Home / Senggang / Resto Area / Cokelat Nikmat Sekaligus Sehat

Cokelat Nikmat Sekaligus Sehat

Cokelat Vanssa

 

Untuk mengatasi mitos negatif pada cokelat, Farida membuat cokelat sehat. Dalam arti, menggunakan campuran bahan yang rendah gula dan kalori. Sehingga, cokelat bermerk Vanssa ini pun aman bagi pendeita diabetes sekali pun

 

[su_pullquote]Cokelat Vanssa menggunakan pemanis khusus yang diperuntukkan bagi penderita diabetes dan lemak sehat yang tidak menimbulkan kolesterol[/su_pullquote]

e-preneur.co. Menurut sebuah dokumen, cokelat untuk pertama kalinya dikonsumsi ketika sebuah situs pengolahan cokelat ditemukan di Puerto Escondido, Honduras, sekitar 1100−1400 tahun SM. Sejak itu, cokelat semakin populer. Karena, selain nikmat, juga berkhasiat bagi tubuh.

Konon, Cleopatra pun menggunakan cokelat untuk menghaluskan kulitnya. Sementara para Bangsawan Eropa, menjadikan cokelat sebagai minuman kesehatan.

Ya. Berdasarkan beberapa penelitian, cokelat diketahui mampu mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Itu, karena, cokelat memiliki kandungan antioksidan yang terbilang tinggi.

Selain itu, saat menikmati cokelat akan timbul efek psikologis di mana hal ini disebabkan oleh titik leleh lemak kokoa, yang terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Hal ini, mengindikasikan bahwa melelehnya cokelat dalam mulut mampu meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat.

Sementara kandungan alkaloid-alkaloid, seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida dalam cokelat juga mampu menurunkan tekanan darah jika dikonsumsi dalam jumlah normal.

Meski begitu, masih ada orang-orang yang enggan mengonsumsi cokelat. Lantaran, mitos-mitos negatif yang berkembang seputar cokelat masih melekat erat pada “makanan para dewa” bagi Suku Aztec ini.

Misalnya, cokelat dapat menimbulkan kegemukan/obesitas, jerawat, kerusakan gigi, bahkan sakit jantung. Saking kuatnya mitos tersebut, penderita diabetes pun menolak mentah-mentah untuk sekadar mencicipi manisnya cokelat. Padahal, cokelat tetap aman mereka konsumsi, sepanjang makan secukupnya saja.

Secara tidak langsung, mitos-mitos tersebut memberi imbas buruk pada pengusaha cokelat. “Memang masih banyak yang pecaya mitos negatif cokelat. Karena itu, sebagai pengusaha cokelat lokal, saya berusaha membuat suatu jenis cokelat yang aman dan sehat bagi tubuh,” kata Farida Ariyani, pengusaha cokelat merek Vanssa.

Untuk itu, Farida tidak membuat cokelat yang hampir sama dengan yang beredar di pasaran. Ia membuat cokelat yang aman dikonsumsi penderita diabetes.

Cokelat ini memiliki campuran bahan yang rendah gula dan kalori. Bahkan, jauh di bawah jumlah kalori pada cokelat pada umumnya. “Saya menggunakan pemanis khusus yang memang diperuntukkan bagi penderita diabetes dan lemak sehat yang tidak menimbulkan kolesterol,” ungkap Farida.

Proses pembuatannya yang melewati 17 tahapan, mulai dari pengolahan buah sebagai perasa cokelat sampai pencampuran seluruh bahan dan pengemasan, menjadikan cokelat buatan perempuan asal Surabaya ini higienis dan eksklusif dibandingkan cokelat skala home industry lainnya. “Prosesnya panjang. Saya memulai dari penanaman pohon cokelat, yang saya pantau langsung ke petani-petani lokal di Jawa Timur dan Sulawesi,” jelasnya.

Selanjutnya, dalam sehari, Farida membuat 100 kg cokelat sehat dan 100 kg−150 kg cokelat reguler. Sekitar 85%−90% dari total produksi cokelat tersebut, ia pasarkan untuk konsumen dalam negeri. Sedangkan sisanya, dikirim untuk pasar luar negeri. Salah satunya, Jeddah, Arab Saudi. Dan, khusus untuk konsumen di sana, ia membuat rasa baru yakni cokelat rasa kurma dan kacang Arab.

Cokelat Vanssa yang memiliki daya tahan 5−6 bulan untuk isi buah dan delapan bulan untu reguler, dijual mulai dari harga Rp135ribu. Sedangkan cokelat sehat (rendah kalori) yang masa kadaluarsanya enam bulan, dijual mulai dari harga Rp200 ribu.

Untuk pemasarannya, Farida lebih memilih cara keagenan yang ia nilai lebih efektif ketimbang sekadar memasoknya ke toko-toko ritel. “Saya menyasar konsumen menengah atas. Jadi, cara penjualan yang cocok ya keagenan,” pungkasnya. Selain itu, untuk mendongkrak penjualan, ia juga rajin mengikuti berbagai pameran.

 

Check Also

Ketika Para Perantau Kangen dengan Kampung Halamannya

Bubur Samin Bubur Samin bukanlah makanan tradisional Solo, tapi menjadi menu takjil yang ikonik di …