Home / Kiat / Bagus di Kemasan, Apik di Rasa
TOSHIBA CAMCORDER

Bagus di Kemasan, Apik di Rasa

Sate Kerang Rahmat Toha

Yang tradisional, sekali pun masih banyak yang mencari, lama-kelamaan akan tergerus oleh moderenisasi. Kecuali, jika mampu melakukan banyak hal agar bisa terus bertahan. Seperti, yang dilakukan Rahmat dan Toha dengan usaha sate kerang mereka

[su_pullquote align=”right”]Sate Kerang Rahmat Toha bukan cuma bisa dipesan atau disantap di warungnya, melainkan juga dipasarkan via online, twitter, dan BBM[/su_pullquote]

e-preneur.co. Kuliner tradisional akan semakin tergerus zaman. Kecuali, jika si pemilik usaha memiliki ide kreatif. Sehingga, makanan yang terkesan kuno dapat dikembangkan menjadi makanan moderen dan eksklusif. Dan, inilah yang dilakukan Rahmat Effendi, pemilik usaha Sate Kerang Rahmat Toha di Medan, sejak Januari 2012.

Usaha sate kerang ini dibangun pada tahun 1957 oleh Turkiah.Saat itu, makanan ini disajikan begitu saja dan dijajakan di sekitar tempat tinggalnya, Jalan PWS, Medan. Lokasi ini, kemudian dikenal dengan sebutan Gang Kerang. Sebab, dulu, hampir semua warganya berpenghasilan dari berjualan sate kerang.

sate-kerang-rahmat-toha-1Ketika sang Bunda meninggal, usaha andalan keluarga ini dipegang oleh Rahmat dan diberi nama Sate Kerang Rahmat. Pria berumur 36 tahun ini, ingin sate kerang mereka bisa disejajarkan dengan oleh-oleh Medan lainnya, yang sudah mempunyai nama. Setelah berembug dengan Kakaknya, untuk mengembangkan sate kerang mereka dengan level rasa dan kemasan yang lebih baik, terciptalah sebuah produk kuliner sate kerang yang bagus di kemasan dan apik di rasa.

Untuk itu, Rahmat menggunakan Kerang Bulu berkualitas super dan tanpa pasir. “Saya sangat selektif memilih kerang. Terutama, untuk ukurannya yang harus besar. Karena, dalam satu tusuk berisi 3−4 kerang,” ujar Rahmat.

Kini, ia sudah mampu memproduksi sebanyak 60 kg kerang/hari, yang setelah diolah menjadi 500–600 tusuk sate. Sedangkan harga per tusuknya Rp5.000,-. Mengingat, harga kerang terus mengalami kenaikan. Sementara untuk bumbunya, ia menyediakan tiga varian rasa yaitu original, manis−pedas, dan pedas.

“Harga kerang memang sedang gila-gilaan. Tapi, Alhamdulillah selalu ada saja pelanggan setia yang tidak mempermasalahkan harga. Satu di antaranya yaitu pelanggan dari Jakarta, yang setiap kali ke Medan selalu mampir ke sini. Ia bisa membeli sampai 50 kotak,” ungkap Rahmat, yang mengaku jika kebanyakan pembelinya dari kalangan menengah ke atas.

Ya, meski mahal, pelanggannya tidak lari. Bahkan, saat ini, 80% pelanggannya datang  dari luar kota yang order by request terlebih dahulu.Sate kerang yang dalam pemasarannya juga menggunakan twitter dan BBM (BlackBerry Messenger) ini, sudah bisa dibawa lintas provinsi,bahkanluar negeri, tanpa kuatir bentuk dan bumbunya berserakan. Sebab, makanan ini dikemas dalam kotak berbentuk persegi dan dialasi aluminium foil,juga daun pisang agar aromanya terjaga.

Dengan kemasan seperti itu, sate ini juga bisa bertahan selama 12 jam, kendati tanpa bahan pengawet. “Sate ini sudah sampai Batam, Jakarta, Bandung, juga Papua, di samping Singapura dan Malaysia, yang dikirimkan dengan pesawat,” jelasnya.

Selanjutnya, untuk mengembangkan usaha ini dalam skala lebih besar, Rahmat menggandeng Toha, sahabatnya. Berkaitan dengan itu, usaha ini berganti nama dari Sate Kerang Rahmat menjadi tapi Sate Kerang Rahmat Toha.

Dengan mengambil tempat baru di pinggir jalan besar di pusat kota, Sate Kerang Rahmat Toha pun memanjakan pengunjungnya dengan kenyamanan. Di sini, pelanggan tidak lagi hanya bisa memesan untuk dibawa pulang, tapi bisa juga bersantap di tempat sambil duduk danngobrol. Bukan cuma itu,Sate Kerang Rahmat Toha menyediakan menu tambahan, di antaranya nasi goreng kerang.

TOSHIBA CAMCORDER

Ke depannya, Rahmat berencana membuka cabang di Jalan Mojopahit, sebuah lokasi yang menjadi sentra toko oleh-oleh khas Medan. “Itu impian saya. Kita tunggu saja momennya. Untuk saat ini, saya tidak mau menjadi nomor satu, tapi ingin menjadikan sate kerang ini sebagai bagian dari oleh-oleh Medan saja,” ujarnya.

Alhamdulillah, ia melanjutkan, sekarang, Sate Kerang Rahmat Tohasudah masuk jajaran top five. Mengingat, bisnis makanan fresh atau seafood belum ada yang bisa dibawa ke mana-mana tanpa pengawet. “Karena itu, saya terus optimis,” pungkasnya.

Check Also

“Naik Kelas” dengan Mengganti Gerobak Dorong dengan Outlet Permanen Berkonsep Restoran

Bakmi Gila Usaha kakilima banyak diminati para pelaku usaha. Selain itu, konsep PKL mempunyai potensi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *