Kidzania
Banyak tempat bermain bagi anak-anak yang berlokasi di dalam mal, yang juga menjadi tempat mereka belajar. Tapi, di Kidzania, dengan dipandu oleh Zupervizor-nya, anak-anak belajar menyelami profesi atau dunia kerja orang dewasa, yang mungkin selama ini mereka impikan, dan belajar menghargai nilai uanglaiknya dunia kerja yang sesungguhnya
[su_pullquote align=”right”]Kidzania membantu anak-anak bagaimana mengelola hidup di kemudian hari, serta menemukan minat dan bakat mereka[/su_pullquote]e-preneur.co. Banyak jalan menuju Roma. Banyak pula cara untuk memberi anak-anak pembelajaran. Salah satunya yaitu edutainment dengan konsep dasar role play.Seperti yang ditawarkan Kidzania, sebuah usaha waralaba dari Meksiko.
Di sini, anak-anak memperoleh pembelajaran yang sifatnya bermain alih peran seperti orang dewasa. Sekadar informasi, edutainment berasal dari kata education dan entertainment.
Untuk itu, Kidzania dibentuk laiknya sebuah kota. Bahkan, boleh dikata, lebih bagus daripada kota sebenarnya. Karena, tidak ada banjir, polusi, kemacetan, dan lain-lain.
Hal ini, memang sesuai dengan motto Kidzania yaitu Get a Better World. Dan, seperti halnya kota, di sini juga terdapat 12 sektor industri, di antaranya media, pelayanan, dan kantor pemerintahan.
“Di Kidzania, anak-anak akan memperoleh pemahaman tentang dunia kerja. Karena itulah, di sini disediakan lebih dari 100 jenis profesi yang dapat mereka coba. Jadi, bukan sekadar bermain,” jelas Ika Suwandi, yang saat itu selaku Mayor atau Direktur Operasional Kidzania Center.
Misalnya, Ika melanjutkan, jika seorang anak ingin menjadi dokter bedah. Ia harus mengunjungi hospital establishment (wahana medis, red.). Di tempat ini, ia akan belajar bagaimana menjadi dokter bedah, tapi dalam kapasitas bermain. Dengan demikian, meski belajar, tapi menyenangkan (tidak berarti bahwa belajar selalu menyebalkan, red.). Dan, seperti halnya bekerja, ia juga mendapat gaji (baca: upah, red.) berupa mata uang Kidzania Dollar (Kidzo).
Namun, seperti halnya dunia kerja di mana ada sisi manis, di situ pula ada sisi pahit. Di dunia kerja Kidzania pun demikian.
“Misalnya, anak yang ingin menjadi dokter bedah, harus melalui berbagai tahapan sebelum menjadi dokter bedah. Sehingga, timbul pemikiran bahwa untuk menjadi dokter bedah itu tidak mudah. Tapi, intinya, kami ingin memperkenalkan kepada anak-anak agar memiliki pemikiran positif, terhadap berbagai ‘pekerjaan’ yang kami tawarkan.Seperti, yang juga tecermin pada police station & jail establishment. Bahwa di mana penjahat yang dipenjara pun, harus melalui sistem peradilan yang bersih dan fair,” ujarnya.
Kidzania juga mengajarkan budaya antri, budaya yang tidak disukai orang dewasa. “Padahal, hidup itu sendiri mengandung makna antri. Mana bisa seseorang yang ingin menjadi pilot langsung menerbangkan pesawat? Dia harus melamar dulu, kemudian diseleksi, dan sebagainya. Di sisi lain, antri bisa pula diartikan sebagai pendidikan yang menghargai orang lain dan mau bersaing secara fair,” kata Eka Franedi, yang saat itu masih menempati posisi sebagai Ministry of Economy atau Direktur Keuangan Kidzania Center.
Seberapa penting kehadiran Kidzania bagi anak-anak? “Sangat penting! Karena, ia mampu mengubah visi mereka.Sehingga, menjadi lebih cerdas serta memiliki penafsiran lebih bagus dan tajam. Mereka juga menjadi tahu bagaimana mengelola hidup di kemudian hari, serta menemukan minat dan bakat mereka,” ujar Eka, yang selalu nongkrong mendengarkan anak-anak ini ngobrol usai mengunjungi Kidzania. Atau, sengaja mengajak mereka mendiskusikan apa manfaat yang telah mereka peroleh, dari fasilitas yang dibangun dengan investasi sebesar AS$14 juta ini.
Sekadar informasi, Kidzania yang berlokasi di Pacific Place Shopping Mall Lantai 6, Kawasan Niaga Sudirman (SCBD), Jakarta Selatan, ini menempati areal seluas 7.500 m². Fasilitas indoor yang dikelola PT Aryan Indonesia, salah satu anak perusahaan PT AIP, ini memiliki lebih dari 60 establishment.
“Establishment–establishment itu didukung sponsor. Sponsor-sponsor ini harus ada di setiap wahana, agar Kidzania mendekati kota sesungguhnya. Misalnya, bila kami membangun Kidzania Bank pasti anak-anak akan merasa dibohongi. Sebab itu, kami menggandeng BCA sebagai brand bank di Kidzania. Di samping itu, kami menggandeng mereka sebagai marketing partner.Karena, kami membutuhkan sejumlah dana untuk operasionalisasi Kidzania,” jelas Andhie Saad, yang saat itu merupakan masih Director Kidzania Center (sekarang: Chief Executive Officer Kidzania Center, red.).
Kidzania ditujukan bagi anak-anak berumur 2−16 tahun dan orang tua atau orang dewasa yang mengawal anak-anak ini. “Untuk orang dewasa, jika sekadar masuk dan melihat-lihat, silahkan saja,” kata Ika.
Jam kunjungan Kidzania terbagi menjadi dua shift, yang masing-masing shift lima jam dan setiap shift maksimal menampung 1.200 orang. Padahal, untuk setiap pembelajaran dibutuhkan waktu 20 menit untuk yang bersifat umum dan 45 menit untuk yang bersifat spesifik.
“Waktu lima jam yang kami sediakan itu, cukup untuk sekadar menjelajahi semua wahana. Tapi, jika ditambahi dengan bekerja dan bermain, tentu saja kurang. Karena itu, biasanya anak-anak akan kembali lagi ke sini,” jelas Ika, yang mengakui hal ini sebagai strategi marketing Kidzania.
Untuk menjelajahi semua paviliun ini, anak-anak tersebut harus membeli tiket yang harganya berbeda-beda sesuai dengan umur mereka. Demikian pula, untuk orang dewasa yang menemani mereka. Harga tiket yang berlaku Senin−Jumat ini, berbeda untuk akhir pekan atau hari libur. Harga tiket ini sudah termasuk gelang pengaman, boarding pass, dan cek sejumlah 50 Kidzos.
Bukan cuma itu, Andhie menambahkan, anak-anak yang mengunjungi hospital establishment misalnya, akan memperoleh Pocari Sweat cuma-cuma. Demikian pula, bila mereka mengunjungi pizza establishment. Usai proses memasak atau membuat pizza, mereka dapat memakan atau membawa pulang pizza buatan mereka.“Jadi, kalau dihitung-hitung dengan harga tiket ya sudah balik modal plus kenyang,” ucapnya.
Lebih dari itu, Eka melanjutkan, anak-anak itu akan mengetahui kehidupan dengan lebih baik. “Benefit yang diperoleh sangat valuable dengan cost yang dikeluarkan,” tegasnya. Memang, untuk pendidikan anak, berapa pun biayanya orang tua mau membayarnya, apalagi bila pendidikan itu juga melahirkan kegembiraan.