Bisnis Parsel
(Godongijo)
Parsel tanaman bukanlah parsel dalam bentuk baru.Tapi, tidak bisa dimungkiri jika parsel semacam ini masih tergolong unik, di samping mengandung unsur lingkungan hidup. Karena itu, tidak mengherankan, jika mulai banyak konsumen yang melirik dan imbasnya mendongkrak penjualan tanaman hias, yang biasanya merosot saat memasuki bulan puasa dan lebaran. Seperti, yang terjadi pada Godongijo Nursery
[su_pullquote align=”right”]Kehadiran parsel tanaman hias, mendongkrak penurunan penjualan Godongijo dari 50% menjadi 10%−20%[/su_pullquote]e-preneur.co. Lebaran identik dengan parsel. Parsel dalam bentuk makanan, minuman, dan barang pecah belah yang ditata sedemikian rupa itu biasa. Tapi, bagaimana bila parsel itu berupa tanaman hias yang, tentu saja, berada di dalam potnya plus obat antihama dan pupuknya?
Parsel semacam itu ditawarkan Godongijo, sekitar tahun 2004. Kala itu, Slamet Budiarto menuturkan, kapasitasnya masih kecil-kecilan. Sebab, pada awalnya, usaha ini terpicu oleh permintaan salah seorang konsumen.
“Usai berbelanja, yang bersangkutan mengatakan bahwa tanaman yang ia beli, sejatinya akan diberikan kepada pihak lain. Untuk itu, ia membuat semacam kartu ucapan selamat, lalu meminta kami untuk mengemas dan mengirimkannya kepada pihak yang dituju konsumen kami tersebut. Jadi, bentuknya semacam parsel,” kisah Manager Operasional Godongijo ini.
Dalam perjalanannya, Slamet melanjutkan, ternyata terjadi perkembangan yang bagus. Sehingga, nursery yang berlokasi di Sawangan, Depok, ini bertekad menyeriusinya.
Apalagi, kehadiran parsel tanaman tersebut, mampu mendongkrak penjualan tanaman hias yang melorot tajam (lebih dari 50%,red.) saat bulan puasa, lebaran, dan natal.Mengingat, tanaman hias bukanlah kebutuhan primer. Sehingga, ketika bulan puasa dan lebaran tiba, tanaman hias harus rela dipinggirkan terlebih dulu. Selain itu, selama bulan puasa, tidak ada pameran sama sekali. Padahal, Godongijo, khususnya, memperoleh pemasukan terbanyak dari pameran tanaman hias.
Selanjutnya, sekitar tahun 2005−2006, nursery yang berdiri pada tahun 2003 itu, mulai membuat parsel tanaman hias. Imbasnya, penurunan penjualan tanaman hias pun terangkat hingga tinggal 10%−20%. Apalagi, ketika terjadi booming tanaman hias, terutama anthurium, pada sekitar tahun 2006−2007. Sehingga, saat kebun bibit yang memiliki 14 jenis tanaman pot ini membuat parsel anthurium, sudah dipastikan laku keras.
Sayangnya, seiring dengan meredupnya pasar tanaman hias seperti yang terjadi akhir-akhir ini, pemesanan parsel tanaman hias pada sekitar tahun 2008−2009 pun menurun kembali.
“Tapi, penurunan penjualan itu terletak pada nilai rupiahnya, bukan pada jumlah pemesanannya. Sebab, pada tahun 2006, anthurium dihargai Rp2 juta/pohon, sedangkan saat ini harga anthurium minimal Rp200 ribu/pohon. Selain itu, juga karena belum banyak orang yang mengetahui tentang parsel tanaman hias,” jelas sarjana agronomi dari Institut Pertanian Bogor ini.
Untuk mengatasi kondisi itu, nursery seluas 3 ha tersebut tidak menolak konsumen yang ingin memesan parsel tanaman hias, di luar lebaran dan natal. Tapi, pemesanan semacam ini digolongkan sebagai pemesanan khusus dan dengan jumlah khusus. Dalam arti, pemesan harus memesan dalam jumlah relatif banyak, agar ongkos kirim dapat ditekan sedemikian rupa. Sementara, harganya tetap sama dengan parsel bila isi yang diminta sama dengan parsel.
Selain itu, dengan berusaha menggantikan posisi suvenir pernikahan, yang selama ini diketahui hanya berupa benda-benda kecil yang kadangkala tidak berguna. “Jika tanaman hias dapat menggantikannya, berarti kami membuat minimal 1.000 buah! Memang sih harga tanaman hias jauh lebih mahal daripada suvenir pada umumnya. Tapi, tidak akan menjadi masalah bagi kalangan-kalangan tertentu,” ucapnya, optimis.
Sementara untuk parsel yang berkaitan dengan hari raya yang dapat dipesan minimal tujuh hari sebelum hari H, Godongijo menetapkan harga ratusan ribu rupiah (sudah termasuk ongkos kirim). Pertimbangan harga ini, terletak pada jenis tanaman (adenium, aglonema, dan lain-lain) dan besar kecilnya ukuran pot (15 cm, 20 cm, atau 30 cm).
“Perlu diketahui bahwa dalam parsel ini terdapat dua paket yaitu pertama, paket tanamanplus potnya yang harganya disesuaikan dengan daftar harga tanaman yang telah kami tentukan. Kedua, paket tambahan berupa buku petunjuk merawat tanaman, obat antihama, dan pupuk,” ucapnya.
Paket tambahan tersebut, ia menambahkan, dimaksudkan agar penerima parsel yang belum tentu pecinta tanaman hias, tidak kelimpungan ketika ada masalah dengan tanaman yang diberikan. “Lebih jauh, kami berharap mereka yang menerima parsel, yang semula tidak menyukai tanaman hias akan menyukainya. Bahkan, menjadi hobiis. Selanjutnya, akan mencari tanaman-tanaman hias lain ke Godongijo. Di samping itu, jika nantinya obat antihama dan pupuk habis, mereka akan membeli lagi ke tempat kami,” pungkas kelahiran Tegal, 11 Oktober 1971 ini.
Pada dasarnya, dunia parsel tanaman hias ini baru dibentuk, sehingga belum matang. Artinya, pasarnya akan terus tumbuh seiring dengan munculnya berbagai inovasi. Apalagi, ada sisi positif dari parsel tanaman hias yaitu setelah tidak lagi menjadi parsel, tanaman hias tersebut akan dapat dipelihara laiknya tanaman pot yang bertahan hidup dalam jangka waktu relatif lama, sedap dipandang, dan bergengsi.