Home / Frontline / Nikmatnya Menyantap Bebek Perawan

Nikmatnya Menyantap Bebek Perawan

Bebek Judes

Tempat makan yang menyediakan menu bebek boleh saja bertebaran di mana-mana, tapi masing-masing pasti mempunyai keistimewaan. Seperti Bebek Judes, yang tampil dengan interior eye catching dan menu lebih banyak

[su_pullquote align=”right”]Tidak dipresto, tapi diungkep agar tetap empuk, namuntaste daging bebeknya masih ada[/su_pullquote]

e-preneur.co. Sejak beberapa waktu lalu, tempat makan yang menyajikan menu bebek bertebaran, setidaknya, di seantero JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Padahal, dulu, posisi bebek sama dengan lele.

bebek judes-4Dalam arti,sekitar 15 tahun silam, ikan yang kini juga sudah menjadi makanan favorit ini, tidak ada seorang pun yang mau mengonsumsinya. Lantaran, mereka jijik dengan lele yang salah satu makanannya yaitu (maaf) kotoran manusia.Sementara bebek, sampai sekarang masih banyak orang yang berpikir kalau dagingnya keras/alot dan amis, serta banyak bulunya. Sehingga, tidak semua orang mampu mengolahnya.

Namun, hal ini tidak menyurutkan niat Adhi Widianto, owner dan business development Bebek Judes, untuk membuka rumah makan dengan menu bebek di kawasan Simpang Tiga Kartini, Bekasi.

“Ibu saya memiliki resep bagaimana memasak bebek. Demikian pula saya. Lalu, saya mencoba mengolahnya, mengadakan test food ke mana-mana, dan ternyata mereka mengatakan enak. Bahkan, lebih enak daripada menu bebek yang sudah ada. Dari sini, saya yakin dengan pilihan bisnis saya ini,” kisah Adhi.

Keyakinannya, juga didukung oleh fakta bahwa pengonsumsi bebek baru 5%−10% dibandingkan pengonsumsi ayam. Padahal, “pedagang” ayam sudah mencapai 1.000-an orang dan mereka survive sampai sekarang.

“Jadi, bebek masih sedikit sekali dan kehadirannya saat ini baru akan booming. Nantinya, kemungkinan besar bebek dapat mensubstitusi ayam. Apalagi, bebek lebih gurih ketimbang ayam,” ujarnya. Di sisi lain, ia memilih bisnis makanan berat, karena umur bisnis ini jauh lebih panjang daripada bisnis makanan kecil/camilan.

Bebek Judes yang merupakan kependekan dari Bebek Juara Pedas ini, memiliki desain interior moderen. Dalam arti, temboknya dicat dengan warna-warni yang eye catching/ngejreng yaitu memadukan antara warna merah dengan kuning.

Demikian pula dengan 60 kursi beraneka warnayang terdapat di dalamnya, yang selalu terisi penuh saat weekend. Sehingga, mampu menarik perhatian anak-anak muda. Hal ini, sekaligus untuk membedakannya dengan tempat makan dengan menu bebek lainnya, yang cenderung mengusung konsep tradisional/etnik.

bebek judes-3Sementara untuk konsep memasaknya, menu bebek yang tersedia di tempat makan yang dibuka September 2011 lalu ini, tidak menggunakan bebek yang dipresto. Karena, proses presto akan membuat bebek terlalu empuk.Sehingga, mengurangi cirikhas yang ada pada daging bebek, di samping biasanya bumbunya tidak meresap dengan sempurna.

“Saya memasaknya dengan cara diungkep terlebih dulu. Sehingga, tetap empuk, tapi taste daging bebeknya masih ada,” ungkap sarjana akuntansi dari Sekolah tinggi Ilmu ekonomi YAI, Jakarta, ini.

Dari sisi variasi menunya, rumah makan yang dibangun dengan modal Rp200 juta ini mempunyai variasi yang lebih banyak, di antaranya bebek goreng, bebek bakar, bebek balado, dan bebek sambel ijo yang dibanderol dengan harga Rp13 ribu−Rp17.500,- (tanpa nasi). Demikian pula, dengan variasi sambalnya yaitu sambal terasi, sambal judes, dan sambal mangga.

“Kami juga menyediakan menu ayam untuk yang tidak menyukai bebek, meski tidak kami ekspos. Selain itu, juga menu beras merah sebagai penyeimbang dari bebek yang dikenal berkolesterol tinggi,” ucapnya.

Rumah makan yang beroperasi pada jam 10.30−22.00 pada hari Senin−Sabtu dan pada jam 14.30−22.00 pada hari Minggu ini, juga menyajikan menunya dengan dua jenis pelayanan yaitu, pertama, menu bebek yang siap disantap untuk mereka yang terburu-buru atau ingin serba cepat. Kedua, menu bebek yang diolah terlebih dulu, untuk para konsumen yang mau menunggu atau menginginkan menu yang hangat.

bebek judes-1Namun, kendati “berbeda” dengan tempat makan lain dengan menu yang sama, Bebek Judes yang menggunakan Bebek Mojosari yang diklaim sebagai bebek kampung dengan spesifikasi berbobot 9−1 hap dan masih perawan (baca: berumur dua bulan, red.) ini, tidak mampu menghindari image harga bebek lebih mahal daripada ayam dan jam-jam sepi.

Untuk mengakali hal ini, Adhi meluncurkan paket hemat yang terdiri dari bebek (goreng atau bakar), nasi, lalapan, dan minuman. Tapi, berbeda dengan menu biasa yang disajikan prasmanan, paket hemat ini disuguhkan dalam bentuk kemasan (semacam nasi kotak, red.).

Di samping itu, untuk mendongkark hari-hari paceklik yang bisa menyebabkan penurunan penjualan hingga 10% dilakukan berbagai promo, seperti menyediakan sayur asem gratis pada hari Selasa atau diskon 15% untuk minuman pada hari Rabu.

Daya tarik yang dimiliki rumah makan yang juga dapat dijumpai di kawasan Vila Mutiara Gading 2 (Bekasi) dan Lengkong (Bandung) ini, mengundang banyak pihak untuk mewaralabakannya. Dan, pada 15 Juni 2012 lalu, waralabanya yang pertama dibuka di Cirebon dan disusul dengan Pamulang (Tangerang). Kemudian, usai lebaran tahun itu, Bebek Judes membuka lima cabang lagi dengan lokasi Kelapa Gading (Jakarta), Yogyakarta, Karawang, Bogor, dan Depok.

“Baru sebulan berdiri, sudah banyak yang meminta agar Bebek Judes diwaralabakan. Enam bulan kemudian, saya mempersiapkan diri untuk waralaba. Dan, Juni lalu, saya membuka waralaba yang pertama di Cirebon dengan nilai Rp275 juta (tidak termasuk tempat dan karyawan). Sementara royalty fee, baru diambil pada tahun kelima setelah beroperasi sebesar Rp5 juta/tahun. Waralaba ini berlangsung selama lima tahun dan sesudahnya franchisee tinggal membayar Rp5 juta,” jelas kelahiran Jakarta, 10 November 1976 ini.

Check Also

Ketika Para Perantau Kangen dengan Kampung Halamannya

Bubur Samin Bubur Samin bukanlah makanan tradisional Solo, tapi menjadi menu takjil yang ikonik di …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *