Home / Agro Bisnis / Manis Rasanya, Legit Omsetnya

Manis Rasanya, Legit Omsetnya

Jeruk Pamelo Magetan

 

Jeruk berukuran besar identik dengan Jeruk Bali. Padahal, jeruk ini hanyalah salah satu varietas Jeruk Pamelo (istilah yang mengacu pada jeruk besar, red.). Sementara, di luar sana, juga terdapat beberapa jenis jeruk berukuran besar yang lain. Seperti, Jeruk Pamelo Magetan yang karena mempunyai rasa yang khas, maka peminatnya pun banyak

 

[su_pullquote]Budidaya Jeruk Pamelo Magetan tidak ribet, perawatannya pun tidak memerlukan biaya banyak[/su_pullquote]

e-preneur.co. Begitu melihat “bentuk badannya” yang “bahenol”, setiap orang pasti langsung ingin mencicipi buah yang satu ini. Apalagi, Jeruk Pamelo Magetan memiliki rasa yang khas yakni tidak hanya manis, tapi sedikit gurih, tajam, asam, dan getir yang akan memberi kesan yang tidak pernah hilang ketika mencobanya.

Ya. Meski masih satu varietas dengan Jeruk Bali yang lebih dulu terkenal, tapi Jeruk Pamelo Magetan memiliki rasa dan bentuk yang berbeda. Selain itu, ketika dibelah, dagingnya berwarna merah. Bukan cuma itu, ternyata di balik rasa yang beda-beda tersebut di atas tersimpan potensi ekonomi yang patut diperhitungkan.

“Saat rapat petani di Dinas Pertanian Magetan beberapa tahun silam, saya memperkenalkan Jeruk Bali yang sangat berbeda dengan yang biasanya di mana warna dagingnya lebih merah, kandungan airnya banyak, serta volume-nya lebih besar. Dan, dinas setempat setuju membawa Jeruk Bali merah ini (yang kemudian disebut Jeruk Pamelo Magetan, red.), sebagai salah satu komoditas jeruk besar asli Magetan yang beredar di kalangan masyarakat,” kisah Dukut, Ketua Kelompok Tani Desa Duwet, Magetan, Jawa Timur.

Dalam pembibitannya, Dukut melanjutkan, Jeruk Pamelo Magetan tidak ribet dan tidak memerlukan banyak biaya. Pembibitan bisa dilakukan dengan pencangkokan maupun sistem tempel.

Untuk metode pencangkokan, biasanya dilakukan pada musim hujan. Hal ini, untuk mempercepat tumbuhnya akar di batang. “Jika sudah muncul akar, maka batang tersebut bisa dipindahkan ke polibag atau tanah. Selain itu, penting untuk memilih pohon yang baik yang akan dijadikan bibit yaitu daunnya tidak ‘mbatik’ dan mengkerut,” jelas Dukut, yang juga menjual bibit Jeruk Pamelo Magetan ini.

Sementara untuk sistem tempel, media yang digunakan yakni tukhulan (Jawa: bibit baru, red.) dari Jeruk Sitrun yang kemudian ditempel dengan Jeruk Pamelo Magetan atau jenis jeruk besar yang lain.

“Keuntungan menggunakan bibit hasil sistem tempel yaitu buahnya selalu banyak. Bahkan, saking banyaknya, kita harus melakukan ‘penurunan’ buah atau membuang salah satu dari dua atau lebih jeruk yang berbuah dalam satu ranting. Hal ini, untuk mencegah kerusakan pada ranting dan pohon. Tapi, masa hidup pohonnya tidak lama (tidak lebih dari 20 tahun, red.),” paparnya.

Berbeda dengan metode cangkok, pemilik sekitar 80 Pohon Jeruk Pamelo Magetan yang ditanam di lahan seluas 0,25 ha ini melanjutkan, pohon akan lama dan kapasitas berbuahnya sesuai dengan kemampuan dari produksi pohon.

Dalam satu pohon siap berbuah (berumur lebih dari lima tahun, red.), pada umumnya terdapat 150–200 buah/panen. Semakin tua pohon, buahnya akan semakin banyak hingga mencapai 300 buah/panen sampai pohonnya tidak produktif lagi. Buah yang sudah tua atau siap panen, kulitnya akan berubah kekuning-kuningan atau sudah tidak hijau lagi.

Keunggulan lain Jeruk Pamelo Magetan ketimbang buah lain yakni bisa bertahan hingga beberapa bulan sesudah dipetik dari pohon. Di samping itu, kandungan Likopen dan Pektin yang terdapat di buah ini, menjadi sumber antioksidan yang ampuh dan mampu menurunkan risiko penyakit jantung.

Namun, ada beberapa kendala yang sering dihadapi para petani jeruk yaitu hama Lalat Buah dan Jamur Blendok yang menyerang batang. Menurut Dukut, kendala ini bisa diantisipasi dengan penyemprotan sejak buah masih kecil, selain dibuatkan perangkap untuk Lalat Buah.

Sementara untuk perawatan pohon agar selalu produktif dan terbebas dari hama, dilakukan pemupukan di awal dan akhir musim hujan. Di sekitar pohon dibuatkan lubang melingkar, setelah itu pupuk MPK atau TSP dimasukkan ke lubang tersebut. Selain pupuk kimia, saat musim kemarau, pohon sebaiknya juga diberi pupuk kandang yang sudah kering.

Hal terpenting lainnya yaitu penggeleban atau perendaman pohon jeruk dengan air sumur. Tapi, sebelum perendaman, pohon dibiarkan selama dua bulan agar saat perendaman akar pohon bisa langsung terangsang untuk berbunga.

Ditengarai, sejak beberapa waktu lalu, beberapa wilayah lain di Magetan juga menanam pohon jeruk besar ini. Mengingat, memiliki nilai ekonomi tinggi dan pohonnya bisa bertahan hingga puluhan tahun. “Jeruk Pamelo Magetan yang paling diminati pasar, disusul Jeruk Srinyonya dan Jeruk Adas Nambangan,” pungkas pria, yang juga menanam Jeruk Adas Nambangan, Jeruk Srinyonya, dan Jeruk Adas Duku ini.

 

Catatan

Dalam budidaya Jeruk Pamelo Magetan:

  • Jumlah buah yang dihasilkan per pohon akan meningkat seiring meningkatnya usia pohonnya. Bahkan, menurut beberapa orang, rasa jeruk yang dihasilkan pohon jeruk tua lebih segar dan nikmat.
  • Selain dibudidayakan, Pohon Jeruk Pamelo Magetan juga bisa dijadikan tanaman hias di halaman rumah.

Check Also

Menyehatkan Konsumennya, Menguntungkan Petaninya

Beras Hitam Organik Meski buruk rupa, tapi kaya manfaat kesehatan. Tidak mengherankan, bila peminat Beras …