campuran baru, kami meminta konsumen untuk mencatat. Selain itu, setiap barang kimia yang dikeluarkan oleh pabrik wajib ada COA-nya. Tujuannya, sebagai garansi bagi kami,” jelasnya.

Kedua, mengajukannya ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar masyarakat tidak dirugikan. Ketiga, sesuai dengan tagline-nya: Bahannya Aman Digunakan. Contoh, ketika menggunakan produk yang menguntungkan konsumen (baca: bahan bakunya aman, red.), hasilnya tidak seawet jika menggunakan bahan baku sebelumnya atau yang lain.

“Itu dilema yang kami hadapi. Akhirnya, kami menggunakan bahan baku yang grade-nya seperti ini, fabrikasinya ini, nama perusahaannya ini, barangnya jelas, supplier-nya jelas, tersebar di seluruh Indonesia, legalitasnya jelas, dan sebagainya. Selanjutnya, memutuskan garansi awet itu berapa jam, supaya konsumen tidak kecewa. Akhirnya, kami membuat garansi awet 5–8 jam, tapi itu batas minimal. Sebab, batas maksimalnya 2–3 hari, tergantung dari karakter bibit yang digunakan. Semakin kuat karakter bibitnya akan semakin awet,” ungkapnya.

Tapi, ia melanjutkan, jika ternyata garansi 5–8 jam untuk paket yang spesial tidak terbukti, konsumen akan mendapat gantinya sehari setelah pembelian. “Namun, fokus kami ada pada safety-nya,” tambah pria, yang tidak menyelesaikan kuliahnya ini.

Keempat, Salsa memberi satu harga. “Pada umumnya, jika kita menyukai Bvlgari, misalnya, lalu ingin membeli Hugo, maka harganya berbeda. Hal itu, akan mengurangi keinginan orang untuk berbelanja. Solusinya, kami memberikan satu harga,” ucapnya.

Kelima, memberi garansi jika bibitnya murni. Maksudnya, kemasan dari pabrik itulah yang dikirimkan ke seluruh outlet. “Secara fisik, hal itu bisa dibuktikan yaitu tidak kental, kalau digosok tidak berubah aromanya, dan lain-lain. Hal ini, kami sampaikan ke konsumen. Karena, kebanyakan yang datang ke outlet kami mengatakan bahwa produk kami mahal,” lanjutnya. Sebagai gambaran, rata-rata harga pasaran 1 ml parfum isi ulang Rp1.000,- hingga Rp7.000,-. Sementara di Salsa Rp3.500,-.

Keenam, Salsa menyediakan free member dalam bentuk reward. Dalam arti, untuk pembelian dengan kelipatan Rp25 ribu akan mendapat satu stempel. Setelah terkumpul 10 stempel, dapat ditukarkan dengan satu parfum gratis dalam ukuran 10 ml dengan aroma apa pun dan berlaku di semua outlet Salsa.

Sekadar informasi, Salsa yang hadir pada Februari 2012 dengan modal menggadaikan rumah sebesar Rp118 juta, berkembang menjadi tujuh outlet hanya dalam tempo dua tahun (kini, 11 outlet di Batam, 4 outlet di Pekanbaru, dan 1 outlet di Tangjung Pinang, red.). Dari outlet-outlet tersebut, rata-rata dibukukan omset ratusan juta rupiah per bulan. Dan, hal ini terjadi setelah Salsa memberitahu konsumen tentang uji lab yang dilakukan.

“Target berikutnya, membukukan omset milyaran rupiah per bulan dan dan menawarkan franchise yang dikontrol dengan sistem online dari Telkom,” ungkap Irfi, yang membangun usahanya di Komplek Ruko Nagoya Garden Phase, Seraya, Batam.

Namun, tidak berarti Salsa tidak mempunyai kendala. Kendala tersebut berupa belum mampu memenuhi permintaan dari luar Batam, seperti Vietnam, Singapura, dan lain-lain. Ya, konsumen Salsa kebanyakan memang dari luar negeri, sama halnya dengan para pesaingnya yang datang dari luar negeri.

Prospeknya? “Sangat bagus dan menguntungkan. Berdasarkan asumsi saya, ada perputaran uang milyaran rupiah per bulan di bisnis ini di Batam. Sebab, menurut perhitungan saya, di luar outlet-outlet kami, ada puluhan outlet lain di Batam. Jika dari puluhan outlet itu dihasilkan omset ratusan juta rupiah per bulan, maka total omset sudah lebih dari Rp10 milyar/bulan. Itu yang sudah terdata. Sementara yang tidak terdata, seperti penjulan perfume refill melalui distro, apotik, dan lain-lain,” pungkas kelahiran Pekanbaru, 13 Desember 1981 ini.

Check Also

Cucian Bersih, Ekosistem Terjaga

Deterjen Minim Busa Isu ramah lingkungan membuat para pelaku usaha terus menggali ide untuk menciptakan …