Pembibitan Udang Vaname
Tidak banyak udang yang memiliki banyak keunggulan, seperti Udang Vaname. Tidak mengheran, jika satwa air asli Panama ini potensial pula dikembangkan di Indonesia. Bukan cuma pembesarannya, melainkan juga pembibitannya
[su_pullquote]Hanya dalam waktu 15 hari sejak tebar telur di kolam, Vaname yang sudah berukuran PL (post larva) 6 bisa dipanen dan dijual kepada petani pembesaran Vaname[/su_pullquote]
e-preneur.co. Udang Vaname (Latin: Litopenaeus Vannamei, red.) adalah jenis udang yang berasal dari Panama, Amerika Tengah. Sejak beberapa waktu lalu, Vaname (begitu selanjutnya kita menyebutnya, red.) menjadi komoditas agro yang menjanjikan.
Sebab, udang yang memiliki daging berasa gurih dan berprotein tinggi ini tidak hanya digemari masyarakat dalam negeri, tapi juga luar negeri. Karena itu, kebutuhan ekspor akan Vaname dari tahun ke tahun terus meningkat.
Sementara dari sisi petaninya, Vaname memiliki potensi dan prospek ke depan yang tidak perlu diragukan lagi. Bukan hanya dari segi pembesarannya, melainkan juga pembibitannya.
Karena, jika dibandingkan dengan “saudara-saudaranya”, Vaname mempunyai kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi terhadap lingkungannya, baik itu suhu rendah maupun perubahan sanitasi. Selain itu, laju pertumbuhannya relatif cepat. Terutama, di bulan pertama dan kedua.
“Prospek yang baik, harga yang stabil, dan pemasaran yang mudah merupakan beberapa hal yang kemudian membuat saya lebih memilih pembibitan Vaname. Hanya dalam waktu 15 hari sejak tebar telur di kolam, Vaname yang sudah berukuran PL (post larva) 6 bisa dipanen dan dijual kepada petani pembesaran Vaname,” ungkap Rizal, salah satu petani pembibitan Udang Vaname asal Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Baik pembibitan maupun pembesaran Vaname, Rizal melanjutkan, terdapat plus dan minusnya. Jika terbentur modal dan menginginkan percepatan perputaran modal, dia menyarankan untuk menekuni pembibitan Vaname. Tapi, risikonya, kita akan diribetkan dalam mengurus anakannya, mulai dari memberi makan, pengecekan kadar Ph (keasaman) dan garam di air, hingga proses panennya.
“Kalau pembesaran, modal yang dibutuhkan besar. Nilai plusnya, kita tidak akan diribetkan dalam menjaga anakan Vaname yang rentan. Pemasarannya juga tidak perlu bingung. Karena, biasanya, ada tengkulak besar yang datang untuk membeli. Dalam pembesaran, Vaname siap panen pada umur empat bulan,” jelasnya.
Tentang bagaimana sebaiknya memperlakukan anakan Vaname, Rizal yang telah mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun dalam pembibitan udang ini membagikan pengalamannya. Perlu diketahui bahwa sebelum menjadi benur atau PL yang siap tebar, anakan Vaname akan melalui beberapa tahap.
Pertama, telur. Kedua, dalam tempo 24 jam, telur akan berubah menjadi nobli. Ketiga, dari nobli berubah menjadi soya dalam waktu empat hari. Keempat, empat hari berikutnya, soya berubah menjadi meisis. Kelima, meisis berubah menjadi benur atau PL.
“Tiap tahap perubahan dalam anakan Vaname, memiliki perlakuan berbeda-beda. Misal pada tahap nobli, ia mesti diberi pakan berupa plankton selama 2–3 jam sekali. Lalu, setelah tahap soya, pakan diubah menjadi flake yaitu sejenis powder yang terbuat dari saripati ikan. Jadi, dalam pembibitan Vaname harus bekerja ekstra dan telaten, terutama dalam pemberian pakan,” ucapnya.
Di samping itu, harus selalu mengontrol kadar ph dan garam dalam air. Karena, Vaname akan kerasan jika medianya stabil. Untuk itu, ph yang paling bagus untuk anakan Vaname ini 32, sedangkan kadar garamnya 29. Selain itu, blower untuk supply oksigen tidak boleh berhenti.
Air yang digunakan untuk pembibitan Vaname, sebaiknya jangan asal-asalan. Harus dilakukan beberapa tahapan, untuk mendapatkan air yang pas untuk media Vaname.
“Media yang digunakan untuk pembibitan Vaname yaitu air laut yang diberi kaporit terlebih dulu. Kemudian, air di-treatment atau dilakukan pembiaran selama tiga hari. Selama proses treatment, oksigen harus tetap menyala selama 24 jam nonstop. Setelah itu, air disaring sebanyak empat kali,” ujarnya.
Untuk kapasitas penampungan anakan Vaname yang ideal, kolam semen berukuran 3 m x 5 m diisi sebanyak 2,5 juta telur. Jika iklim bagus dan cuaca mendukung, dari 2,5 juta telur per kolam akan dihasilkan sekitar 900.000 Vaname ukuran PL. Tapi, jika curah hujan tinggi dan angin kencang, maka risiko kematiannya besar.
Kendala lain yaitu Jamur Merah dan Jamur Kapas. Ciri-ciri serangan Jamur Merah yakni jika permukaan bawah air kolam berubah warna menjadi kemerah-merahan. Cara menanggulangi yakni dengan membiarkan kolam terkena cahaya matahari secara langsung. “Cara ini, juga bisa dipakai ketika anakan Vaname terkena Jamur Kapas,” katanya.
Setelah 15 hari atau ukuran anakan Vaname sesuai standar, ia siap dilempar ke petani tambak. “Umumnya, para petani ini akan melakukan proses pembesaran dengan sistem intensif. Sehingga, dalam jangka waktu empat bulan, Vaname siap panen dan dilempar ke konsumen,” paparnya.
Melihat data eskpor yang menyebutkan jika permintaan Vaname di berbagai negara, seperti Jepang, Cina, dan negara-negara di Amerika Serikat yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka prospek pembibitan udang ini tidak akan cepat surut. Bahkan, peluangnya bisa terbuka lebih lebar lagi.