Home / Kiat / Jelajahi Nusantara dengan Sistem Online

Jelajahi Nusantara dengan Sistem Online

Mufee

(Mufida Collection)

 

Anak-anak merupakan pasar yang empuk dalam dunia bisnis. Sehingga, apa pun produk yang menyasar mereka, dipastikan akan laris manis. Dan, Mufida sangat mengetahui tentang hal itu. Sehingga, kendati tidak mempunyai gerai, tapi dengan dibantu sekitar 500 mitra dan sistem penjualan by online, Mufida bisa tersebar ke seluruh Indonesia

 

[su_pullquote]Mufida menggunakan bahan yang selain cukup bagus dalam menyerap keringat, juga bisa membuat pemakainya merasa nyaman[/su_pullquote]

e-preneur.co. Berjualan melalui online merupakan konsep berjualan, yang sudah sangat lazim dijalankan oleh para pelaku bisnis. Tidak terkecuali Arif Budiyono dan sang istri, yang kebetulan kuliah di teknik informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (sekarang: Institut Teknologi Telkom, red.), Bandung.

Meski latar belakang pendidikan mereka bisa dianggap sebagai faktor kelebihan, tapi mereka justru memulai usaha dengan menjualkan produk orang lain. Dan, dalam tempo 1,5 tahun, jualan mereka lumayan laku. Satu demi satu, mereka memiliki rekap penjualan dan database pembeli.

Setelah itu, mereka melakukan evaluasi. Hasilnya, ternyata, yang cukup laku berupa pakaian anak-anak. “Setelah merasa cukup mengetahui tentang berjualan via online, pada tahun 2009, kami membuat brand sendiri yaitu Mufida,” kisah Arif. Dalam perkembangannya, Mufida mempunyai official website yaitu www.rumahmufida.com yang mengelola brand Mufida Collection (kini, Mufee, red.).

“Modal awalnya sekitar Rp15 juta. Karena, memang benar-benar dari nol. Dengan modal sebesar itu, kami membeli tiga mesin (mesin jahit, mesin obras, dan overdect) dan perlengkapan pendukungnya (gunting, benang, jarum, dan lain-lain), serta kain seperlunya. Kami juga hanya mempunyai dua pegawai. Sehingga, saya dan istri turut membantu proses produksi. Terutama, di bagian marketing,” lanjut pria, yang mengaku tidak bisa menjahit ini.

Ternyata, produk mereka diterima pasar. Terbukti dari naiknya jumlah permintaan. “Akhirnya, kami menambah jumlah mesin dan menyewa tempat sendiri. Sebelumnya, kami cuma nebeng di halaman tempat tinggal kami. Sampai akhirnya, terus meningkat dan sekarang sudah mempunyai tempat sendiri untuk produksi,” tutur owner sekaligus pimpinan Mufida ini.

Sementara produk yang diusung berupa pakaian anak-anak karakter, yang unik dan lucu. Sehingga, bahan baku yang sesuai dengan mereka sangat diperhatikan. “Mufida menggunakan bahan TC (kaos), yang langsung dipesan dari pabriknya. Sehingga, bisa ditentukan spesifikasinya, khususnya untuk kelembutan kain. Bahan TC ini juga dipilih, lantaran terbuat dari campuran polyester dan cotton. Sehingga, tidak begitu melar dan mudah dibentuk sesuai karakter yang ingin dibuat. Selain itu, juga cukup bagus dalam menyerap keringat, yang bisa membuat pemakainya merasa nyaman,” jelasnya.

Sementara dari sisi model, secara garis besar bisa dikategorikan menjadi tiga. Pertama, model karakter tumbuhan, seperti stroberi, cherry, labu, wortel, dan lain-lain. Kedua, model karakter hewan, seperti tiger, lebah, bug, dan sebagainya. Ketiga, model karakter tokoh, seperti Popeye, Shaun The Sheep, Upin–Ipin, princess, lain-lain. Untuk itu, kurang lebih 12 model sudah diproduksi, seperti setelan muslim untuk perempuan, setelan koko, jilbab, gamis, mukena, jaket, sweater, romper, peci, sarung, hoodie, dan blus.

Dari segi warna, dibuat warna yang tajam. Mengingat, segmentasinya anak-anak. Kendati begitu, kecantikan baju sesuai karakter anak tersebut tetap diperhatikan. “Tentang ukurannya, kami menyediakan ukuran 0 tahun–8 tahun. Beberapa mitra juga bisa membeli untuk kado. Dan, setiap tiga bulan ada produk baru yang di-launching,” kata pria, yang juga bekerja sebagai dosen ini.

Singkat kata, Mufida mempunyai tiga keunggulan. Pertama, dari segi desain: cukup variatif dan berusaha semirip mungkin dengan karakter aslinya. Kedua, dari segi bahan baku: berusaha memilih bahan yang berkualitas dan cocok untuk segmen pasar yang dituju.

Ketiga, servis. “Sebisa mungkin, kami memberikan servis yang bagus ke mitra-mitra kami, mulai dari proses pemasaran sampai after sales. Kami juga memberi garansi, berupa free diganti bila barang cacat, tidak sesuai ukuran, atau hilang pada saat pengiriman,” ungkapnya.

Mufida dibuat di kawasan Bojongsoang, Bandung. Dengan mempekerjakan sekitar 20 orang, setiap bulan diproduksi rata-rata 2.000 setelan di mana kira-kira 80%-nya diserap pasar. Sementara yang tidak diserap pasar, biasanya “dilempar” dalam big sale di momen khusus, seperti puasa, Idul Fitri, dan akhir tahun, atau disumbangkan ke lembaga sosial/bencana alam.

Mufida membanderol harga produknya tergantung pada variasinya, dari yang simpel dan perlu bahan baku sedikit hingga bahan baku yang banyak seperti mukena. Tapi, sampai sekarang, Mufida tidak memiliki outlet. Sehingga, dalam pemasarannya, lebih menekankan via online. Selain karena tidak terbatas geografi, buka 24 jam, juga lebih murah dan cepat dalam layanannya. Di samping itu, Mufida juga menggunakan sistem kemitraan yang terbagi menjadi distributor, agen, dan reseller yang kini jumlahnya lebih dari 500 mitra.

Reseller kami kebanyakan membeli ke kami, ketika mereka menerima pesanan. Jumlahnya memang tidak seperti agen/distributor, tapi mereka sering melakukan order. Karena, kami menyediakan fasilitas dropship bagi mitra-mitra kami,” jelasnya.

Prospeknya? “Lumayan besar. Mengingat, tren masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain itu, adanya pertumbuhan kelas menengah masyarakat kita yang begitu luar biasa. Mereka membutuhkan solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan, Mufida hadir sebagai salah satu solusi untuk itu,” ucap Arif, yang berencana masuk ke pasar seragam.

Karena, ternyata, beberapa produk Mufida dipakai untuk seragam sekolah, khususnya playgroup dan TK. “Mereka memesan dengan sedikit custom. Saya berpikir ini peluang untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Selengkapnya, kami siapkan infomasi khusus tetang seragam ini di http://rumahseragam.com,” tambah kelahiran Karanganyar, 27 Agustus 1982 ini.

 

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …