Ikan Komet Slayer
Perpaduan antara keindahan bentuk tubuh dan warna yang sangat menarik, menjadikan permintaan terhadap Ikan Komet Slayer dari waktu ke waktu cenderung meningkat. Demikian pula, dengan harga jualnya
[su_pullquote]Animo masyarakat terhadap Komet Slayer dari tahun ke tahun stabil. Bahkan, ada kecenderungan untuk naik[/su_pullquote]
e-preneur.co. Datang ke Indonesia lebih dari 70 tahun silam, Ikan Komet Slayer (baca: Komet Slayer, red.) langsung menyedot perhatian pecinta ikan hias. Mengingat, ikan yang habitat aslinya di Negeri Sakura ini memiliki postur yang anggun, sirip dan ekor yang panjang menjuntai, serta gerakan yang harmonis seiring tubuhnya ketika berenang.
Di samping itu, Komet Slayer memiliki kemiripan warna dengan Ikan Mas Koki. Karena, ternyata, mereka masih satu keluarga. Komet Slayer juga sangat mirip Ikan Koi, jika melihara gabungan warna putih keperakan, merah, dan oranye yang dimilikinya.
“Warna putih atau perak pada Komet Slayer menjadi warna dasar. Sedangkan warna merahnya, seakan melekat begitu saja pada bagian spesifik di tubuh ikan ini, dengan pola abstrak dan menyerupai gumpalan awan di langit. Yang pasti, warna merah dan polanya terbentuk secara alami, serta terletak secara acak di tubuhnya.Warna inilah yang menjadi ciri khas Komet Slayer,” ungkap Sutrisno, salah seorang peternak ikan hias dari Madiun, Jawa Timur.
Dari sisi perawatan, Komet Slayer juga relatif mudah. Mengingat, ikan ini tahan terhadap segala kondisi. Dalam arti, tidak gampang stres, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta cepat beradaptasi di rumah barunya.
Penyakit atau hama yang biasanya menyerang Komet Slayer berupa kutu. Kutu ini menancap di bagian sirip atau ekor ikan. “Untuk menghilangkannya bisa langsung dicabut. Atau, memberi habitatnya obat khusus penghilang kutu yang banyak dijual di toko peternakan atau toko ikan hias,” lanjutnya.
Untuk beternak ikan ini, yang harus disiapkan pertama kali yaitu membuat kolam sederhana saja atau berukuran 1 m x 2 m dan disemen. Sementara sistem pemeliharaannya, lebih baik secara koloni.
Selanjutnya, menurut Sutrisno, kita harus belajar mengenali karakter ikan ini. Di samping itu, juga harus bisa mengenali jenis kelaminnya. Tapi, sebenarnya, membedakan jenis kelamin Komet Slayer itu mudah. Sebab, Komet Slayer jantan dan betina memiliki fisik yang berbeda.
“Postur Komet Slayer jantan ramping dan panjang, sedangkan postur Komet Slayer betina bongsor. Selain itu, jika si jantan dipencet perutnya akan mengeluarkan cairan putih, sementara si betina tidak mengeluarkan cairan,” ujarnya.
Pada umur 3–5 bulan atau seukuran tiga jari orang dewasa, Komet Slayer jantan akan membuntuti si betina dan selanjutnya mereka akan saling berkejaran. Itu tanda bila mereka sudah mau kawin dan siap dipindahkan ke kolam soliter atau kolam kecil. Di kolam kecil tersebut, si jantan dan betina akan bereproduksi dan melakukan pemijahan alami.
“Secara alami, pemijahan terjadi pada malam hingga pagi. Menjelang memijah, Komet Slayer betina akan terlihat berenang gelisah. Untuk itu, kolam pemijahan sebaiknya diisi tanaman air atau mempunyai tempat yang rimbun, sebagai media untuk meletakkan telur. Telur-telur yang berbetuk lonjong itu menetas menjadi larva, tiga hari kemudian,” kata pria, yang juga memiliki toko perlengkapan akuarium dan beragam ikan hias itu.
Saat masih berwujud larva, tidak perlu diberi makan selama 1–2 hari. Karena, masih memiliki cadangan makanan. Setelah itu, baru diberi pakan berupa kuning telur rebus yang dihancurkan, selama tiga hari. Sesudah itu, pakan diganti dengan Kutu Air sampai ikan terlihat lebih besar. Jika ikan-ikan itu sudah besar, pakan diganti dengan pellet.
“Ketika proses pemberian kuning telur rebus, pantaulah terus debet dan kualitas air kolam. Usahakan kolam selalu dalam kondisi terbaik dan airnya tidak terlalu keruh. Pergantian air paling baik dilakukan lima hari sekali atau saat air kolam soliter sudah mulai keruh,” tambahnya.
Dengan kemampuan bertelur sekali dalam tiga bulan selama dua tahun dan masa panen yang cuma 20 hari, maka tidak salah jika dikatakan bahwa beternak Komet Slayer akan memperoleh hasil yang maksimal. Apalagi, bila dikembangkan lebih serius.
Untuk pemasarannya, Sutrisno kerap mengirim Komet Slayer-nya ke toko-toko ikan hias di beberapa daerah. Sebab, ikan ini tidak hanya memiliki penggemar di Madiun, tapi juga di daerah-daerah lain. Terbukti dari berapa pun harga yang dibanderol—meski tergantung pada ukurannya—tetap diminati para pengunjung yang datang ke tokonya.
“Animo masyarakat terhadap Komet Slayer dari tahun ke tahun stabil. Bahkan, ada kecenderungan untuk naik. Hal ini, dibuktikan dengan diadakannya kontes kecantikan Komet Slayer di beberapa daerah. Karena itu, jika kita bisa ‘memproduksi’ Komet Slayer dengan warna dan rumbai ekor, serta gerakan yang serasi dan indah, maka ikan tersebut akan memiliki harga jual yang istimewa,” tutupnya.