Sari Kurma Sahara
Tahukah Anda, jika mengonsumsi Saripati Kurma akan memperoleh manfaat berlipat-lipat ketimbang cuma memakan buahnya? Dengan fungsi semacam suplemen makanan, Saripati Kurma, terutama yang bermerek Sari Kurma Sahara, pun lebih banyak dipasarkan ke berbagai toko herbal dan toko obat
[su_pullquote align=”right”]Sari Kurma Sahara unggul dalam harga, mempunyai kemasan yang menarik, dan cocok dengan lidah orang Indonesia pada umumnya[/su_pullquote]e-preneur.co. Kurma, selama ini diketahui masyarakat hanya sebagai manisan buah atau kudapan yang mengandung banyak manfaat. Terutama, bagi kesehatan tubuh. Tapi, tidak pernah terpikirkan bahwa hasil ekstraksinya yaitu Sari Kurma mempunyai manfaat yang lebih banyak dan lebih cepat diserap oleh tubuh.
Dikatakan begitu, sebab saat kita memakan Manisan Kurma, maka kita akan membuang serat, kulit, dan bijinya. Dengan kata lain, yang masuk ke dalam tubuh kita cuma daging buahnya. Imbasnya, yang diserap oleh tubuh pun lebih sedikit. Berbeda, bila kita langsung mengonsumsi sarinya. Sehingga, tidak mengherankan jika di negara asalnya, Timur Tengah, muncul produk Sari Kuma yang sangat diminati. Termasuk, oleh orang-orang Indonesia. Berlatar belakang inilah, Sehat Prima Lestari yang didirikan pada 20 April 2009 memproduksi Sari Kurma Sahara. Namun, berbeda dengan produk impornya, Sari Kurma Sahara dibuat sesuai dengan lidah orang-orang Indonesia. Di samping itu, Sari Kurma Sahara tidak menggunakan zat tambahan apa pun, kecuali gula buah untuk menambahi Glukosa Kurma yang sebagian besar hilang dalam proses pembuatan Sari Kurma.
“Proses pembuatan Sari Kurma Sahara yaitu Buah Kurma direndam dulu selama 4−6 jam agar mekar. Lalu, di-blender sampai hancur, diayak untuk memisahkan daging buah dengan bijinya, kemudian diperas untuk diambil sarinya. Dalam proses yang berlangsung kurang lebih delapan jam ini, sari yang tertinggal hanya 20%. Karena itulah, ditambahi gula buah. Di sisi lain, dengan ditambahi gula buah, Sari Kurma menjadi lebih baik. Karena, adanya penambahan kalori,” jelas Muhammad Abduh, pemimpin perusahaan yang berlokasi di Bogor ini.
Di samping itu, Sari Kurma Sahara juga mengandung zat-zat antioksidan (flavonoid, flavones) yang berguna untuk menghambat terbentuknya radikal bebas bagi tubuh dan mineral-mineral berkadar tinggi (kalium, kalsium) yang berguna untuk mengganti elektroid yang hilang dalam tubuh.
Sementara untuk Kurmanya, ia melanjutkan, digunakan Kurma Sayer. Digunakannya Kurma berwarna oranye kecokelatan tersebut, karena buah ini berukuran sedang, serta berasa lembut dan semanis sirup. Di samping itu, Sayer lebih mudah diolah dan harganya jauh lebih murah ketimbang Kurma Madinah atau Kurma Nabi yang harga per kilogramnya sekitar Rp300 ribu.
Tapi, tidak berarti Sari Kurma yang dihasilkan berkualitas rendah. “Berdasarkan analisa yang saya lakukan terhadap berbagai jenis Kurma, diketahui bahwa pada dasarnya semua Kurma mempunyai komposisi yang hampir sama,” ungkap pria yang akrab disapa Abduh ini.
Dalam berproduksi, Sehat Prima Lestari yang memiliki 30 karyawan ini melakukannya setiap hari (lima hari kerja, red.). “Untuk setiap 1 kg Kurma yang kami gunakan dapat dihasilkan empat botol Sari Kurma Sahara berbobot 330 gr. Saat ini, kapasitas produksi kami sudah meningkat dari 100 botol menjadi 3.000 botol yang semuanya diserap pasar. Karena, penjualannya melalui agen. Dan, melalui 70 agen kami, Sari Kurma Sahara tersebar ke seluruh Indonesia, kecuali Papua. Meski begitu, kami harus tetap menyediakan stok untuk mengatasi jika ada lonjakan permintaan yang biasanya datang pada bulan puasa,” kata Mulyana, yang menangani bagian purchasing dan pemasaran perusahaan yang berdiri di atas lahan seluas 500 m² ini.
Di samping itu, Sari Kurma Sahara yang masa kadaluarsanya satu tahun (praktiknya bisa sampai tiga tahun, red.) ini, juga dipasarkan ke berbagai toko herbal dan toko obat dengan harga konsumen saat itu Rp20 ribu/botol.
Ya, pemasaran Sari Kurma Sahara dilakukan ke berbagai toko herbal dan toko obat karena dengan bentuk yang berbeda, maka berbeda pula fungsinya. Dalam arti, bila semula Buah Kurma hanya sebagai kudapan, kini dalam bentuk Sari Kurma, khususnya Sari Kurma Sahara, maka ia berubah fungsi menjadi suplemen makanan yang membantu proses penyembuhan beberapa penyakit. Terutama, penyakit demam berdarah, tekanan darah rendah, dan bahkan untuk pengobatan setelah kemoterapi.
Sari Kurma Sahara juga baik bagi Ibu hamil dan menyusui, merangsang nafsu makan, serta membantu pertumbuhan balita dan anak. Singkat kata, Sari Kurma Sahara yang dapat dikonsumsi oleh semua umur ini, berfungsi untuk meningkatkan stamina dan memulihkan kesehatan.
Namun, munculnya kesadaran masyarakat akan manfaat Sari Kurma berdampak munculnya berbagai merek Sari Kurma, dari yang semula hanya ada tiga di mana salah satunya Sari Kurma Sahara, kini telah berkembang menjadi lebih dari 30 merek, lima di antaranya berasal dari Bogor.
“Namun, kami bisa bertahan karena kami unggul dalam harga, mempunyai kemasan yang menarik, dan cocok dengan lidah orang Indonesia pada umumnya. Selain itu, setiap tiga bulan sekali, Sari Kurma Sahara diujicobakan di laboratorium Balai Besar Industri Agro, Bogor, yaitu lembaga yang kompeten menguji mutu makanan, farmasi, kosmetika, dan lain-lain. Bahkan, kami juga telah memproduksi Sari Kurma Sahara dalam bentuk sachet,” pungkas Mulyana.