Kainara
Anak-anak yang menderita autis harus menjalani diet segala macam dan rumit. Tapi, Christien melalui Kainara-nya bisa membuat mereka tetap makan enak. Kainara juga dapat dijadikan sebagai rendezvous, tempat untuk bertemu dan berkonsultasi bagi siapa saja yang datang ke outlet ini
[su_pullquote]Agar anak-anak autis tetap bisa makan enak, walau harus berdiet segala macam dan rumit[/su_pullquote]
e-preneur.co. Adakalanya, sesuatu yang pada awalnya dianggap sebagai musibah, dalam perjalanannya bisa menjadi sebuah berkah tersendiri. Setidaknya, begitulah gambaran yang tertangkap pada Christien Ismuranty ketika harus menghadapi kenyataan bahwa anak keduanya, Kay Saidpurnama Ismunara Waluyo, didiagnosa menderita autis pada umur 1–3 tahun.
Imbasnya, Kay yang sedang gemar minum susu, makan keju, makan roti lalu tiba-tiba tidak boleh lagi. Sehingga, orang tuanya pun stres, kuatir anak mereka tidak mau makan, lantas sakit, atau pertumbuhan badan dan otaknya terhambat.
“Saya pun berhenti bekerja untuk mengurusi Kay. Dengan dietnya yang sangat susah, maka saya harus sangat struggling. Sebab, di Indonesia masih sangat terbatas dan yang terbatas itu pun impor, mahal, dan beberapa di antaranya tidak cocok atau tidak disukai Kay,” tutur Christien.
Dari latar belakang pendidikannya yang di bidang keanekaragaman hayati Indonesia, ia tidak bisa menerima kondisi ini. “Karena, saya berpikir bahwa Indonesia kaya sekali akan sumber daya hayati, tapi belum kita manfaatkan,” lanjut perempuan, yang juga Ibu dari Zoe Larasati Ismunatica Waluyo ini.
Dari situ, Christien menggalinya terlebih dulu. “Dulu, Kay kalau makan harus ada kriuk-kriuknya, maka saya pun memulainya dari berbagai kerupuk, yang sebenarnya secara tradisional sudah dibuat oleh masyarakat sejak dulu kala. Tapi, saya harus meminta yang khusus, dalam arti, tidak ada campurannya, menggunakan peralatan yang tidak terbuat dari aluminium, dan lain-lain,” kisah kelahiran Kupang, 2 Desember 1969 ini.
Selanjutnya, lantaran merasa hal ini stressful, ia ingin mempunyai teman berbagi. Dalam perkembangannya, ia mendapat teman-teman ngobrol dari tempat terapi, yang ternyata masalahnya sama yaitu kesulitan mencari makanan untuk anak-anak mereka.
“Dari situ, beberapa dari mereka dan juga terapis meminta saya membuat sesuatu. Lantaran, Kay suka dengan makanan yang saya buatkan dan ketika saya bagi-bagikan ke teman-temannya, mereka juga suka,” bebernya.
Christien pun mulai berpikir tentang suatu media untuk reach out orang lain, supaya bisa saling sharing, bertukar pengalaman, bertukar ilmu. “Pada akhirnya, saya berpikir, beginilah jalan hidup saya. Saya ditunjukkan bahwa hal ini di kemudian hari akan berguna,” tambahnya.
Dengan demikian, Kainara, bisnis yang dibangunnya pada tahun 2010 itu tidak memasang target. Apalagi, menjadikannya bisnis yang profitable.
“Pertimbangan-pertimbangan saya bukan pertimbangan-pertimbangan bisnis. Saya hanya mengganggapnya sebagai tool of awareness. Lebih kepada personal mission yaitu anak-anak tetap bisa makan enak, walau harus berdiet segala macam dan rumit,” papar sarjana S-2 environmental technology dari Imperial College, London, Inggris, ini.
Jadi, Kainara lebih cenderung sebagai sebuah media berbagi dan membantu teman-teman Kay, yang bermasalah dalam hal makanan di mana mereka harus mengatur makanan atau berdiet dari berbagai makanan yang bebas gluten (gandum) dan susu sapi, serta berbagai makanan lain (gula, yang mengandung bahan kimia, bahan pengawet, dan lain-lain).
“Singkat kata, Kainara merupakan media awareness yang produknya ada di Indonesia, harganya terjangkau, dan tidak repot dalam pengolahannya,” tegasnya. Kainara menyediakan keripik, kerupuk, cookies, cake, beras, tepung, gula, minyak, dan berbagai produk by request seperti abon tanpa gula atau garam, dengan harga mulai dari Rp7.500,-.
Untuk membeli produk-produk tersebut, tidak perlu datang ke outlet-nya. Konsumen bisa memesannya melalui website-nya (www.kainara.com), instagram (kainarawithjoy), facebook (kainara sehat), dan twitter (@kainara sehat), serta tanpa minimum order plus ongkos kirim.
Pada awalnya, Kainara memang menyasar komunitas anak-anak autis pada khususnya dan berkebutuhan khusus pada umumnya, sesuai dengan tagline-nya: The Healthy Food for Special Need. Tapi, dalam perkembangannya, hampir 50% konsumen Kainara bukan anak-anak lagi, bukan lagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Bukan cuma itu, Christien juga cenderung menjadikan Kainara sebagai rendezvous, tempat untuk bertemu dan berkonsultasi bagi siapa saja yang datang ke outlet yang terletak di Jalan Cempaka, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, ini.
Ke depannya, ia berencana membesarkan Kainara dengan membuat produk masal. Sehingga, bisa menjangkau lebih banyak orang lagi dan pada akhirnya dari sisi harga pun bisa saling subsidi.