Penyewaan Sepeda
Kegiatan bersepeda, semakin marak seiring dengan hadirnya car free day, fun bike, maupun acara sepeda bersama lainnya. Padahal, tidak setiap orang memiliki sepeda. Kondisi ini, memunculkan peluang bisnis penyewaan sepeda, seperti yang telah dilakukan SepedaJakarta.com
[su_pullquote align=”right”]Dari bisnis sewa sepeda dapat dikembangkanmenjadi bisnis bengkel khusus sepeda, misalnya[/su_pullquote]
e-preneur.co. Anda tentu sudah biasa mendengar rental (penyewaan) mobil. Tapi, bagaimana dengan penyewaan sepeda?
Sebagian orang, mungkin akan mengeryitkan dahi. Karena, bisnis semacam ini dirasa masih kurang lazim. Maklum, harga sepeda tidaklah terlampau mahal, jika dibandingkan dengan mobil. Jadi, untuk apa menyewa, bila membeli pun sanggup? Begitu, pola pikir orang-orang itu.
Uniknya, Ali Akbar, pemilik SepedaJakarta.com, suatu ketika justru menemukan adanya pencarian penyewaan sepeda di internet sampai 300 kali.Fakta itu, mendorong konsultan optimasi bisnis ini, menggandeng ketiga sahabatnya (Faizal Kamal, Muhammad Ridwan, dan Sigit Prasojo) untuk membuka tempat penyewaan sepeda. Pada awal tahun 2009, berdirilah SepedaJakarta.com yang dibangun dengan modal 25 sepeda atau setara dengan Rp60 juta.
“Setelah kami masuk ke dalam bisnis sewa sepeda, pencarian sewa sepeda di internet melonjak menjadi 1.000 kali. Artinya, meski membutuhkan, ternyata tidak semua orang yang bekerja di korporat, khususnya, memiliki sepeda. Buktinya, beberapa korporat yang menjadi klien kami secara rutin menyewa setidaknya 100–150 sepeda. Di sisi lain, saat itu, kegiatan sepeda bersama sedang menjadi tren,” kata pria, yang akrab disapa Ali ini.
Pada awalnya, Ali hanya menyediakan sepeda gunung.Karena, jenis sepeda ini yang paling banyak peminatnya. Ketika bisnis ini berjalan, ia menambahkan 20 sepeda lipat agar para Ibu (baca: perempuan, red.) dan anak-anak juga dapat bersepeda ria.Mengingat, sepeda gunung terlalu berat bagi mereka.
“Kami memutuskan menambah jumlah sepeda.Karena, bisnis ini, ternyata berkembang sangat bagus,”ujar Ali, yang juga menambah jenis sepedanya dari sepeda gunung dan lipat, selanjutnya juga ada sepeda mini, low rider, onthel, dan tandem.
Untuk dapat menyewa sepeda-sepeda ini, SepedaJakarta.com memberlakukan beberapa syarat. Pertama, penyewa adalah korporat. Alasannya, untuk menjaga keamanan sepeda itu sendiri. Untuk itu, sebelumnya akan ada penandatangan dokumen serah terima di mana jika ada sepeda yang hilang, maka korporat harus menggantinya dengan uang senilai harga sepeda tersebut.
“Perjanjian ini tidak kaku dan masih dapat dinegosiakan. Misalnya, bila sepeda yang hilang itu senilai Rp1,5 juta, sedangkan si penyewa hanya menggantinya dengan uang sebesar Rp1 juta itu tidak apa-apa bagi kami,” ungkap founder SepedaJakarta.com ini. Sementara untuk sepeda yang rusak, biaya perbaikan hanya dibebankan kalau kerusakannya sudah berada pada tahap serius, patah misalnya.
Syarat kedua, jumlah minimal sepeda yang boleh disewa sebanyak 10 buah. Hal ini, berkaitan dengan besar kecilnya perhitungan ongkos angkut. Sebab, ongkos kirim ini berada di luar tarif sewa sepeda. “Untuk mengangkut sepeda-sepeda tersebut, kami menggunakan truk di mana satu truk mampu menampung 25 sepeda,” katanya.
Di luar itu, SepedaJakarta.com juga menyewakan fasilitas tambahan yaitu helm sepeda dan body protector yang biasanya digunakan untuk melindungi sikut dan dengkul.
“Untuk menyewa sepeda, kami memberlakukan skema pembayaran booked (= sebelum sepeda diantarkan, penyewa harus membayar uang muka terlebih dulu sebesar 50% dan dilunasi pada H-3, red.) dan lock (= menyewa dan langsung membayar lunas, red.),” ucap sarjana komputer ini.
Sekadar informasi, SepedaJakarta.com telah melayani permintaan dari berbagai korporat, diantaranya Perusahaan Gas Negara, BNI, dan WWF Indonesia. Sedangkan daerah jangkauannya mencapai Sukabumi, Tangkuban Perahu, Bandung, Serang, Pandeglang, dan Tangerang.
Sementara, event-event yang dilayani yaitu car free day, gathering perusahaan, fun bike, outbound, dan perlombaan perusahaan. Dari sini, mereka membukukan omset bersih per bulan ratusan juta rupiah, sementara rata-rata 75%-nya sepeda yang disewakan diserap konsumen.
Prospeknya? “Dahsyat! Apalagi, jika ‘mainnya’ di Jakarta. Sebab, di Jakarta adacar free day. Demikian pula, dengan Bandung. Sehingga, kami membuka perwakilan disana (SepedaBandung.com) demi menghemat biaya transportasi, jika ada permintaan sewa sepeda dari berbagai korporat di kota itu,” katanya.
Sementara, jika permintaan membengkak, SepedaJakarta.com menggandeng Paguyuban Pengusaha Sepeda. Sehingga, yang muncul ke permukaan bukanlah persaingan antarpebisnis sewa sepeda, melainkan kerja sama.
Pada dasarnya, ia menambahkan, bisnis sewa sepeda itu sangat menguntungkan. Tapi, bisnis turunannya jauh lebih keren. Karena, dari sewa sepeda dapat dikembangkan, misalnya menjadi bisnis bengkel khusus sepeda.
“Kami pun membuka sekolah kursus montir sepeda. Kami juga membuka outlet yang menjual aneka aksesori sepeda (semacam salon sepeda, red.), membentuk EO (Event Organizer) khusus untuk acara-acara menggunakan sepeda, dan membuat tempat parkir khusus sepeda di berbagai pusat perbelanjaan dan hotel di Jakarta” ujar kelahiran Jakarta, 15 Maret 1979 ini.
SepedaJakarta.com juga menawarkan tiga programnya yang lain yaitu pertama, rent to own. Dalam program ini, penyewa yang telah menyewa sepeda ke SepedaJakarta.com sebanyak 12 kali berhak memiliki sepeda yang disewanya.
Kedua, bike service company. Di sini, SepedaJakarta.com menawarkan kepada orang-orang yang memiliki sepeda lebih dari satu, untuk menitipkan sepeda mereka ke SepedaJakarta.com untuk dikelola atau disewakan kepada pihak lain.
“Kalau sepeda mereka disewa, mereka akan menerima komisi sebesar 20%–30% per sepeda. Tapi, bila suatu waktu mereka ingin memakai sendiri sepeda mereka, maka status mereka berubah menjadi penyewa dan tetap memperoleh komisi,” jelasnya.
Ketiga, bike investment. Dalam program ini, seseorang yang memiliki sejumlah dana ditawari untuk menanamkannya di SepedaJakarta.com. Selanjutnya, setiap bulan, yang bersangkutan akan menerima bagi hasil sebesar 3%. Sebuah peluang usaha yang wajib ditangkap, bukan?
[su_highlight background=”#d65eae”]Catatan[/su_highlight]
- Sepeda gunung merupakan jenis sepeda yang paling disukai orang-orang Jakarta.
- Dalam bisnis ini, juga dapat digunakan sepeda second. Sehingga, biaya investasi dapat ditekan.
Carilah harga sewa di “titik aman” agar nantinya tidak “kecapekan”.