Home / Celah / Modalnya Cuma Rp100 Ribu!

Modalnya Cuma Rp100 Ribu!

CnK Original Handmade By Evita

 

Merajut identik dengan hobi perempuan. Tapi, dalam perjalanannya, hobi ini bisa menjadi bisnis yang menghasilkan omset terbilang lumayan. Di samping itu, juga dapat dikerjakan sambil mengurusi rumah tangga. Seperti yang dilakukan Tia, dengan CnK Original Handmade By Evita-nya

 

[su_pullquote] Tren fashion berbasis rajutan berkembang pesat di Jawa, tapi belum merambah pasar Sumatera Utara. Bahkan, komunitas rajutnya pun masih sedikit[/su_pullquote]

e-preneur.co. Jangan pernah anggap angin lalu pelajaran yang Anda terima di bangku sekolah. Kelak, ilmu tersebut bisa menjadi ladang bisnis yang menggiurkan.

Inilah yang dilakoni Tia Evitawati, owner Crochet and Knitting (CnK) Original Handmade By Evita. Berbekal ilmu dari pelajaran prakarya merajut yang diterimanya waktu SMP dan diperdalam seiring waktu, Tia melancarkan jalannya menjadi pebisnis rajut sejak tahun 2011.

“Kemampuan saya merajut sebenarnya dari skill paling dasar dan zaman dulu sekali yang saya terima. Waktu SMP ‘kan ada pelajaran prakarya merajut. Ilmu itu tidak ada habisnya, malah makin berkembang. Itu yang saya manfaatkan,” kisah Tia.

Semangatnya semakin berkobar, lantaran melihat tren fashion berbasis rajutan berkembang pesat di Jawa, tapi belum merambah pasar Sumatera Utara (Sumut). “Bahkan, komunitas rajutnya pun masih sedikit,” tambahnya.

Tidak banyak bahan yang dibutuhkan untuk merajut. Bahan dasarnya terletak pada benang dan alat rajut. Hanya membutuhkan modal Rp100 ribu di awal, untuk membeli bahan baku tersebut dan lalu tinggal berkembang pesat.

Dari tangan trampilnya, benang rajut pun “disulap” menjadi berbagai bentuk siap pakai. Di antaranya bedcover, taplak meja, cardigan, jilbab, sajadah, sandal, tas, rompi, syal, dan lain-lain.

“Merajut itu membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Banyak yang mempunyai skill atau hobi merajut, tapi untuk kontinyu merajut mungkin tidak banyak. Memang, harus sabar untuk menjadikan sebuah produk,” ungkap Tia, yang juga bergabung di Komunitas Rajut Medan, D’Rajuters Medan.

Untuk membuat satu produk siap jual saja, kelahiran 10 April 1963 ini menambahkan, dibutuhkan bervariasi waktu. Misal, untuk baju dibutuhkan waktu dua hari, taplak meja bisa disiapkan tiga lembar dalam seminggu, tapi untuk bedcover bisa memakan waktu sebulan.

Sementara untuk memasarkan karyanya, Tia masih melakukannya dengan cara yang sangat sederhana yakni dari mulut ke mulut dan sistem by order. Meski begitu, ia sudah melayani pelanggan dari luar Sumut, seperti Pekanbaru, Depok, dan juga Bandung.

“Saya rajin mengikuti pameran di beberapa tempat. Jadi, ketemu banyak orang di lokasi dan mereka melihat produk saya, lalu memesan. Tidak semua barang bisa ready stok, kecuali taplak meja. Tapi, saya siap saja mengerjakan pesanan. Sejauh ini, semuanya berjalan lancar,” kata warga Jalan Berontak, Pancurbatu, Medan, ini.

Dari usahanya, Ibu tiga anak ini bisa meraup omset Rp6 juta/bulan. “Peminat terbanyak memang dari kalangan Ibu Rumah Tangga. Sementara bahan baku masih saya order dari Jakarta. Karena, kualitasnya lebih bagus. Kecuali, untuk taplak meja yang memang bahannya beda dan sudah ada di Medan,” ungkapnya.

Tia menjelaskan, usaha rajutannya ingin semakin dikembangkan ke depannya. Terutama, untuk memperbanyak stok sekaligus menjadikan tokonya sebagai media jual beli peralatan lengkap untuk merajut. “Termasuk, ingin membuka pelatihan untuk orang lain yang ingin belajar merajut,” jelasnya.

Ia juga tidak takut tergerus dalam persaingan bisnis rajut sejenis. Menurutnya, masing-masing perajut mempunyai keahlian yang berbeda-beda. Sehingga, berbeda pula karya yang dihasilkan.

“Saya mempunyai kemauan. Sehingga, masih tetap semangat untuk berkreasi. Namanya usaha pasti ada saingan. Tapi, ‘kan setiap perajut mempunyai cara merajut berbeda-beda, meski dasarnya sama. Tiap yang dihasilkan pasti mempunyai nilai tersendiri yang tidak dimiliki perajut lain. Konsumen akan melihat itu dan akan memilih mana yang akan tetap menjadi produsen atau penjual favoritnya. Intinya, ya mempertahankan kualitas,” tutupnya.

 

[su_slider source=”media: 3036,3035,3034″ width=”800″ height=”540″ title=”no”]

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *