Home / Agro Bisnis / Omset yang Dihasilkan Seindah Kicauannya

Omset yang Dihasilkan Seindah Kicauannya

Burung Murai

 

Pemesanan terhadap anakan murai sangat tinggi. Tapi, yang siap jual masih sangat terbatas. Inilah, salah satu alasan yang menjadikan usaha beternak burung ini sangat menjanjikan

 

[su_pullquote]Anakan murai sudah siap jual pada umur satu bulan[/su_pullquote]

e-preneur.co. Suaranya indah, demikian pula bentuk tubuhnya. Ya, itulah Murai Medan.

Murai merupakan salah satu burung berkicau yang terbaik. Tidak mengherankan, bila burung dari Keluarga Turdidae ini memiliki banyak penggemar. Sedangkan untuk jenis-jenisnya, beberapa yang terkenal yaitu Murai Batu Aceh, Murai Batu Lampung, Murai Batu Lahat, Murai Batu Jambi, dan Murai Kalimantan (Borneo).

“Murai memiliki power suara sangat bagus. Dalam arti, sangat merdu dan bervariasi. Power pada suaranya ini sangat tergantung pada fisiknya. Sementara untuk suara atau kicauannya itu sendiri, bisa kita isi melalui proses mastering,” ungkap Drajat Hariyanto, salah seorang peternak Murai Medan dari Karangbanyu, Ngawi, Jawa Timur.

Menurut Drajat, untuk mendapatkan variasi kicauan, idealnya mastering dilakukan pada umur lima bulan ke atas. “Baik murai betina maupun jantan memiliki kicauan yang berbeda. Kicauan murai betina, pada umumnya, sangat monoton. Sedangkan murai jantan, memiliki kicauan yang beragam dan power yang nge-roll panjang. Selain itu, juga memiliki mental petarung. Karena itu, biasanya dijadikan burung lomba,” tambahnya.

Sementara, jika mencermati tren burung berkicau yang berkembang di negeri ini, pamor murai sepanjang tahun 2012 hingga sekarang tidak pernah surut. Bahkan, bisa dikatakan, pamor burung ini (bersama dengan lovebird) akan terus naik dan memiliki prospek bisnis yang cerah.

Meski begitu, selalu ada tantangan dalam beternak murai. Sebab, burung yang memiliki karakter unik ini memerlukan perawatan ekstra. Mengingat, ia bukan burung umbaran. Selain itu, merawat anakannya yang baru menetas menuju masa remaja, membutuhkan biaya yang lumayan besar.

Menurut Drajat, kendala yang kerap dihadapi yakni susahnya proses penjodohan dan bertelur. “Murai adalah hewan monogami, maka dalam proses penjodohan bisa dibilang agak susah. Untuk itu, biasanya, saya memasukkan beberapa murai dalam satu kandang saat mulai berumur empat minggu. Lalu, memperhatikan gerak-gerik mereka,” ungkapnya.

Sementara untuk mengantisipasi kendala susah bertelur, ia menyarankan untuk cek n ricek pemberian pakannya. Pakan yang baik bagi murai yakni kroto. Karena, kroto merupakan sumber protein tinggi dan sumber energi yang bagus (artikel tentang kroto ada di edisi sebelumnya, red.). Selain itu, juga bisa diberikan jangkrik kecil atau Ulat Kandang. Menu makanan, diupayakan jangan berganti-ganti untuk menghindari burung stres.

“Jika ingin menjadi peternak murai harus selalu memberi makanan yang berkualitas. Dalam arti, mengandung nutrisi dan gizi yang baik. Setiap hari, kita juga harus cek makanannya. Jangan sampai makanan telat, yang nantinya akan mengakibatkan burung stres,” paparnya.

Murai, ia melanjutkan, juga tipikal burung yang suka berjemur pada pagi hari. Karena itu, ada baiknya kandang dibiarkan setengah terbuka dan ada tempat untuk berteduh.

Agar proses produksi berjalan lancar, ada baiknya kandang murai dibuat permanen dengan ukuran yang relatif besar (2 m x 3 m x 3 m). Selain itu, buat suasananya seperti di hutan liar, dengan melengkapinya dengan pohon ringan, ranting-ranting kecil, kayu tempat hinggap, dan bak pemandian.

“Untuk sarangnya, upayakan berukuran besar agar saat mengerami telur, ekor murai tidak rusak. Selain itu, sangkar yang besar juga membuat burung nyaman dalam melakukan proses perkawinan,” tambahnya.

Produktivitas murai juga bagus. Menurut Drajat, dalam tempo satu setengah bulan, biasanya murai sudah bertelur. Setelah itu, mengerami selama dua minggu.

Jika sudah menetas, ada baiknya piyik (Jawa: anak burung, red.) diambil dan ditempatkan di tempat khusus. “Dalam masa pertumbuhan tersebut, ia diberi makan kroto, di samping vitamin untuk menjaga nutrisi dan gizinya,” ujarnya.

Satu minggu kemudian, anakan murai bisa langsung dimasukkan ke sangkar dan siap dijual. “Anakan murai yang siap jual biasanya berumur sebulan atau sudah bisa makan sendiri,” lanjutnya.

Drajat menjual sepasang anakan Murai Medan-nya dengan harga sekitar Rp2,5 juta. “Dengan 10 pasang indukan, setiap bulan saya mendapatkan minimal dua pasang anakan Murai Medan,” ujar Drajat, yang mulai beternak Murai Medan tahun 2010 atau setelah jenuh beternak perkutut.

Walau baru 10 pasang Murai Medan, tapi ia bisa memperoleh omset yang lumayan besar ketimbang saat beternak perkutut. Apalagi, dalam pemasarannya, banyak orang yang datang ke rumahnya untuk memesan anakan Murai Medan-nya.

Mereka datang dari bukan hanya dari Ngawi, melainkan juga dari Jakarta, Surabaya, Malang, hingga  Bali. Namun, meski permintaannya tinggi, anakan yang siap jual masih sangat terbatas. Hal inilah, yang menjadi salah satu alasan usaha beternak murai, pada umumnya, sangat menjanjikan.

 

Catatan:

Murai mampu beranakpinak dalam jangka waktu yang lama, asalkan perawatan dan pemberian pakan sesuai prosedur. Karena itu, beri pakan yang bergizi dan (bila perlu) obat untuk merangsang produktivitas. Selain itu, kondisikan sekitar kandang selalu tenang.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …