Home / Celah / Menangkap Celah Pamor Batik yang Kian Moncer

Menangkap Celah Pamor Batik yang Kian Moncer

Sabun Lerak Cair

 

Diakuinya batik sebagai warisan budaya asli Indonesia dan dukungan pemerintah terhadap batik, berimbas bukan hanya pada para produsen batik yang secara besar-besaran berproduksi, melainkan juga pada produsen sabun lerak yang berfungsi untuk menjaga keawetan warna batik. Apalagi, setelah muncul sabun lerak cair yang lebih praktis pemakaiannya

 

[su_pullquote]Sabun lerak cair ini diproduksi, karena batik makin populer dan orang-orang mulai memperhatikan bagaimana merawat kain batik [/su_pullquote]

e-preneur.co. Setelah batik Indonesia berhasil diakui dunia melalui persetujuan dari UNESCO sebagai warisan budaya bukan benda yang dihasilkan oleh Indonesia, pamor batik pun semakin populer. Imbasnya, jika sebelumnya kaum muda enggan mengenakan batik, lantaran dianggap kuno. Maka, kini, batik menghiasi setiap model pakaian yang dikenakan hampir di segala usia. Bahkan, pemerintah mencanangkan batik wajib dikenakan oleh para karyawan pada hari Jumat.

Tak pelak, batik pun menjadi primadona di negeri sendiri. Sehingga, pengusaha batik pun kebanjiran order. Produksi secara besar-besaran mereka lakukan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga untuk keperluan ekspor, baik mulai dari batik dengan kain berkualitas paling ciamik sampai kain dengan harga murah.

Di sisi lain, selain untuk dikenakan sehari-hari atau pada acara-acara tertentu, batik juga dapat dijadikan barang koleksi. Lantaran, motifnya sangat beragam. Bahkan, setiap daerah memiliki motif batik sendiri-sendiri.

Biasanya, kolektor batik akan dengan seksama merawat koleksinya. Kendati demikian, baik kolektor atau bukan, demi menjaga kualitasnya tetap dalam kondisi prima, batik memang harus dirawat dengan baik. Terutama, dalam proses pencuciannya, Agar warna batik tidak lekas pudar, sebaiknya tidak dicuci sembarangan.

Orang-orang zaman dulu mencuci batik dengan menggunakan buah lerak (baca: lerak, red.) di mana biji buah yang memiliki aroma khas ini, mengandung saponin. Saponin inilah, yang menghasilkan busa yang berfungsi sebagai bahan pencuci, bukan hanya kain batik, melainkan juga dapat dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.

Namun, untuk memperoleh lerak tidaklah mudah. Bahkan, merepotkan jika Anda harus mencarinya sendiri. Tapi, kini, tidak perlu repot lagi. Natanael Murdijo Wirjohandjojo telah membuat sabun lerak cair yang siap pakai dan lebih praktis. Karena, dikemas dalam botol, layaknya deterjen cair.

“Sabun lerak cair ini mulai diproduksi kembali Januari 2010. Sebelumnya, Almarhumah Ibu saya sudah pernah memproduksinya. Dan, sekarang, kami produksi lagi. Karena, batik makin populer dan orang-orang mulai memperhatikan bagaimana merawat kain batik,” jelas Natanael.

Namun, perlu diperhatikan dengan seksama bahwa tidak semua sabun lerak cair baik untuk mencuci kain batik. Natanael memberi sedikit informasi, untuk mengetahui kualitas sabun lerak yang tergolong bagus.

“Sederhana saja, jika tercium aroma lerak yang sangat khas itulah sabun lerak yang minim campuran. Tidak masalah kalau ditambahkan pewangi, asalkan tidak banyak. Jangan terkecoh dengan sabun lerak yang terlampau wangi. Bisa jadi, sudah banyak bahan campurannya,” katanya.

Tambahan pewangi dalam sabun lerak memang tidak mempengaruhi kualitas secara keseluruhan, asalkan tidak terlalu mendominasi. Karena, dikuatirkan sabun lerak yang sudah terlalu banyak campurannya, justru mengurangi fungsinya sebagai perawat warna kain batik.

Untuk membuat sabun lerak dengan kandungan ekstrak lerak yang dominan, dibutuhkan waktu selama satu hari penuh guna memprosesnya. “Lama proses pembuatannya, tergantung pada seberapa banyak ekstrak lerak yang sudah dapat diambil secara sempurna. Biasanya, memakan waktu  24 jam,” jelasnya.

Sementara untuk pemakaiannya, Natanael menyarankan agar tetap mendapat kualitas terbaik sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan setelah segel kemasan dibuka. Tapi, jika kemasan masih dalam keadaan tersegel rapi, sabun lerak ini mampu bertahan hingga setahun.

Natanael memproduksi dua merek sabun lerak yakni sabun lerak Sidomukti dan Pusaka Mas di mana masing-masing dikemas dalam ukuran 250 ml. Saat ini, produk ini sudah tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa barat dan Jawa Timur.

Meski untuk pasar luar Jawa, sabun lerak ini belum begitu dikenal, mengingat batik pun belum sepopuler di Jawa, tapi Natanael sudah mempersiapkan diri untuk menjajagi pangsa pasar di sana. Bahkan, hingga ke pasar luar negeri dengan menambah kapasitas produksinya.

“Tinggal tunggu waktu yang tepat. Dan, saat ini, sudah ada permintaan dari Australia dan Malaysia. Tapi, karena masih ada kendala, saya belum bisa melayani,” ujarnya.

Untuk sistem pemasarannya, Natanael memanfaatkan sistem offline dan online secara bersamaan. Ia masih enggan membuka toko sendiri, lantaran kuatir akan melemahkan penjualan para reseller-nya.

“Saya memakai sistem jual titip ke beberapa toko atau counter batik. Saya belum berniat membuka store. Karena, menurut hemat saya, bisa menurunkan jumlah penjualan reseller saya. Sementara melalui online, akan memudahkan pemesanan jarak jauh,” pungkasnya.

 

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *