Home / Frontline / Padu Padankan Konsep Marketing Klasik dengan Moderen

Padu Padankan Konsep Marketing Klasik dengan Moderen

Arief Sujatmiko dan Eko Supriyono

(Pengelola PT Binangun Teknika Aditya)

Alah bisa karena biasa. Begitulah, gambaran perjalanan karir dua sahabat, Arief dan Eko. Sebab, dengan latar belakang sarjana ilmu ekonomi studi pembangunan, mereka mampu mengelola perusahaan yang bergerak dalam bidang lapisan logam/baja

[su_pullquote align=”right”] Jalani segala sesuatunya dengan optimis, kerja keras, serta selalu mencari dan melihat celah-celah pasar[/su_pullquote]

e-preneur.co. Kemajuan sebuah negara ditandai oleh, salah satunya, hadirnya berbagai industri. Di antaranya, industri otomotif, tekstil, kertas, minyak dan gas, dan sebagainya. Sementara, bagi industri-industri itu, kemajuan mereka dinilai dari banyaknya permintaan dari konsumen dan kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut.

binangun-1Untuk itu, berbagai industri menggunakan macam-macam peralatan mesin agar selain dapat memenuhi permintaan, juga dapat meminimalkan biaya produksi. Tapi, segala sesuatu mempunyai keterbatasan. Termasuk, berbagai peralatan mesin yang “dipaksa” untuk bekerja lebih keras, lebih cepat, dan lebih sering. Sehingga, pada akhirnya, mesin-mesin itu “menyerah” atau mengalami kerusakan di sana-sini.

Pada saat seperti itu, dibutuhkan perusahaan jasa yang berfungsi merekondisi atau memperbaiki mesin-mesin tersebut. Dan, salah satu dari perusahaan yang dimaksud yaitu PT Binangun Teknika Aditya (Baca: Binangun, red.). Perusahaan ini, bergerak dalam bidang pelapisan logam yang mencakup hard chrome platting, nickel chrome, dan zinc platting.

Berikut, hasil perbincangan e-preneur.co dengan dua pengelolanya, yang membawa perusahaan yang berdiri di atas lahan seluas 3.500 m² dan mempekerjakan 35 karyawan yang berasal dari satu kota, Rembang, dari posisi belum dikenal hingga berada di tengah-tengah posisi antara perusahaan spesialis hard chrome plat besar dan plat kecil. Mereka yaitu Arief Sujatmiko (Arief) selaku direktur dan Eko Supriyono (Eko) selaku manager marketing.

binangun-5

Bisa diceritakan dari awal, bagaimana mengelola Binangun?

Arief: Saya datang ke Jakarta pada tahun 1999. Lalu, bekerja pada suatu perusahaan. Tapi, akhirnya keluar. Karena, manajemennya tidak bagus. Tahun 2001, saya dipercaya oleh owner dari perusahaan sebelumnya, untuk mengelola PT Gemanting Aditya Engineering (Baca: Gemanting, red.), yang berlokasi di Pondok Kopi, Jakarta Timur. Pada saat itulah, saya mengajak Eko untuk bekerja sama mengelola perusahaan ini.

Tiga tahun kemudian, Gemanting pindah lokasi ke kawasan Tambun Selatan, Bekasi. Dan, tahun 2007, Gemanting berubah nama menjadi PT Binangun Teknika Aditya. Karena, masuknya pemegang saham baru.

Kami memang hanya mengelola peruasahaan ini. Tapi, kamilah yang memulai segalanya dari awal, seperti mencari lokasi, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Bahkan, ketika harus bersitegang dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan warga, yang akhirnya mereda setelah mengadakan pendekatan persuasif.

 Eko: Ya. Saya memang diundang Arief ke sini untuk bersama-sama menjalankan usaha ini. Jadi, ketika pada akhirnya kami mengelola usaha ini ya kami bersama-sama lagi menjalaninya.

