Home / Frontline / Local Mover, Segmen Menengah, dan Harga Terjangkau

Local Mover, Segmen Menengah, dan Harga Terjangkau

Raja Pindah

Jasa pindahan masih belum familiar di Indonesia. Tapi, Raja Pindah sama sekali tidak ragu menawarkan franchise-nya, yang notabene juga baru pertama kalinya ada di Indonesia. Namun, karena “kue” bisnis ini ternyata masih sangat besar, Raja Pindah pun tidak sepi peminat. Terbukti, kini, telah merambah hampir ke seluruh pulau di Indonesia

[su_pullquote align=”right”]Return Of Investment diasumsikan tercapai dalam tempo 12 bulan dengan syarat menerima 8–10 job setiap bulan, dengan asumsi kubikasi 20[/su_pullquote]

e-preneur.co. Jasa pindahan. Bagi sebagian besar rakyar Indonesia masih terdengar asing di telinga. Sebab, biasanya, jika akan pindahan mereka menggunakan truk atau mobil angkutan lain, mengepak sendiri atau dibantu saudara, mencari kardus sendiri, dan sebagainya.

raja pindah-5Kalau pun ada yang mengetahui apa itu jasa pindahan, maka yang biasanya menggunakan perusahaan mover ini yaitu kalangan ekspatriat, mereka yang pernah tinggal di luar negeri, atau orang-orang kaya, serta dalam scope yang besar seperti perkantoran, rumah-rumah mewah, dan sebagainya. Sehingga, muncullah konotasi: jasa pindahan itu mahal.

Opini mahal inilah yang terus menerus berusaha dihapus oleh Raja Pindah, perusahan jasa pindahan yang profesional dan dikemas dengan pasar retil, serta “menembak” kalangan menengah. “Raja Pindah membuat suatu brand di mana jasa pindahan itu terjangkau, tapi tetap dengan standar profesional yang sama,” jelas Panca M. Firdaus, Managing Director PT Multi Jasa Niaga (Raja Pindah).

Selain itu, Panca melanjutkan, Raja Pindah melakukan edukasi tiada henti bahwa jasa pindahan, terutama Raja Pindah, tidak selalu mahal dengan membandingkan antara yang konvensional dengan yang profesional. “Raja Pindah melakukan edukasi dengan berbagai cara dan media, di samping mengembangkan bisnis dengan sistem franchise,” lanjutnya.

Raja Pindah berdiri pada tahun 2011 sebagai diversifikasi produk MAX Logistic and Distribution (baca: MAX, red.), perusahaan yang telah berkecimpung dalam bisnis logistik sejak sekitar tahun 2000–2001. Pada awal berdirinya, Raja Pindah sudah membuka cabang di Surabaya dan Balikpapan. Lalu, pada September 2011, Raja Pindah pun menawarkan franchise.

“Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau Deperindag(sekarang: Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, red.) telah mengeluarkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) untuk Raja Pindah. Karena, yang Deperindag perhitungkan yaitu masa berdirinya MAX,” ungkapnya.

raja pindah-3Sementara, ia menambahkan, yang menjadi pertimbangan mengapa Raja Pindah menawarkan franchise yaitu pertama, franchise merupakan konsep bisnis yang terbilang cepat untuk melakukan ekspansi. Kendati, tidak mudah. Dalam arti, dibutuhkan sebuah sistem yang sudah bisa diandalkan.

“Berbeda dengan franchise makanan, dalam bisnis jasa pindahan banyak faktor yang tidak pasti. Jadi, Raja Pindah harus mengkonsepkan secara detil dan seragam. Itu semua membutuhkan proses,” kata sarjana akuntansi dari Universitas Trisakti ini.

Kedua, bagi Raja Pindah,franchise juga dapat dijadikan salah satu cara mengedukasi. “Sebab, dengan semakin banyak cabang akan semakin cepat dalam mengedukasi,” imbuhnya.

Raja Pindah menawarkan dua tipe franchise yaitu master dan reguler. Tipe master yang diperuntukkan di ibukota provinsi menetapkan nilai investasi sekitar Rp65 juta. Nilai ini di luar tempat, serta disyaratkan mempunyai armada minimal satu unit, packer team atau sumber daya manusia (SDM) sendiri, dan sebuah gudang kecil untuk penyimpanan material packing. Saat ini, tipe master sudah tersebar di Semarang, Batam, Medan, Lampung, Jambi, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, dan Makassar.

Sedangkan tipe reguler yang ditawarkan dengan nilai investasi sekitar Rp35 juta (di luar tempat) masih berkutat di Jabodetabek, dengan kantor pusat Raja Pindah yang menjadi masternya. Tipe reguler tidak mensyaratkan harus memiliki armada, tapi dengan fungsi sebagai marketing office, franchisee-nya diharuskan memiliki sebuah kantor mungil (ukuran 3 m² x 3 m²), serta dua meja untuk admin dan salesman. Saat ini, Raja Pindah telah memiliki 14 franchisee reguler.

Untuk bisa menjadi franchisee-nya, Raja Pindah mensyaratkan pertama, para franchisee harus terjun langsung ke bisnis ini (full involved). Kedua, mempunyai “mental”.

“Raja Pindah selalu menekankan kepada para franchisee, terutama yang di daerah, bahwa bisnis ini bukan bisnis instan seperti halnya bisnis makanan. Bisnis ini membutuhkan waktu. Karena itu, harus mempunyai uang spare untuk operasional. Selain itu, Raja Pindah juga selalu menanyakan kepada calon franchisee apakah mereka mempunyai bisnis lain. Jika ya, maka Raja pindah meminta agar digabungkan dengan bisnis itu. Sehingga, setidaknya mereka tidak perlu membayar sewa tempat lagi. Dan, rata-rata pengusaha di daerah yang menjadi franchisee Raja Pindah sudah mempunyai tempat. Dengan demikian, tinggal mengeluarkan biaya untuk SDM,” jelas kelahiran Jakarta, 7 Maret 1977 ini.

Keuntungan lain dengan menjadi franchisee Raja Pindah yaitu bahwa franchise semacam ini sebelumnya tidak ada. Sehingga, potensinya masih besar. “Pangsa pasar pindahan itu sangat luas. Terbukti dari grafik yang melonjak tajam, setelah Raja Pindah melakukan proses edukasi dan promosi. Saya yakin, belum semua potensi tergali, masih banyak pasar yang belum tersentuh Raja Pindah,” ujarnya.

Sementara untuk Return Of Investment (ROI), perusahaan yang berkantor di kawasan Tanjung Barat Raya, Jakarta Selatan, ini diasumsikan tercapai dalam tempo 12 bulan dengan syarat menerima 8–10 job setiap bulan, dengan asumsi kubikasi 20. “Tapi, kalau franchisee cuma menerima satu job dengan kubikasi lebih dari 100, bisa jadi dia langsung ROI. Karena itu, saya juga selalu mendorong mereka agar mencari ‘ikan paus’,” katanya.

Selain supporting itu, Raja Pindah juga memberi commercial supporting seperti membantu franchisee melalui sebuah situs, mengundang media untuk mengekspos para franchisee, men-trigger mereka agar memasang iklan hingga akhirnya mereka memasang iklan sendiri, dan sebagainya.

Prospeknya? “Perubahan gaya hidup, pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah, tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan jasa pindahan, dan sebagainya berimbas pada tumbuhnya bisnis mover. Selain itu, mengingat jasa pindahan asing tidak bertambah jumlahnya, sedangkan jasa pindahan lokal masih bisa dihitung dengan jari, maka masih ada peluang di sana, Tapi, ibarat kue, meski semakin besar, tidak berarti pemakan kuenya akan mendapatkan jatah kue yang sama, tergantung pada kualitas, servis, inovasi, serta kecanggihan peralatan pendukung yang digunakan,” pungkasnya.

Sementara Raja Pindah sendirimencoba bertahan dengan menjaga service level dan standard level demi kepuasan pelanggan, serta melakukan berbagai inovasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan keberadaan Raja Pindah. Karena, bisnis jasa ini never ending problem.

Check Also

Menunya Ciamik, Tawaran Franchise-nya Menarik

SamWon House   Dalam bisnis yang mengusung konsep franchise, jika bukan keunggulan produknya yang dikedepankan, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *