Home / Kiat / Raih Konsumen Anak-anak dengan Peci Berlogo Kartun

Raih Konsumen Anak-anak dengan Peci Berlogo Kartun

Peci Bergambar

Anak-anak merupakan pasar yang menjanjikan. Produk apa pun yang menyentuh anak-anak akan dengan cepat diserap. Hal itu, telah dibuktikan oleh peci bergambar buatan Irwan ini. Imbasnya, dari Gresik,produknya menyebar ke kota-kota besar di Indonesia

[su_pullquote align=”right”]Pengembangan usaha dengan menambahkan logo kartun pada peci anak-anak mendapat sambutan sangat bagus[/su_pullquote]

e-preneur.co. Kerapian dalam beribadah memang diharuskan, mulai dari pakaian yang diwajibkan bersih hingga celana yang menutupi aurat. Agar tampak lebih rapi lagi, banyak yang menggunakan peci atau kopiah.

Dan, seiring waktu berjalan di mana permintaan semakin banyak, pengrajin kopiah pun mulai banyak bermunculan. Tentu saja, dengan model-model yang lebih unik, tapi masih dalam batasan yang ditentukan.

pemilik-nyilSekadar informasi, kopiah yang banyak dipakai oleh kaum muslim yaitu berwarna hitam dan putih. Kendati, banyak juga yang memakai warna lain, seperti merah dan hijau.

Namun, sayang, kopiah yang polos tidak menarik minat anak-anak untuk memakainya. Dari situ, Ahmad Irwan melihat adanya peluang untuk menarik anak-anak memakai kopiah, baik untuk mengaji maupun sholat.

Irwan, begitu ia akrab disapa, yang menjalankan usaha pembuatan kopiah milik almarhum Bapaknya yang sudah ada sejak tahun 1991 ini, pada mulanya memperolehbantuan modal dari sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebesar Rp10 juta. Selanjutnya, ia mulai mengatur usahanya, mulai dari manajemen sampai pemasarannya ke Jakarta.

Kelahiran Bogor, 2 Juni 1974 ini juga memberanikan diri mengikuti pameran bergengsi di Jakarta.“Saya mengikuti pameran di JCC (Jakarta Convention Center) dan Alhamdulillah berjalan lancar. Omsetnya lumayan. Mulai dari situ, saya semakin percaya diri,” kisah Irwan.

Kemudian,Irwan mencoba mengembangkan idenya dengan menambahkan logo kartun pada peci anak-anak, dengan tujuan untuk menarik minat anak-anak untuk memakainya. Tidak disangka, sambutannya begitu bagus.Terutama, dari anak-anak.

“Sambutannya begitu antusias. Saya semakin percaya diri. Dan, ternyata, saya menjadi pelopor peci bergambar untuk anak-anak di Kabupaten Gresik,” jelasnya.

Lalu, Irwan menamai usahanya “Nyil”, yang diambil dari kata Unyil. “Semua orang tahu tentang Unyil. Sayang, nama tersebut tidak bisa dipakai di produk kami. Malah, yang diterima nama Nyil dan itu melambangkan peci anak-anak,” tambah Irwan, yang mengakui jika berkat peci bergambar untuk anak-anak ini, usahanya semakin maju dan dikenal.

Dalam sehari, Irwan dengan dibantu 11 pegawainya bisa membuat sampai 100 pieces. Di sini, Irwan hanya bertugas memotong dan mengatur desain yang harus digambar. “Untuk bagian gambarnya, ada pegawai khusus saya,” kata Irwan, yang membukukan omset penjualan mencapai Rp80 juta–Rp100 juta per bulannya.

nyil-maskotUntuk produknya, Bapak dari empat anak ini membaginya menjadi dua yaitu peci hitam bergambar dan peci hitam polos. Peci hitam bergambar juga dibedakan antara peci hitam bergambar untuk dewasa, remaja, dan anak-anak.

Peci bergambar untuk dewasa, Irwan memberi gambar dengan motif-motif batik. Sedangkan untuk remaja, biasanya hanya berlogo bola. Dan, untuk anak-anak, bergambar kartun dan bola.

Sementara bentuknya pun ada dua macam yaitu lonjong dan bulat. Untuk harganya, yang bulat di Jakarta biasanya dijual dengan harga Rp60 ribu, sedangkan yang lonjong dengan harga Rp50 ribu.

Menurut Irwan, harus ada perbedaan antara peci bergambar untuk dewasa dan anak-anak. Karena, banyak kritikan yang mengatakan bahwa dalam beribadah tidak boleh ada gambar di pakaian yang kita gunakan, termasuk peci. “Katanya, gambar bisa merusak konsentrasi beribadah. Sebab itu, saya bedakan,” jelasnya.

Berkaitan dengan itu, target pemasarannya pun berbeda. Peci polos tentunya dijual di pasar tradisional, khususnya di daerah tertentu, seperti Medan, Palembang, Jakarta, dan Tasik. Sedangkan produk yang sudah memakai motif dan gambar, dipasarkan melalui pasar moderen, seperti mal, butik, dan juga di kota-kota tertentu, seperti Jakarta, Sidoarjo, dan Batam.

Irwan juga menerima pesanan bagi anak-anak atau perusahaan, yang ingin memakai peci dengan gambar seragam. Seperti, ketika ia mendapat pesanan yang sangat banyak dari sebuah TPA (Taman Pendidikan Alquran) dan perusahaan yang ingin mengadakan sunatan masal, dengan memakai logo perusahaan mereka di pecinya.

Namun, tidak berarti usaha ini tidak mengalami rintangan.Menurut Irwan, ia pernah terkena dampak krisis moneter dan mengalami dua kali kebakaran di pasar di kawasan Bogor dan Tanah abang. Produk yang dibuatnya, juga pernah mendapat kiritikan pedas dari masyarakat dan kerabatnya.

Tapi, Irwan menanggapinya dengan bijak. Itusemua dianggapnya kritikan yang membangun agar usahanya lebih maju lagi. “Semua rintangan saya lewati dengan lapang dada dan Alhamdulillah sekarang semuanya berbalik mendukung,” pungkasnya.

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *