Home / Kiat / Agar Suvenir Tidak Berakhir di Keranjang Sampah

Agar Suvenir Tidak Berakhir di Keranjang Sampah

Suvenir Flashdisk

 

Suvenir kebanyakan hanya berakhir di tempat sampah, bila tidak ada manfaatnya. Selain itu, karena tujuan mereka tidak tercapai, beberapa perusahaan besar mulai enggan berpromosi melalui suvenir. Tapi, dengan cerdas, Rasyid menjadikan flashdisk sebagai suvenir. Tak pelak, ia kebanjiran order

 

[su_pullquote]Selain bermanfaat bagi yang menerimanya, melalui suvenir flashdisk, tujuan promosi perusahaan pun tercapai[/su_pullquote]

e-preneur.co. Hampir semua orang pernah mendapat suvenir, baik yang mereka terima dalam acara pernikahan, peluncuran produk baru oleh sebuah perusahaan, maupun acara-acara lain. Biasanya, suvenir-suvenir tersebut mencantumkan nama, logo, atau apa saja yang berkaitan dengan pemberi suvenir. Tapi, karena suvenir itu kadangkala tidak berguna bagi yang menerimanya, maka sebagian dari mereka membuangnya ke tempat sampah.

Hal itu, tentu merugikan perusahaan, misalnya, yang memberi suvenir. Sebab, tujuan promosi, melalui suvenir, tidak sepenuhnya tercapai. Padahal, untuk mengadakannya telah mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak sedikit.

Berkaitan dengan itu, Rasyid, seorang pengusaha suvenir berlabel Souvenir Online, pun menawarkan suvenir berupa flashdisk. Dan, tawaran ini disambut dengan baik oleh banyak perusahaan besar di Tanah Air. Sebab, suvenir flashdisk memberi manfaat seperti umumnya flashdisk yaitu sebagai media penyimpan data.

Awalnya, Rasyid tidak memiliki sedikit pun keahlian mengutak-atik flashdisk, apalagi menyulapnya menjadi suvenir, meski ia sudah biasa “bermain” di produk souvenir. Bahkan, ia “buta” dengan dunia komputer.

Lantas, ia browsing di internet untuk mencari ide. “Ternyata, di luar negeri, terutama Hong Kong, sudah ada suvenir flashdisk dengan berbagai bentuk,” tutur Rasyid.

Namun, Rasyid tidak mau buru-buru mewujudkan peluang yang ada di depan matanya. Menurutnya, sekadar memodifikasi flashdisk berbagai merek yang ada di pasaran, bukanlah solusi.

Akhirnya, jurus cerdiknya keluar. Dengan kemampuan Bahasa Inggris seadanya dan dibantu google translate, ia mencari produsen suvenir flashdisk di luar negeri. “Alhamdulillah, saya menemukan pabrik atau produsen suvenir flashdisk di Hong Kong,” lanjutnya.

Tapi, ia sadar jika suvenir flashdisk haruslah sesuai dengan pesanan pelanggan. Jadi, ia tidak mungkin mengandalkan katalog yang dimiliki pabrik tersebut.

Lalu, bermodalkan laptop dan printer, ia belajar desain. Pesanan pelanggan pun ia desain sendiri, mulai dari bentuk, warna, dan sebagainya sesuai dengan keinginan pelanggan. “Desain itu, saya kirim ke produsen di Hong Kong,” ujarnya.

Setelah desainnya diterima produsen, sebelum diproduksi secara masal, contoh hasil produksi dikirim kembali kepadanya untuk disetujui. Untuk itu, untuk mendapatkan suvenir pesanannya, pelanggan harus menunggu selama 17 hari.

Kini, usaha yang dibangun pada tahun 2007 dari tempat tinggalnya di Pisangan Baru, Jakarta Timur, itu menjadi langganan beberapa perusahaan skala besar di Indonesia. Seperti, Bank Indonesia, Bank Central Asia, Pertamina, dan lain-lain.

Selain itu, suvenir flashdisk milik pria asal Bugis ini juga telah merambah Sabang sampai Marauke. Beberapa daerah, bahkan rutin memesannya, seperti dari Surabaya, Medan, Kalimantan, dan beberapa wilayah di Indonesia Timur. “Ada juga pemesan dari Timur Leste dan Malaysia,” ucapnya. Mengingat, harga suvenir flashdisknya jauh lebih murah dan mempunyai kapasitas memori cukup besar.

Untuk itu, dalam satu bulan, ia berhasil menjual setidaknya 900 buah dengan total omset lebih dari Rp100 juta. “Saya hanya mengambil untung 10% dari total penjualan tersebut,” katanya.

Sebab, selain biaya pengiriman, ia juga harus menanggung pajak impor dan uang muka. Tapi, hal itu, tidak menjadi masalah baginya. Karena, semua pelanggannya berasal dari korporasi.

Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa karena selain bermanfaat bagi yang menerimanya, melalui suvenir flashdisk, tujuan promosi perusahaan pun tercapai, maka prospek usaha ini masih terbuka lebar di masa mendatang dan yang meraup untung darinya bukan hanya raksasa komputer dunia.

 

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …