Smart Edu Tools
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang tua yang merasa lebih bangga bisa membelikan anak-anak mereka gadget ketimbang mainan yang edukatif. Resah dengan kondisi ini, Aisyah pun mendirikan Smart Edu Tools yang dipasarkan secara online, berikut konsultasi gratis
[su_pullquote align=”right”]Orang tua tidak hanya membeli bahan untuk membuat mainan ini, tapi lebih pada manfaatnya[/su_pullquote]
e-preneur.co. Berangkat dari rasa resah dengan kebiasaan para orang tua, yang lebih bangga memberikan perangkat teknologi daripada mainan tepat guna, Siti Aisyah membangun sebuah bisnis reseller bertajuk Smart Edu Tools. Perempuan berusia 27 tahun ini, memulai usahanya sejak tahun 2007 dengan menjual beragam produk bernilai edukasi untuk anak-anak dari usia dini.
Sebut saja mainan kayu, balok kayu, city clown, jam kayu, seluncur mobil, bowling, lego, e-book, buku bantal, abaca flash card, jari Al-Quran, kalender ramadhan, dan lain-lain. Ada juga mainan buatan tangannya sendiri yaitu mainan dari kain flannel, seperti boneka jari, kubus, angka, huruf, dan sebagainya.
Pada awal membuka usaha, Ibu dua anak ini hanya dropship barang, lalu mengandalkan jualan dengan foto-foto produk yang disebar via facebook. Dengan antusias yang baik, lantas Aisyah mulai menyetok barang sekitar 200 item. Pembelian barang yang banyak dari produsen juga meringankan biaya. Karena, sebagai reseller, dia bisa membeli dengan diskon 15%.
“Jadi, ini semua merupakan mainan cerdas yang sangat bermanfaat untuk perkembangan anak dan sangat membantu orangtua, untuk memberi stimulasi yang tepat untuk ananda tercinta,” ujar Aisyah, begitu ia disapa.
Ia mengaku bahwa tidak bisa tenang begitu mendapati fakta dalam kehidupan masa kini, orang tua sangat jarang memberikan mainan yang tepat untuk menstimulasi buah hati tercinta.
“Secara pribadi, saya sangat ingin memberikan stimulasi terbaik untuk masa emas anak-anak saya. Lalu, saya mendapati kenyataan bahwa saat ini, orang tua lebih bangga memberikan gadget yang notabene malah merusak dan mengganggu perkembangan anak. Karena itu, misi saya menjual mainan ini tidak sekadar mencari keuntungan, tapi lebih kepada menyebarkan manfaat dan mengedukasi orang tua,” paparnya.
Dalam pemasarannya, menurut Aisyah, tidak ditemui banyak kendala. Sebab, selain memanfaatkan online marketing, Aisyah yang juga membuka bimbingan belajar ini secara langsung menjadi konselor bagi orang tua yang mempunyai anak bermasalah dan menawarkan ke tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Pemasaran via BB (BlackBerry) lebih profit. Dan, untuk melebarkan pemasaran, saya menawarkan ke PAUD/TK (Taman Kanak-kanak), teman-teman, dan bazar. Semua produk rata-rata disukai konsumen. Hanya, kadang mereka menimbang harganya, kesesuaian antara bahan baku dan harga. Tapi, saya biasanya mengatasinya dengan menerangkan manfaatnya. Jadi, mereka tidak hanya membeli bahannya, tetapi lebih pada manfaatnya,” ungkapnya.
Sarjana magister psikologi ini, menguraikan bahwa konsumennya yakni orangtua yang memiliki anak berumur 3 bulan–12 tahun. Konsumen tidak hanya datang dari Medan, tapi juga Aceh, Depok, Makassar, dan Padang. Sedangkan stok barang reseller-nya, sebagian besar dari Jakarta, Bekasi, dan Depok.
Dalam sebulan, omsetnya rata-rata Rp3 juta–Rp5 jutaan. Ia mengatakan bahwa usahanya memang masih menapaki jalan sukses, tapi seperti ditekankannya bahwa bukan keuntungan tujuan utamanya.
Ia juga yakin bahwa meski banyak pesaing di usaha ini, cirikhasnya yang menyediakan layanan konsultasi gratis menjadi pembeda. Perempuan yang juga aktif sebagai relawan Kampung Dongeng ini, juga menekankan pada bahan baku yang aman untuk anak-anak. “In Shaa Allah, bahan bakunya aman. Karena, saya cek terlebih dahulu secara detil setiap produk yang saya jual,” timpalnya.
Aisyah mengungkapkan bahwa meski saat ini bimbingan belajar masih menjadi usaha utamanya, ia meyakinkan bahwa Smart Edu Tools akan menjadi sampingan yang utama.
“Target ke depan, saya ingin mengembangkan usaha ini ke tingkat distributor, tidak lagi sebatas reseller. Bahkan, saya ingin menjadi produsen. Karena, saya ingin membuka lapangan pekerjaan untuk yang lain. Saya juga ingin anak-anak tumbuh dengan baik, yang dimulai dengan mainan yang edukatif,” ucap Aisyah, yang mengandalkan dirinya sendiri dalam berbisnis.