F-16 Motor
Bengkel sepeda motor dibutuhkan saat motor rusak atau membutuhkan perawatan. Tapi, F-16 Motor justru mementingkan unsur lifestyle. Kemampuan bengkel sepeda motor ini menciptakan pasar dan tren, membuatnya laris manis bukan hanya di kalangan pecinta sepeda motor, melainkan juga oleh calon franchisee. Apalagi, tidak mematok royalty fee
[su_pullquote]Dari setiap sepeda motor yang dimodifikasi, franchisee bisa mengantongi margin sebesar 60%−70%[/su_pullquote]
e-preneur.co. Sepeda motor mogok atau bannya gembos di tengah jalan? Bukan perkara berat lagi. Pasalnya, bengkel sepeda motor semakin gampang dijumpai.
Namun, di sisi lain, orang-orang datang ke bengkel karena faktor kebetulan saja. Lebih tepatnya, keterpaksaan.
Tapi, berbeda dengan F-16 Motor. Sebab, di bengkel tersebut, pemilik sepeda motor sudah tidak peduli lagi seberapa besar uang, jarak, dan waktu yang harus “dibuang” demi sepeda motor mereka.
Mengapa? Karena F-16 Motor merupakan bengkel lifestyle. Berbicara tentang life style berarti uang bukanlah masalah.
Bengkel milik Willy Dreeskandar ini lebih cenderung disebut sebagai butik, fashion, dan modifikasi sepeda motor. Sementara service yang selalu ada di setiap bengkel, justru ditempatkan di urutan paling akhir. Mengingat, bukan jasa utama.
“Outlet F-16 itu seperti orang mau beli baju. Dalam arti, masuk ke fitting room, dicoba-coba, mencari yang terbagus untuk sepeda motornya,” ujar Willy, tentang fungsi bengkelnya sebagai butik.
Sementara tentang unsur fashion-nya, ia menjual berbagai pernak-pernik yang berkaitan dengan sepeda motor yang notabene fashionable atau sedang ngetren. Jadi, jangan heran bila di bengkel yang terletak di Jalan Ciledug Raya, Ciledug, Tangerang, itu terdapat berbagai jenis ban sepeda motor hingga velg yang tidak pernah dijumpai di pabriknya sekali pun, baik buatan dalam maupun luar negeri.
Setelah pemilik sepeda motor merasa cocok dengan pernak-pernik yang dipilihnya, berlanjut mengenakannya pada sepeda motornya. Dan, hal itu dilakukan oleh mekanik F-16 Motor yang juga berlaku sebagai modifikator.
Karena F-16 Motor selalu melahirkan modifikasi terbaru, maka bengkel ini kerap “meniupkan” tren modifikasi baru ke seluruh Indonesia. Contoh, dulu, saat velg besar untuk sepeda motor belum umum, jauh-jauh hari F-16 Motor sudah meciptakanya.
“Kami membuat velg yang besar dari bahan velg mobil. Kalau pada umumnya jari-jari standarnya cuma 36 batang yang kecil-kecil, kami membuat yang rapat sampai 72 batang,” kisahnya.
Singkat cerita, kemampuan menciptakan pasar dan tren membuat bengkel kendaraan roda dua ini laris manis. F-16 Motor bukan hanya diburu pecinta sepeda motor, melainkan juga oleh calon franchisee. Sejak hadir tahun 2008, banyak permintaan menjadi franchisee-nya. Tahun 2010, F-16 Motor pun difranchisekan.
Lamanya waktu menyelesaikan modifikasi yang selama ini menjadi kendala, ditangkis Willy dengan membuat sistem agar modifikasi bisa lebih cepat. “Sekarang, semuanya serba instan. Kami tidak bisa lagi menciptakan sepeda motor dengan konsep besar, modifikasi besar tapi lama. Itu sangat tidak menguntungkan,” ungkapnya.
Manual dari sistem ini, lalu diajarkan kepada franchisee. Agar lebih yakin, pada awal beroperasi, ia mengirimkan mekanik seniornya untuk mentransfer “ilmu” tersebut. Tentang mekanik ini, F-16 Motor juga menyiapkan dua mekanik yang telah dididik di F-16 Motor pusat dan satu sales di butik untuk outlet franchisee.
Untuk memiliki franchise F-16 Motor, franchisee dibebani management fee. Selain itu, di luar biaya sewa tempat, franchisee juga harus menyiapkan dana untuk pembelian barang dan perlengkapan bengkel. “Besar kecilnya dana ini tergantung kebutuhan,” lanjutnya. Sementara barang-barangnya, tergantung pada karakter pasar di mana franchisee beroperasi.
Untuk masa kerja sama yang berlangsung selama dua tahun itu, F-16 Motor tidak mematok royalty fee. Karena, untuk perhitungan pendapatan franchisee, Willy tidak ingin muluk-muluk. “Maksimal 10 sepeda motor/hari,” pungkasnya. Dari situ, franchisee diperkirakan bisa mengantongi margin sebesar 60%−70% dari setiap sepeda motor.