Saya lulus sebagai sarjana ilmu ekonomi studi pembangunan, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, tahun 1998. Kemudian, saya mencoba mencari peruntungan di Surabaya. Tahun 2000, saya pulang ke Rembang dan kembali mengikuti berbagai tes lowongan kerja sampai akhirnya Arief mengajak saya ke Jakarta.

 

binangun-6Di sini, posisi Arief sebagai direktur, sementara Eko sebagai manager marketing. Bagaimana menyikapi kondisi ini?

Arief: Tidak ada perbedaan. Saya dan Eko sudah hampir 20 tahun berteman. Kami satu kampung, satu Sekolah Menengah Atas, satu kampus, bahkan satu fakultas dan satu jurusan, serta satu tempat kos. Hanya sebuah kebetulan, kalau saya datang ke Jakarta lebih dulu. Dan, ketika saya diberi kewenangan untuk membangun usaha ini, saya mengajak Eko.

 

Kalau begitu, latar belakang ilmu yang ditimba selama kuliah tidak berhubungan dengan bidang kerja di Binangun yang notabene perusahaan yang bergerak dalam bidang lapisan logam/baja?

Eko: Sebenarnya, tidak bisa dikatakan tidak berhubungan. Sebab, di sini, tetap ada kaitannya dengan ilmu ekonomi. Terutama, dalam pengelolaan sebuah usaha di mana hal itu berkaitan dengan ilmu ekonomi. Jadi, ilmu manajemennya terpakai juga di sini.

 Arief: Saya pernah bekerja selama setahun dalam bidang ini. Sekali pun saat itu serabutan, tapi saya menimba ilmu dari situ.

Bisa diceritakan kiat-kiatnya membangun Binangun?

Arief: Jalani segala sesuatunya dengan optimis, kerja keras, serta selalu mencari dan melihat celah-celah pasar.

Eko: Bejo! Tapi, bejo (Jawa: keberuntungan, red.) itu tetap harus dicari dan kebetulan ada. Selain, juga harus ada usaha. Bejo ini, meski prosentasinya kecil, namun juga turut menentukan.

Misalnya, dalam sebuah bisnis harus ada yang namanya ikhtiar/usaha yang memegang peranan sebesar 70%. Nah, bejo memegang yang 25%-nya. Sementara yang 5% merupakan faktor-faktor lain.

binangun-10Tapi, semulus itukah?

Eko: Tidak juga. Dalam usaha itu yang penting istiqomah, tekun, kita pelajarai terus, kita gali terus apa yang ada dalam usaha itu, serta selalu mencari pasar. Kalau pasar itu sudah ketemu dan perusahaan kita cocok, dengan sendirinya pasar akan terbuka. Dan, kalau sudah seperti itu, kita tinggal me-maintain dengan quality, standar produk, dan sebagainya supaya kepercayaan itu berkesinambungan.

Semuanya itu kami cari sendiri, dari relasi-relasi yang kami miliki yang kami kumpulkan secara getok tular (Jawa: dari mulut ke mulut, red.). Artinya, kalau jualan kita bgus, orang lain pasti akan mendengar. Kalau sudah mendengar, pasti akan mencoba. Kalau sudah mencoba dan merasakan bahwa produk itu bagus, pasti akan memberi tahu teman yang lain.

Jadi, di sini ada dua unsur yang menonjol yaitu bejo dan getok tular. Dan, itulah konsep marketing kami. Tapi, jangan lupakan peran teknologi canggih. Sehingga, dapat selalu mengikuti tren produk, pasar, keinginan konsumen, dan sebagainya.

Artinya, sisi marketing tradisional tetap ada, sisi marketing moderen seperti menggunakan teknologi informasi juga harus ada, di samping iklan, brosur, dan lain-lain. Meski, untuk yang terakhir itu kontribusinya tidak terlalu banyak, “sekadar” untuk memperkenalkan keberadaan kami. Tapi, cukuplah mendukung.

