Beras Hitam Organik
Peminat Beras Hitam, dari waktu ke waktu, semakin banyak. Mengingat, beras yang satu ini meski memiliki rupa yang buruk, tapi kaya akan manfaat bagi kesehatan. Apalagi, pada umumnya, dibudidayakan secara organik. Tidak mengherankan, jika menguntungkan pula bagi para petaninya
[su_pullquote] Pertanian Beras Hitam organik selain memberikan keuntungan yang luar biasa, juga mengajarkan kepada kita mengenai betapa berharganya tanah pertanian kita[/su_pullquote]
e-preneur.co. Beras Hitam, ternyata, memiliki nama yang berbeda-beda di tiap daerah. Di Solo, beras ini dikenal masyarakat dan kalangan keraton sebagai Beras Wulung.
Di Yogyakarta, penduduk Sleman menyebutnya Beras Cempo Ireng atau Jlitheng, sementara masyarakat Bantul mengenalnya sebagai Beras Melik. Sedangkan di Subang, Jawa Barat, beras ini disebut Beras Gadog.
Namun, meski berbeda-beda dalam penyebutannya, beras yang dahulu kala hanya boleh disajikan bagi para raja dan bangsawan (saking istimewanya, cuma petani khusus yang dipilih oleh keraton yang boleh menanam beras ini, red.) ini, dalam pembudidayaannya rata-rata sama yakni berbasis organik.
Dalam perkembangannya, Beras Hitam mulai dikenal masyarakat luas. Lantaran, kaya manfaat kesehatan. Beras Hitam diketahui memiliki kandungan mineral antosianin yang sangat baik untuk kesehatan. Menurut beberapa penelitian, beras ini mampu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati, mencegah gangguan ginjal, mencegah kanker, memperlambat penuaan, dan dapat menjadi antioksidan.
Selain itu, Beras Hitam memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dengan menanamnya secara organik, petani akan kembali belajar bersikap arif terhadap lingkungan.
“Sebagai petani, seharusnya kita memiliki semangat ngajeni dan ngopeni terhadap tanah pertanian kita. Ngajeni dalam hal ini yaitu menghormati tanah pertanian, yang selama ini sudah menghasilkan banyak hal untuk kita. Karena itu, jangan pernah berpikir untuk merusak tanah pertanian dengan memberikan pupuk kimia yang berlebihan. Ngopeni yakni menjaga tanah pertanian dengan sebaik-baiknya, seperti memberikan pupuk yang aman terhadap lingkungan,” jelas Sukiman, salah seorang petani Beras Hitam organik dari Magetan, Jawa Timur.
Hal ini ia ungkapkan, berawal dari keprihatinannya melihat portofolio kredit di bidang pertanian yang hanya di bawah 10%. Lalu, Sukiman yang pensiunan auditor Bank Indonesia ini, mencoba terjun langsung ke pertanian.
Ia mendapati kenyataan yang mencengangkan di mana di beberapa kota, salah satunya Jember, Jawa Timur, banyak petani padi yang sering gagal panen. Setelah diselidiki, penyebabnya yakni kerusakan unsur hara pada tanah, akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.
“Karena itulah, pada tahun 2007, saya mencoba mendalami pertanian organik. Awalnya, pada Padi Putih dan Merah. Tapi, pada tahun-tahun terakhir, beralih ke Padi Hitam. Saya melihat, peminat Beras Hitam mulai banyak, bahkan dari berbagai golongan. Saat ini, masyarakat mulai pintar memilih bahan pangan yang aman sekaligus kaya akan manfaat,” ujarnya.
Proses penanaman Beras Hitam organik mirip dengan Beras Putih. Terdapat beberapa tahapan dalam pembudidayaan Beras Hitam. Pertama, persiapan benih. Sebelum mulai disemai, benih diuji dengan larutan air garam. Benih yang bagus, akan tenggelam ke dasar.
