Anak Air
Berbeda dengan kursus berenang lain, Anak Air mengusung metode belajar berenang bagi anak-anak dilengkapi dengan kurikulum, yang merupakan hasil kerja sama dengan Swim Lessons University dari Amerika Serikat
[su_pullquote align=”right”]Anak Air membuat kurikulum bersama dengan Swim Lessons University, untuk mendapatkan hasil pengajaran yang maksimal[/su_pullquote]e-preneur.co. Ide memulai bisnis bisa datang dari mana saja.Termasuk, dari hobi. Seperti yang terjadi pada Riandi Ridwan, yang hobi berenang.
Awalnya, kelahiran Jakarta, 21 Mei 1979 inibekerja di sebuah perusahaan sebagai marketing. Lalu, karena membutuhkan tambahan biaya untuk hidupnya, ia memutar otak untuk membangun usaha.
Mengingat sangat hobi berenang dan kebetulan di rumahnya ada kolam renang yang jarang sekali digunakan, plusia senang sekali dengan anak-anak, maka muncullah ide membuka kursus berenang untuk anak-anak umur 1−12 tahun. Untuk itu, ia menanamkan modal Rp500 ribu saja.
“Saya tidak begitu banyak mengeluarkan modal. Karena, kolam renang yang saya pakai untuk kursus milik keluarga saya. Untuk properti pendukung lainnya, seperti pelampung, saya juga sudah punya,” jelasnya.Lantas, pada tahun 2010, sarjana diploma jurusan IT dari Universitas Bina Nusantara ini pun membuka kursus berenang yang dinamai Anak Air.
Namun, sebelum terjun langsung mengajar berenang, ia mengikuti tes sebagai pengajar di sekolah renang untuk mendapatkan sertifikat resmi dari Kemendikbud. “Saya mengikuti tes bagaimana cara mengajar yang benar dan juga banyak belajar dari Kakak saya yang atlet,” tuturnya.
Pada awal pendaftaran, anak ketiga dari tiga bersaudara ini hanya memasang spanduk di pinggir jalan. Ternyata, ada yang merespon. Meski murid pertamanya hanya dua orang, tapi mulai dari situ ia mendapat banyak kepercayaan dari orang-orang yang datang dari mana-mana. Saat ini, Riandi sudah mempunyai ratusan murid.
Pada mulanya, ia mengajar murid-muridnya seorang diri. Tapi, sekarang, ia sudah dibantu oleh beberapa tenaga pengajar yang profesional dan berpengalaman. “Di sini, ada 14 tenaga pengajar yang semuanya sudah mempunyai pengalaman tentang mengajar berenang untuk anak-anak, agar mereka merasa aman dan nyaman saat belajar,” katanya.
Bukan cuma itu, dalam Anak Air juga juga terdapat kurikulum pengajaran berenang yang disusun berdasarkan kerja sama dengan Swim Lessons University dari Amerika Serikat, untuk mendapatkan hasil pengajaran yang maksimal. Dengan demikian, Anak Air pun memberi sistem pengajaran yang berbeda.
Di sini, ada beberapa tingkatan kelas yang diajarkan.Karena, setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Meski begitu, tim pengajar menargetkan dalam waktu enam bulan, murid sudah harus bisa basic tentang berenang, seperti pernafasan dan bagaimana caranya mengayunkan kaki. Untuk itu, di sini, juga ada pemakaian gelang setiap belajar berenang agar pengajar mengetahui sampai mana kemampuan muridnya.
Di samping itu, sebelum memulai pelajaran baru, para pengajar selalu memberikan penjelasan terlebih dulu. Dan, setelah selesai belajar berenang, selalu ada laporan untuk orang tua murid.
“Saya menerapkan sistem pengajaran yang rapi dan beraturan. Jadi, tidak asal mengajar lalu sudah begitu saja, tapi sebelum dan sesudah mengajar selalu ada laporan kepada orang tua murid agar mengetahui anaknya sudah bisa sampai mana,” jelasnya.
Bila ingin menjadi murid Anak Air, bisa mendaftar kapan saja. Pendaftaran dibuka dengan harga bervariasi, tergantung dari kemauan si murid. Kelas 1 anak 1 guru dikenakan biaya Rp500 ribu, kelas 2 anak 1 guru (Rp275 ribu), dan kelas 3 anak 1 guru (Rp250ribu) di mana masing-masing dengan 4 kali pertemuan.
Di luar itu, juga dibuka kelas pertemuan lebih dari empat kali bagi murid yang menginginkannya, yang tentu dengan biaya yang lebih mahal. Selain itu, setiap bulan ada bayaran rutin sebesar Rp150 ribu.
Kini, Riandi sudah merasakan perkembangan yang signifikan pada usahanya. Buktinya, omsetnya dalam sebulan bisa mencapai Rp80 juta. “Semua usaha yang saya rintis dari nol ini tidak sia-sia. Dan, hal ini juga berkat kepercayaan para orang tua murid yang turut mempromosikan Anak Air dari mulut ke mulut,” tambahnya.
Berkaitan dengan itu, ia merasa usahanya sudah bisa dikembangkan dengan menawarkanfranchise. “Saat ini, saya sudah secara resmi menawarkan franchise Anak Air dengan memberikan konsep, manajemen, dan kurikulum tentang bagaimana caranya menjadi pengajar yang baik dan bagaimana memberikan pengajaran yang baik bagi anak-anak didik,” tutup Riandi, yang membangun usahanya di kawasan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.