Teguh Aaron Muir Hendrata
(Nature’s Energy)
Keasyikan berhasil membangun bisnis, meski tanpa pengalaman bisnis dan business plan, seringkali melenakan para pelaku bisnis hingga tidak menyadari kedatangan kompetitor. Imbasnya, bisnis yang telah dibangun pun jatuh dan untuk membangunnya kembali harus mulai lagi dari awal. Seperti, yang terjadi pada bisnis chia seed yang dijalankan Aaron dan partner-nya
[su_pullquote]Dengan kondisi mulai banyak produk sejenis yang masuk ke pasar dengan harga yang lebih murah, sementara produk kami sudah tersegmen, maka kami melakukan edukasi pasar lagi melalui berbagai pameran[/su_pullquote]
e-preneur.co. Di balik musibah selalu ada hikmah. Setidaknya, itulah yang dialami Teguh Aaron Muir Hendrata.
Dikatakan begitu, sebab, sang Mami menderita diabetes. Lalu, seorang teman yang kemudian menjadi patner bisnisnya memberi tahu tentang chia seed. Biji-bijian yang berasal dari Pohon Chia ini baik bagi penderita diabetes.
Lantas, sesuai dengan informasi yang diperoleh, Aaron, begitu ia biasa disapa, mencarinya ke Australia. Selanjutnya, sang Mami mengonsumsinya dan hasilnya bagus.
Akhirnya, Aaron dan partner-nya menghubungi para supplier biji-bijian yang berasal dari Meksiko ini. Ternyata, tidak ada satu pun supplier yang mau men-supply. Kecuali, dalam jumlah yang besar sekali.
Padahal, mereka hanya mempunyai modal nekad dan e-mail. Hingga, ada sebuah perusahaan di Singapura yang menanggapi e-mail mereka.
“Tanpa latar belakang bisnis sama sekali dan hal-hal yang berhubungan dengan impor, kami membelinya dari sebuah trading company di Singapura sebanyak 40 pieces @400 gr yang kami bawa dalam satu koper. Sampai di bandara, kami harus berhadapan dengan bea cukai,” kisah Aaron, tentang peristiwa yang terjadi pada Februari 2012 itu.
Lalu, mereka menjualnya dan ternyata tanggapan dari masyarakat bagus. “Sehingga, kami ke Singapura lagi untuk mengambil chia seed dalam jumlah yang muat untuk dua koper atau 120 pieces. Selanjutnya, kami beberapa kali melakukan kegiatan ‘berbelanja’ ini,” tambahnya.
Tiba-tiba, sang Mami stop menggunakan chia seed dan menggantinya dengan ginseng. Imbasnya, gula darahnya melonjak tajam hingga harus rawat inap.
“Dari situ, saya mencari informasi lebih jauh tentang chia seed. Pada awalnya, saya berpikir chia seed itu semacam obat. Ternyata, dari informasi yang saya dapatkan diketahui bahwa dalam chia seed terkandung 20% Omega-3, 30% serat, sementara sisanya berupa mineral dan antioksidan,” ungkapnya.
Selanjutnya, sang Mami mengonsumsinya lagi hingga gula darahnya pun stabil. Tapi, pola pikir Aaron sudah berubah.
“Dengan pola pikir seperti itu, saya berpikir jika produk ini bagus dan berani memperkenalkannya ke dokter. Bukan cuma itu, kemudian kami mengimpornya dan menjadikannya bisnis yang serius pada Mei 2012,” lanjutnya.
Namun, mengingat status mereka masih karyawan, mereka belum bisa fokus dan lebih mempercayakan laju bisnis kepada para agen. Di sisi lain, karena awalnya mereka menjual produk ini dengan mindset obat, padahal chia seed merupakan makanan, maka positioning mereka pun salah. Demikian pula, dengan konsumen yang disasar.
Dengan kesadaran ini dan perubahan mindset, mereka pun melakukan edukasi pasar. Imbasnya, sales pun melesat.
“Begitu bisnis ini memasuki umur 1,5 tahun, sales kami meningkat sebanyak 1.000 pieces dengan harga jual Rp200 ribu/piece. Hal ini, membuat supplier kami memperbolehkan kami menggunakan brand sendiri yaitu Nature’s Energy (www.naturesenergy.co.id),” tuturnya.
Kondisi itu dan juga statusnya sebagai pemain tunggal, membuat mereka happy (keasyikan). Hingga, bermunculanlah kompetitor yang kebetulan dari perusahaan besar.
Imbasnya, penjualan mereka langsung anjlog hingga 75% hanya dalam tempo tiga bulan. Estimasi produk habis dalam tempo dua bulan, ternyata baru habis dalam tempo sembilan bulan. Reseller yang semula 20 orang menyusut menjadi 10 orang. “Kami sangat syok. Sebab, modalnya berupa pinjaman bank,” tambahnya.
Namun, mereka pantang menyerah. Mereka menelusuri kembali kekuatan produk mereka itu ada di mana dan berwujud apa.
“Akhirnya, kami mengetahui jika produk kami itu organik. Sehingga, sekarang, bagaimana pun caranya kami akan menonjolkan sisi organik ini. Boleh saja semua orang mengklaim produknya organik, tapi tidak ada yang seperti kami yang mempunyai sertifikat organik dari supplier,” ucapnya.
Dari situ, mereka mendaftarkannya sebagai produk organik ke BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). Sehingga, masyarakat percaya. Imbasnya, dengan membentuk pasar lain/baru atau lebih tersegmen, sales pun merangkak naik dari yang tinggal 25% menjadi 30%.
Di samping itu, mereka melakukan edukasi pasar lagi setelah sebelumnya merasa malas. Mengingat, sudah happy sebagai pemain tunggal dengan hasil penjualan yang luar biasa.
Edukasi tersebut, mereka lakukan melalui berbagai pameran yang mereka ikuti. Selanjutnya, bagi konsumen yang membeli chia seed akan dikirimi sertifikat organiknya.
Kini, semua dokumen yang mendukung bisnis ini sudah lengkap. Mereka pun telah membuat business plan untuk enam bulan pertama. “Kami juga telah mendapat nomor daftar produk dari BPOM. Sehingga, kami sudah bebas menjual produk kami ke apotek dan supermarket menengah ke atas,” pungkasnya.
Catatan Teguh Aaron Muir Hendrata (Nature’s Energy)
Tip ini diambil dari wejangan Sudhamek (CEO Garuda Food):
- Knowledge (pengetahuan)
Jangan pernah menyerah dalam mencari ilmu pengetahuan. Jangan pernah berhenti belajar. Sampai sekarang, dua minggu sekali, kami hashtag melalui instagram atau sosila media untuk mengedukasi pasar bahwa produk yang dibeli dari kami bisa dikonsumsi dalam kondisi kering, bisa dicampuri air, dan bisa dijadikan puding.
- Network (jaringan)
Dulu, yang kami maksud dengan jaringan yaitu para dokter. Ternyata, keliru. Akhirnya, kami beralih ke toko-toko organik, komunitas organik, ahli gizi, dan sebagainya.
- Capital (modal)
Terus-terang modal kami sangat terbatas. Untuk itu, supply dana harus selalu ada.
- Passion (hati)
Kalau hati kita tidak berada di bisnis ini, kita akan mudah menyerah. Kebetulan, passion saya ingin hidup sehat. Dan, saya sudah menemukan passion saya yaitu menjual makanan organik. Hal ini, menjadi kesenangan tersendiri bagi saya. Perlu diketahui juga bahwa passion lah yang menyatukan ketiga hal tersebut di atas.