Yang jelas, mutu/kualitas yang lebih kami utamakan. Kami juga harus yakin bahwa produk kami ini laku dan servisnya harus bagus. Mengingat, kami bergerak di usaha jasa. Selain itu, kami juga harus kompetitif, konsisten, ontime dalam delivery, ramah lingkungan, dan sebagainya. Dengan demikian, konsumen akan melihat bahwa perusahaan ini benar-benar peduli lingkungan.

Perjalanan usaha ini, boleh dikata mulus. Tapi parameter mulus itu relatif. Yang jelas, trennya positif. Dan, kalau itu dikaitkan dengan omset, sebagai usaha jasa, naik turunnya omset kami sangat dipengaruhi jumlah barang yang harus kami rekondisi. Dengan kata lain, omset kami mengalami penurunan setelah lebaran dan mengalami peningkatan sebelum lebaran. Namun, rata-rata stabil.

 

Apa sebenarnya kelebihan Binangun dibandingkan perusahaan-perusahaan sejenis?

Eko: Pada dasarnya sama saja, standar. Kalau itu dianggap kelebihan, mempunyai keterkaitan dengan pelanggan. Dalam arti, dipercaya. Jangan sampai kita mengecewakan pelanggan.

Arief: secara teknis belum banyak perusahaan hard chrome yang mampu melapisi dengan ketebalan tertentu. Selain itu, ada beberapa metal yang dapat kami kerjakan, tapi perusahaan lain tidak dapat melakukan itu. Ada juga suatu proses yang tidak direkomendasikan untuk chrome itu disambung, kadangkala kami bisa melakukan itu. Itu semua, berpengaruh pada delivery. Harga kami juga bersaing.

Sedangkan posisi kami, berada di tengah-tengah perusahaan-perusahaan chrome plat besar dan plat kecil. Secara kualitas, kami sudah dapat menyaingi yang sudah besar, namun harga kami lebih murah daripada mereka. Sementara bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil, kualitas kami di atas mereka.

Bicara tentang pasar?

Eko: Pasar masih terbuka sangat luas. Tapi, kami masih sebatas di Jabodetabek.

 

binangun-7Prospeknya?

Eko: Dari informasi yang saya peroleh, industri pengeboran minyak, gas, maupun biotermal mengalami peningkatan sebesar 20%–25%. Dengan kata lain, sumur yang harus dibor banyak, tapi alat yang harus digunakan untuk itu kurang. Otomatis, alat yang ada akan lebih sering digunakan. Imbasnya, rekondisi akan lebih sering.

Sementara dalam industri otomotif, ketika Bank Indonesia memunculkan kebijakan bahwa DP sepeda motor harus 30%, dampaknya produksi sepeda motor menurun yang berimbas pada industri-industri lain. Singkat kata, segala peralatan yang menggunakan chrome akan berpengaruh pada Binangun, khususnya.

Prospek Binangun sendiri, diharapkan bagus. Karena, kami tidak dapat meramalkan prospek, kami hanya dapat berusaha. Di samping itu, jika nanti muncul berbagai kebijakan, tentunya akan berpengaruh pula.Kendati,secara tidak langsung bagi Binangun.

 

Rencana ke depan?

Arief: Ekspansi pasar. Karena, pasarnya masih sangat terbuka. Kami akan masuk ke berbagai perusahaan manufaktur yang lain. Yang paling penting bagi sebuah usaha itu pasar. Jadi, kalau pasarnya bagus, otomatis semuanya mengikuti. Tapi, kalau mau ekspansi pasar, kita harus kembalikan ke diri kita sendiri yaitu apa yang akan kita tawarkan ke mereka. Kalau yang kita tawarkan ke mereka menarik, maka kita akan memperoleh pasar yang lebih banyak.

Singkat kata, peluangnya masih terbuka lebar. Jadi, percaya diri dengan kemampuan kita saja. Optimis dengan apa yang akan kita raih. Sesudahnya, kita laksanakan.

Check Also

Sukses Membangun Kerajaan Bisnis dengan Telaten Merangkai Jaringan

Onny Hendro Adhiaksono (PT Trimatra Group) Dalam bisnis, selain modal, jaringan dan skill mempunyai peran …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *