Bebek Tik-Tok
Kalau opor ayam, tentu sudah pernah merasakannya. Bagaimana dengan opor bebek? Jika ingin mencoba opor bebek yang rasanya jauh lebih gurih ketimbang opor ayam ini, silahkan mampir ke Bebek Tik-Tok yang berlokasi di Cibitung
[su_pullquote align=”right”]Rasanya itu turunan dari rasa rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan daun jeruk. Sehingga, terasa hangat dari dalam dan gurih[/su_pullquote]
e-preneur.co. Beberapa tahun lalu, tempat makan yang menjajakan makanan berbahan baku bebek masih sulit ditemui. Mengingat, selain berbau amis, bebek menghabiskan sebagian besar waktunya di comberan. Sehingga, tak sedikit orang yang ogah menyantapnya.
Paranoid terhadap santapan bebek itu, membuat para pengusaha kuliner tertantang mencari solusinya. Berbagai teknik menghilangkan bau amis pun dikeluarkan.
Imbasnya, citra bau amis pun akhirnya teratasi. Daging bebek yang konon jauh lebih gurih dibandingkan dengan ayam pun kian menjadi makanan kesukaan masyarakat.
Seperti halnya ayam, modifikasi terhadap menu bebek semakin menggurita. Yang umumnya ditemui yaitu bebek bakar, bebek goreng, bebek gulai, rendang bebek, woku, sampai bihun bebek ala Surabaya, Madura, Aceh, Padang, Manado, Hakka, Peking, dan sebagainya.

“Namun, sepanjang pengetahuan saya, belum ada tempat makan yang menawarkan suguhan opor bebek,” ujar Agung Setiawan, pemilik restoran Bebek Tik-Tok.
Menurut Agung, menu opor bebek baru ia temui di kampung halamannya, Klaten, Jawa Tengah. Hal itu juga, yang akhirnya membuatnya terinspirasi membuat usaha makanan berbahan baku bebek.
Agung pun kemudian kembali ke Klaten. Belajar segala sesuatu tentang opor bebek. Lebih dari puluhan pedagang menu opor bebek diamatinya satu per satu. “Namanya di kampung, ya, usaha itu masih sangat konvensional,” imbuhnya.
Kendati begitu, dari sisi citarasa, bisa dibilang, diterima oleh semua lidah orang Indonesia. Tapi, belum begitu dikenal. Karena, hanya “dimainkan” oleh para pedagang kecil yang notabene masih jauh dari sentuhan kemasan bisnis moderen.
Kondisi itu, membuat naluri bisnis Agung berjalan. Berbekal ilmu dan pengalamannya sebagai pengusaha, ia mendirikan restoran Bebek Tik-Tok di salah satu ruas jalan Cibitung, Bekasi, pada tahun 2010.
Restoran berkonsep lesehan itu, menyajikan menu opor bebek dari kampungnya, di samping menu-menu bebek lainnya dan juga ayam. Di restoran tersebut, ia tidak mengubah citarasa opor bebek dari kampungnya.
“Rasanya itu turunan dari rasa rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan daun jeruk. Sehingga, terasa hangat dari dalam dan gurih,” jelasnya. Menu opor itu, disajikan bersama kuah rempah, sambal hijau, dan mentimun.
Agar setiap gigitan menu bebek itu terasa empuk, maka seperti biasa, bebek diungkep terlebih dulu. Sementara untuk menghilangkan bau amis, ia menggunakan rempah-rempah tersebut.
Seperti biasanya dalam dunia usaha, kemasan merupakan salah satu faktor penting dalam menarik konsumen. “Penyajianya dengan daun pisang di atas sebuah piring terbuat dari lidi daun kelapa. Sehingga, menambah nuansa alami dan agar pengunjung mudah mengingatnya,” tuturnya.
Restoran berkapasitas 25 orang itu, juga memberikan paket-paket pada setiap menu bebeknya. Misalnya, Paket Tik, diperuntukan Ibu-ibu dan anak-anak. Sebab, porsinya kecil. Sementara Paket Tok dan Peking lebih ke porsi yang besar. Selain itu, ia juga mengembangkan bebek bakar madu dan menu-menu tambahan dari ayam.
Menurut Agung, prospek usaha makanan berbahan baku bebek masih sangat menggiurkan. Tapi, masing-masing pemain harus terus menjaga kekhasan citarasa yang ditawarkan. Seperti, kekhasan opor bebek miliknya.