Untuk benihnya, biasanya menggunakan Benih Padi Hitam dari Ngawi, Yogyakarta, atau Purwokerto. Benih yang berasal dari Purwokerto, khususnya, mampu menghasilkan beras 5–6 ton dalam satu hektar lahan. Benih ini juga aman, baik untuk ditanam di dataran rendah maupun tinggi.
Kedua, pengolahan lahan. Dua minggu sebelum ditanami, lahan dibajak, serta dicampur dengan pupuk kandang dan jerami yang telah difermentasikan. Ketiga, penanaman. Setelah semua siap, Padi Hitam yang sudah bersemai atau berumur 10 hari, siap dipindahkan ke lahan. Terakhir, pemupukan.
Untuk pupuk, Sukiman menggunakan air kencing sapi atau kelinci yang sudah difermentasikan. Pupuk ini tidak langsung disemprotkan ke batang padi, melainkan dicampurkan ke dalam air yang mengaliri sawah. Hal ini dilakukan, agar pupuk bisa langsung terserap oleh akar-akar secara maksimal.
Karena proses penanamannya secara organik, penanganan terhadap hama juga dilakukan secara alami. Contoh, untuk memberantas walang sangit, ia menggunakan bunga dan daun kenikir.
Bila padi pada umumnya sudah dapat dipanen pada umur 90 hari, maka Padi Hitam membutuhkan waktu 120–140 hari. Selain itu, bulir-bulir Padi Hitam lebih sedikit jika dibandingkan padi pada umumnya. Karena itu, dalam satu lahan dengan luas yang sama, hasil panen keduanya cenderung berbeda.
Dengan lahan seluas 1,5 hektar, setiap kali panen, Sukiman memperoleh sekitar 4 ton Beras Hitam. Untuk harga jualnya, menurutnya, sangat bervariasi. Tapi, Beras Hitam lebih mahal dibandingkan Beras Putih maupun Merah.
“Untuk pemasarannya, saya prefer langsung ke konsumen. Sebenarnya, sudah ada beberapa instansi dan pengepul yang mau bekerja sama, tapi untuk sementara saya tolak. Stok yang ada, saya persiapkan untuk konsumen,” ucap pria, yang kediamannya yang berada di sebelah utara Terminal Maospati sering didatangi banyak konsumen ini.
“Melihat prospeknya, saya yakin, Beras Hitam jika dikembangkan dan didukung oleh pemerintah bisa menjadi salah satu produk unggulan, sekaligus menyejahterakan petani,” lanjut Sukiman, yang mengaku bertani organik bukan semata-mata mencari keuntungan, melainkan juga ingin mengajak para petani untuk beralih ke pertanian yang sehat.
Pertanian Beras Hitam organik, menurut Sukiman, selain memberi keuntungan yang luar biasa, mengajarkan pula kepada kita mengenai betapa berharganya tanah pertanian kita. Sehingga, jangan sampai rusak oleh pemakaian pupuk kimia.
Di samping itu, pertanian organik, biaya perawatannya juga murah. Untuk pupuk, seperti tlethong (Jawa: kotoran sapi, red.) dan air kencing sapi misalnya, bisa diperoleh di peternakan sapi yang banyak dijumpai di pedesaan.
Catatan
- Beras Hitam berbeda dengan Ketan Hitam. Sebab, dilihat dari sisi karbohidratnya, pada Beras Hitam tidak selengket Ketan Hitam.
- Demikian pula dari sisi pigmen. Pigmen hitam pada Beras Hitam memiliki khasiat paling baik dibandingkan yang ada pada beras-beras lain.
- Dibandingkan dengan Padi Putih dan Merah, bulir Padi Hitam lebih kecil. Sementara untuk pohonnya, mirip dengan Padi Putih. Tapi, ketika beranjak tua, warna bulir padinya berubah menjadi ungu kehitaman.
- Saat dimasak, nasi akan berwarna hitam pekat. Sementara rasanya enak, dengan aroma yang dapat menambah selera makan.