Rumah Durian Harum
Sekarang, menikmati durian tidak harus menunggu musimnya tiba. Para nenggemar durian tinggal datang keenam cabang Rumah Durian Harum. Resto khusus durian ini, siap memanjakan lidah Anda dengan tujuh jenis durian lokal dan impor. Asyik, bukan?
[su_pullquote align=”right”]Bila durian yang telah dipilih dan dibuka tidak sesuai dengan harapan, bisa ditukar dengan durian lain[/su_pullquote]
e-preneur.co. Durian. Hanya dengan mendengar namanya, para penggemar durian akan segera menelan air liur. Maklum, buah yang dagingnya berwarna putih kekuningan ini bukan cuma memiliki bau menyengat yang khas, melainkan juga rasa yang teramat lezat.
Sayang, pohon duren, begitu masyarakat Jawa dan Betawi menyebutnya, hanya berbuah setahun sekali. Karena itu, harap maklum bila harga per kilogramnya sangat mahal.
Ketika musim durian tiba, kita tinggal membelinya di sepanjang jalan yang kita lewati. Lantaran, di situlah biasanya para pedagang kakilima menjajakannya. Tapi, membeli durian melalui mereka ibarat membeli kucing dalam karung.
Dikatakan begitu, sebab meski kita sudah melakukan “investigasi” dengan berkali-kali menciumi kulitnya yang tebal dan berduri tajam, mengocok-kocoknya, bahkan mencicipi secuil buahnya yang diambilkan si pedagang, tapi kemungkinan besar kita tetap tidak akan memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Apesnya lagi, kita tidak bisa mengembalikan buah itu ke si pedagang.
Selain itu, kita juga harus menghadapi risiko lain. Seperti, pedagang durian yang mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan atau melakukan kecurangan-kecurangan dan masalah higienitas. Mengingat, buah yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Malaysia, Indonesia, dan Brunei, ini digelar di pinggir jalan. Sehingga, sering terkena debu dan asap kendaraan. Meski begitu, masih ada sisi positifnya yaitu kita masih bisa melakukan tawar-menawar harga.
Kondisi ini, memunculkan ide untuk mendirikan semacam tempat makan khusus durian. Dan, tahun 2007, ide itu diwujudkan dengan membuka Rumah Durian Harum di Pos Pengumben, Jakarta Barat. Kemudian, disusul cabang-cabangnya yang berlokasi Bumi Serpong Damai, Bintaro, Warung Buncit, Cirendeu, dan Lebak Bulus.
“Rumah Durian Harum merupakan restoran khusus durian. Sementara, durian yang tersaji di sini berupa durian lokal dan durian impor (Thailand). Kalau sedang musim, di sini selalu tersedia tujuh jenis durian,” jelas Rifno, Kepala Toko Rumah Durian Harum Lebak Bulus.
Pengunjung yang ingin menikmati durian di Rumah Durian Harum ini diberi kebebasan untuk memilih, apakah durian yang sudah dikupas dan dibuang bijinya, lalu dikemas dalam wadah plastik dan dibekukan sehingga tahan berbulan-bulan. Atau, membeli yang masih fresh (utuh).
“Berbicara tentang durian berarti berbicara tentang rasa manisnya. Jadi, bila pengunjung sudah memilih durian yang diinginkan, lantas setelah dibuka ternyata rasanya tidak seperti yang diharapkan, maka mereka boleh menukarnya dengan durian yang lain,” katanya. Sementara, durian yang telanjur dibuka akan diolah menjadi dodol, es krim, es jus, dan lain-lain.
Konsumen juga dapat menikmati buah yang kaya karbohidrat itu di tempat yang berpendingin ruangan dan ditata layaknya restoran ini atau membawanya pulang. Di samping itu, mereka juga dapat memanfaatkan fasilitas delivery secara gratis. “Minimum order-nya 2–3 kardus (1 kardus = 5–6 buah, red.). Khusus untuk durian lokal, harganya dihitung per kilogramnya,” ucapnya.
Pada weekdays, tempat yang beroperasi pada jam 10.00–22.00 ini menjual lebih dari 100 buah baik durian lokal maupun impor. Sedangkan pada weekends (toko ditutup pada jam 23.00, red.), terjual lebih dari 350 buah.
“Itu hasil penjualan rata-rata masing-masing toko. Tapi, semakin besar atau luas ruangan tokonya, semakin besar pula hasil penjualannya dan semakin lengkap pula jualannya. Misalnya, di Rumah Durian Harum Pos Pengumben juga tersedia kolak durian, ketan durian, dan lain-lain,” katanya.
Namun begitu, ia menambahkan, tempat makan yang ramai dikunjungi konsumen mulai jam 16.00 atau usai jam kerja ini, tidak pernah kehabisan persediaan. Karena, meski berbuah setahun sekali, tapi masing-masing wilayah di Indonesia memiliki waktu atau siklus panen durian berbeda-beda.
“Contoh, saat ini sedang musim durian Palembang. Berikutnya, musim durian Bengkulu. Bulan-bulan mendatang, durian-durian dari Jawa yang gantian berbuah. Sementara untuk Montong, jika musimnya sudah berakhir akan digantikan oleh Frozen yang juga berasal dari Thailand,” ungkapnya.