Ubi Ungu
Ubi selalu dipandang sebagai makanan rakyat jelata. Padahal, Ubi Ungu, khususnya, memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh. Imbasnya, para pelaku bisnis berbondong-bondong menjadikannya sebagai bahan baku makanan dan minuman, yang relatif mahal harganya. Dan, prospek cerah pun mendatangi para petaninya
[su_pullquote]Jika dibandingkan Ubi Putih, khususnya, Ubi Ungu lebih mudah diserap pasar, harganya lebih tinggi, dan tingkat produktivitasnya jauh lebih baik[/su_pullquote]
e-preneur.co. Ubi Ungu, boleh dikata, primadona dalam “keluarga” ubi. Mengingat, memiliki komposisi gizi yang kompleks dan fungsi fisiologis bagi kesehatan tubuh.
Warna ungu kehitam-hitaman pada ubi ini merupakan pigmen penting, yang mengandung senyawa antisianin. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri, dan perlindungan untuk hati.
Menurut beberapa sumber, kandungan antisianin yang ada pada Ubi Ungu lebih stabil ketimbang yang ada pada tanaman lain. Karena itu, ubi ini banyak dicari orang-orang untuk dijadikan camilan sehat keluarga.
Demikian pula dengan beberapa industri makanan dan minuman, yang menyerap komoditas ini sebagai bahan pembuatan makanan atau minuman. Seperti, ice cream dan Keripik Ubi Ungu.
“Pertama kali menanam Ubi Ungu, saya langsung jatuh cinta. Sebab, jika dibanding ubi-ubi lain, terutama Ubi Putih, yang ungu lebih mudah diserap pasar. Selain itu, harga jualnya lebih tinggi dan tingkat produktivitasnya jauh lebih baik,” ungkap Sutomo, salah seorang petani Ubi Ungu dari Alas Tuo, Poncol, Magetan, Jawa Timur.
Sebagai salah satu jenis ubi jalar, Ubi Ungu sangat cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 0–500 m dpl dan mendapat cahaya matahari 11–12 jam/hari. Suhu ideal untuk perkembangan ubi ini 21°C–27°C. Sedangkan pertumbuhan dan produksi yang optimal pada musim kering atau kemarau.
Poncol merupakan daerah pegunungan dan berada di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. Meski ada sedikit perbedaan rasa dan masa panen, tapi Ubi Ungu dapat berkembang dengan baik di sini.
“Menurut beberapa orang, rasa Ubi Ungu dari Poncol lebih manis. Selain itu, biasanya dipanen pada umur enam bulan. Sedangkan di dataran rendah sudah bisa panen pada umur empat bulan,” jelas Tomo, sapaan akrabnya.
Ubi Ungu juga dapat ditanam dengan sistem tumpang sari. “Bagi petani, sistem tumpang sari lebih menguntungkan. Untuk itu, saya menanam buncis dan Jagung Manis sebagai tanaman pendamping,” tambahnya.
Menurut Tomo, dalam bertanam Ubi Ungu, pertama-tama, siapkan lahan dan bibit ubi. “Tanah yang cocok yaitu tanah lempung berpasir, gembur, dan banyak mengandung unsur hara. Selain itu, juga memiliki drainase yang baik,” katanya.
Untuk bibitnya bisa menggunakan bibit dari sistem vegetatif dengan cara stek. Menurutnya, bibit yang bagus bisa diambil dari tanaman yang sudah berumur di atas dua bulan. Sedangkan untuk ruas tanaman yang diambil, berada di ujung atau pangkal tanaman dengan cara memotong sepanjang 15–25 cm. Untuk mengurangi penguapan, sebaiknya hanya diikutkan dua ruas batang atau daun.
Proses selanjutnya yakni penanaman. Untuk itu, ⅔ panjang bibit dibenamkan ke dalam tanah. “Sebaiknya, dalam satu bedengan, dibatasi hanya dua baris tanaman agar proses perawatan dan pemanenannya mudah. Sedangkan jarak tanam dalam satu baris, idealnya 30 cm. Tahap selanjutnya, tinggal perawatan saja,” lanjutnya.
Sebagai tanaman menjalar, Ubi Ungu tahan terhadap kekeringan. Karena itu, untuk perawatan, tidak perlu intensif. Cukup dengan pengecekan tanaman yang gagal pada umur tiga minggu, setelah proses penanaman bibit. Setelah itu, segera menggantinya dengan bibit yang baru.
Pada umur dua bulan, lakukan pemupukan. “Saya menggunakan pupuk campuran organik dengan urea atau ZA,” ujarnya. Ke depan, ia ingin full organic di mana pupuk yang digunakan hanya pupuk kandang. Karena, kebetulan, Poncol merupakan sentra penggemukan Sapi Limosin.
Sementara tentang kendala yang harus dihadapi para petani Ubi Ungu berupa serangan hama dan ulat daun. “Jika hama menyerang ketika umur tanaman masih muda, dengan ciri-ciri daun banyak yang berlubang, maka untuk penanganannya saya menggunakan obat antihama. Tapi, kalau hama menyerang tanaman yang sudah tua dan siap panen, biasanya saya biarkan saja. Karena, tanaman sudah memilki kekebalan sendiri. Sehingga, sulit ditembus oleh hama,” ungkapnya.
Secara umum, jika kondisinya bagus dan tidak terserang hama, akan menghasilkan panen 25–30 ton/hektar. Setelah dipanen, kemudian disortir, lalu dimasukkan ke dalam karung, dan disimpan di tempat yang kering. “Tapi, biasanya, belum sampai disimpan, sudah didatangi pengepul,” kata Tomo, yang menyarankan agar proses pemanenan ubi sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Karena, jika terkena air hujan, ubi akan cepat busuk.
Market Ubi Ungu, ia melanjutkan, hingga saat ini masih bagus. Karena, belum sampai panen, biasanya Ubi Ungu-nya sudah ada yang mem-booking. Dengan alasan itu, Tomo yakin bila prospek Ubi Ungu masih cerah. Tertarik?
Catatan
- Untuk pembibitan selanjutnya, bisa menggunakan sistem stek yaitu mengambil ujung dan pangkal tanaman ubi. Stek, idealnya hanya bisa dilakukan sebanyak tiga kali masa panen.
- Pupuk organik yang paling bagus untuk Ubi Ungu yakni pupuk kandang yang terlebih dulu difermentasikan.
- Bertanam Ubi Ungu juga bisa dilakukan dengan sistem tumpang sari dengan tanaman, antara lain jagung, buncis, dan kacang panjang.