Empuk Pula Omsetnya
Dimulai dari keisengan Wahid memodifikasi sajadah dan matras yang ada, berakhir menjadi bisnis dengan brand Wahid Home Industry yang selalu kebanjiran order
[su_pullquote align=”right”]Matras batik yang diisi dengan kapas sintetis atau silikon dan kapuk akan membuat nyaman saat duduk di atasnya. Sedangkan sajadah empuk, yang diisi dengan silikon akan terasa lembut. Sehingga, akan menambah kekhusukan dalam beribadah[/su_pullquote]e-preneur.co. Adakalanya, sebuah keisengan bisa berakhir menjadi sebuah bisnis. Setidaknya, keisengan yang dilakukanWahid Syafruddin ini.
Pria yang satu ini, memodifikasi sajadah yang ada dengan mengisinya dengan silikon. Sementara tujuannya yaitu ingin membuat kedua orang tuanya bertambah khusuk dalam beribadah
Ternyata, kedua orang tuanya menyukai sajadah buatannya. Mulai dari situlah, Wahid merasa kalau inilah peluang bisnis yang akan meraup omset besar. “Mereka suka. Bagi saya, itu mewakili rasa suka 10 ribu suara di luar sana. Jadi, saya yakin sajadah ini akan laku keras” kata Wahid.
Pada 10 November 2009, saat ia masih berumur 25 tahun dan menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta, ia mengajukan business plan Program Mahasiswa Wirausahake Pendidikan Tinggi, dengan produk matras batik dan sajadah empuk. Ia menang dan mendapat hadiah Rp8. Hadiah ini ditambah dengan modal usaha yang ia peroleh dari menjadi salah satu finalis regional Jabodetabek dari Bank Mandiri, ia jadikan modal usaha.
Sementara tentang alasannya memilih batik sebagai bagian dari bisnisnya, lantaranbatik sedang booming, serta mempunyai nilai seni dan karakter yang kuat. Dengan demikian, matras batik yang diisi dengan kapas sintetis atau silikon dan kapuk akan membuat nyaman saat duduk di atasnya. Sedangkan sajadah empuk, yang diisi dengan silikon akan terasa lembut. Sehingga, akan menambah kekhusukan dalam beribadah. Seperti, hasil survei yang ia lakukan kepada para pembelinya.
Sedangkan secara bisnis,diyakininya produk ini akan laku keras di pasaran. Dan, memang begitulah adanya. Dalam tiga bulan pertama penjualan, Bapak satu anak inimengantongi omset Rp54 juta/bulan. Dalam perkembangannya, ia sering kebanjiran order.
Hal itu, membuat pria yang mempekerjakan 12 karyawan ini semakin terpacu untuk lebih baik lagi ke depannya dan bersemangat untuk menjalankan usaha. Sementara untuk mengatasi masalah banyaknya order, tapi tidak ada stok barang, saat ini ia selalu mempunyai stok sajadah di gudangnya minimal 500 lembar.Ia juga bukan hanya menjual produknya di toko, melainkan menjualnya secara online dengan harga Rp150 ribu untuk sajadah empuk dan Rp250 ribu untuk matras batik.