Herbafarm
Seiring perkembangan zaman, pupuk tidak lagi terbatas pada pupuk kandang, kompos, urea, Za, dan lain-lain. Beberapa waktu lalu, masyarakat diperkenalkan dengan Herbafarm, pupuk yang terbuat dari limbah jamu dengan beberapa keunggulan
[su_pullquote]Begitu Herbafarm diaplikasikan ke dalam tanah, maka ia akan menjadi makanan siap santap bagi tanaman. Selain itu, ia juga menjadi “koki” yang mengolah unsur-unsur di dalam tanah menjadi makanan[/su_pullquote]
e-preneur.co. Sama halnya dengan makhluk hidup yang lain, tanaman pun membutuhkan makanan. Makanan untuk tanaman dikenal dengan istilah pupuk.
Pupuk, dilihat dari bahan dasarnya, terbagi menjadi dua. Pertama, pupuk organik yang terdiri dari pupuk kandang (pupuk yang terbuat dari kotoran binatang ternak, red.) dan kompos (pupuk yang berasal dari sampah/dedaunan yang membusuk, red.). Kedua, pupuk anorganik atau pupuk buatan pabrik, hasil rekayasa kimia.
Dalam perkembangannya, muncul pupuk organik lain dengan bahan dasar limbah jamu. Oleh PT Sido Muncul, produsennya, pupuk yang diproduksi tahun 2009 ini dinamai Herbafarm.
Kehadiran Herbafarm, pada satu sisi, dipicu oleh limbah jamu perusahaan tersebut yang selama ini hanya dibiarkan menggunung. Meski, perusahaan yang berkantor pusat di Semarang ini pernah menggunakannya, secara konvensional, sebagai pupuk di lahan agrowisata mereka. Hal itu, dilakukan sebelum perusahaan ini pada akhirnya menemukan teknologi Biological Complex Process (BCP).
“Setelah kami menemukan teknologi BCP, kami pun memanfaatkan limbah tersebut dengan mengolahnya menjadi pupuk bio-organik. Dikatakan bio-organik, karena selain berbahan dasar limbah jamu, kami juga menambahkan berbagai mikroba yang berfungsi untuk memperkaya fungsi sebuah pupuk,” jelas Dwi Astuti, Marketing Manager PT Nu Trend International, anak perusahaan PT Sido Muncul sekaligus distributor berbagai produknya.
Di sisi lain, kehadiran Herbafarm juga dipicu oleh regulasi pemerintah, Go Organic, yang dicanangkan tahun 2010. “Secara literatur dan setelah kami pelajari, limbah jamu ini cocok dijadikan pupuk organik yang nantinya pasti akan banyak dicari orang,” tambahnya.
Imbasnya, Dwi melanjutkan, Herbafarm berbeda dengan pupuk yang selama ini dikenal. Dalam arti, jika pupuk pada umumnya hanya berfungsi sebagai makanan yang setelah diserap tanaman akan segera hilang begitu saja. Maka, Herbafarm, di samping sebagai makanan tanaman, ia juga membuatkan makanan bagi tanaman.
“Begitu Herbafarm diaplikasikan ke dalam tanah, maka ia akan menjadi makanan siap santap bagi tanaman. Selain itu, ia juga menjadi ‘koki’ yang mengolah unsur-unsur di dalam tanah menjadi makanan,” ujarnya.
Keunggulan lain, karena berasal dari limbah jamu yang notabene bahan alam, dipastikan limbah tersebut masih menyimpan kandungan tertentu yang tidak terambil saat proses ekstraksi. Kendati, telah berumur puluhan tahun (PT Sido Muncul berdiri sejak tahun 1951, red.) dan tersimpan di dalam tanah, yang dengan sendirinya terfermentasi.
Sebab itulah, Herbafarm bersifat bio-protectant. Dalam arti, mampu membuat daya imunitas tanaman lebih tinggi. Sehingga, tanaman pun mampu melindungi dirinya sendiri atau tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
Selain itu, Herbafarm juga mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 30%−40%, walau tidak dalam pemakaian awal. “Sebagai perbandingan, dalam 1 ha lahan yang ditanami padi dan dipupuk dengan pupuk pada umumnya hanya menghasilkan 6 ton. Sedangkan yang dipupuk dengan Herbafarm, menghasilkan 12 ton,” tutur sarjana biologi dari Institut Pertanian Bogor ini.
Meski begitu, tidak sembarang limbah jamu boleh diolah menjadi Herbafarm. Limbah tersebut minimal harus sudah berumur tiga tahun setelah proses ekstraksi. “Kalau yang baru ‘turun mesin’ justru tidak dapat digunakan. Karena, unsur-unsur di dalamnya masih panas. Sehingga, justru tidak baik bagi tanaman,” ucapnya.
Melalui pabriknya yang berlokasi di Ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut, setiap harinya diproduksi 100 ribu botol Herbafarm berukuran 1 lt. Dan, kendati baru seumur jagung, Herbafarm mampu menguasai 80% penjualan dari 40 item produk PT Sido Muncul yang dipasarkan PT Nu Trend International. Sementara wilayah sebarannya yaitu Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Mataram, Bali, dan Ambon.
Di samping Herbafarm cair, PT Sido Muncul juga mengeluarkan Herbafarm dalam bentuk granule/butiran. Herbafarm granule yang dikemas dalam kantong seberat 5 kg ini, disarankan digunakan saat pengolahan tanah. Sedangkan Herbafarm cair yang cocok untuk semua jenis tanaman, termasuk tanaman hias, disarankan hanya sebagai treatment saat penanaman. Tapi, praktiknya dikembalikan kepada para petani.
“Herbafarm dipasarkan dengan sistem multi level marketing (MLM). Meski begitu, tidak berarti non member tidak bisa membelinya. Caranya, ketika member menyadari bahwa di wilayahnya banyak terdapat petani yang notabene pasar yang potensial bagi Herbafarm, maka member dapat memposisikan sebagai stockiest (penjual/agen),” pungkas kelahiran Kuningan, 7 Oktober 1968 ini.
Di luar itu, pupuk semacam Herbafarm juga dapat diproduksi oleh mereka yang berada di skala usaha kecil menengah. Tapi, itu tergantung pada seberapa mampu mereka menjaga higienitas produk dan ketersediaan bahan baku.