Kid’s Foot
Kaki yang indah itu penting. Tapi, kaki yang sehat (baca: tumbuh dengan normal dan sempurna, red.) itu jauh lebih penting. Untuk itulah, Kid’s Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga hadir gunamembantu anak-anak yang memiliki kaki bermasalah, dengan membuat sepatu medis
[su_pullquote align=”right”]Untuk menghilangkan kesan anak cacat, yang terlihat dari sepatu yang mereka pakai, Kid’s Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga membuat sol sepatu yang dapat dimasukkan ke dalam berbagai model sepatu[/su_pullquote]e-preneur.co. Ibu-ibu, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana anak-anak Anda berjalan atau bentuk kaki mereka? Bila belum, tidak ada salahnya Anda memperhatikannya, mulai dari sekarang.
Sebab, ibarat rumah, kaki merupakan pondasi dari tubuh. Struktur bangunan akan kuat, jika pondasinya juga kuat. Begitu pula dengan tubuh. Jika kaki tidak kuat karena tumbuh tidak sempurna, sebagai imbas dari adanya kelainan, maka struktur tubuh pun akan bermasalah. Bukan cuma itu, keluhan sakit yang mengiringinya juga akan terus muncul.
“Kaki yang tidak tumbuh sama panjang, misalnya, dalam perkembangannya akan membuat tulang pinggang tumbuh miring. Selanjutnya, terjadilah pengapuran atau radang sendi, yang memunculkan keluhan sakit pinggang terus menerus. Sehingga, aktivitas di usia produktif pun menurun,” jelas Meidy H. Triangto, dokter spesialis rehabilitasi medik dari Kid’s Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bukan hanya itu, anak-anak yang memiliki kelainan kaki, misalnya berbentuk huruf X, O, atau melengkung, juga akan terganggu pertumbuhan tinggi badannya.
Kelainan pada kaki, Meidy melanjutkan, dipicu oleh banyak faktor, di antaranya bawaan lahir dan penyakit. Disamping itu, juga dapat dimunculkan oleh kelalaian orang tua, misalnya dalam pemakaian diaper (popok sekali pakai, red.), baby walker, atau sepatu.
“Idealnya, seorang anak sudah boleh memakai sepatu saat ia mulai belajar merangkak. Setelah ia mulai belajar berjalan, sebaiknya ia memakai sepatu yang berbahan kulit cukup keras dan kaku, tapi tetap nyaman dipakai. Sebab, sepatu semacam ini akan memperkuat setiap bagian dari kaki,” ungkapnya.
Namun, tidak berarti kaki-kaki yang bermasalah ini tidak dapat diperbaiki. Sebab, semakin dini kelainan pada kaki anak diketahui dan ditangani, semakin mudah pula upaya perbaikannya.
“Kaki yang mengalami kelainan masih bisa direhabilitasi, ketika si anak masih berumur di bawah lima tahun. Golden period-nya pada umur 3−4 tahun. Bila sudah berumur enam tahun, peluang masih bisa diperbaiki semakin sedikit. Sedangkan saat si anak berumur tujuh tahun, kemungkinan besar sudah tidak dapat diperbaiki.Tapi, setidaknya, keluhan sakit―yang menyertai masalah pada kaki―akan menghilang,” ucapnya.
Salah satu upaya penanganan yaitu dengan memilih sepatu yang tepat dalam arti seluas-luasnya atau menggunakan sepatu khusus, seperti Kid’s Foot. “Kid’s Foot merupakan sepatu medis berbahan kulit, untuk anak yang memiliki kaki bermasalah. Berlainan dengan sepatu pada umumnya, bentuk atau model Kid’s Foot sama untuk semua anak, meski cetakannya berbeda-beda, sesuai dengan permasalahan kaki yang dihadapi setiap anak dan ukuran kaki mereka,” ujarnya.
Untuk menghilangkan kesan anak cacat, yang terlihat dari sepatu yang mereka pakai, Kid’s Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga membuat sol sepatu yang dapat dimasukkan ke dalam berbagai model sepatu. Sayang, tidak semua anak bisa menggunakan sol sepatu ini.Mengingat, permasalahan kaki yang dihadapi anak yang satu berbeda dengan yang lain.
Sementara untuk anak-anak penyandang polio, di samping membuat sepatu dengan besi penyangga, rumah sakit ini juga membuat sepatu dengan pemberat besi. “Sehingga, tulang sendi dan otot kaki akan terpacu untuk tumbuh sama satu dengan yang lain,” jelasnya.
Sedangkan untuk mengatasi mahalnya harga sepatu, mengingat sepatu ini handmade dan harga cetakannya (molding) mahal, Kid’s Foot Rehabilitation Center RS Mitra Keluarga membuat sepatu yang bagian depannya agak terbuka, tapi bukan sepatu sandal. “Maksudnya, agar tidak terlalu cepat ganti sepatu. Sebab, kalau sepatu tertutup sepenuhnya, ketika kaki mengalami pertumbuhan, sepatu akan terasa sempit dan harus segera diganti. Kasihan bila harus segera ganti sepatu, karena sepatu ini harganya mahal,” katanya.
Sebaliknya, ia melanjutkan, kalau memakai sepatu yang bagian depannya terbuka sebagian, jika terjadi pertumbuhan pada kaki, masih bisa dilonggarkan atau jari jemari kaki bisa dikeluarkan di sela-sela bagian yang terbuka.Sehingga, tidak terasa panas atau sesak.
Dengan model seperti itu, sepatu-sepatu ini akan bertahan selama 1−1,5 tahun (normalnya, anak-anak ganti sepatu setiap 6−9 bulan sekali, red.). Sekadar informasi, harga Kid’s Foot sangat tergantung pada biaya konsultasi, pembuatan resep, pengukuran, pencetakan, dan pembuatan sepatu, sehingga tidak ada harga yang pasti.
Namun, dokter tidak bisa memberi jaminan berapa persen kaki si anak akan tumbuh dengan normal. Sebab, hal ini sangat tergantung pada kondisi kaki saat anak tersebut dibawa ke dokter dan umurnya.
“Karena itu, saya akan menjelaskan kepada orang tua si anak, kondisi kaki anak mereka dan kemungkinan yang terjadi. Biasanya, sebulan setelah Kid’s Foot dipakai, terjadi atau tidak terjadi perubahan sudah dapat diketahui. Lalu, setiap enam bulan dilakukan evaluasi. Selanjutnya, saya minta si Ibu untuk melihat sendiri ada tidaknya perubahan itu. Bila tidak terjadi perubahan, kami akan mencari penyebab dan solusinya, serta menentukan perlu tidaknya rehabilitasi itu dilanjutkan,” ungkapnya.
Dalam terapi ini, juga diperlukan kerja sama antara orang tua si anak dengan dokternya, berkaitan dengan mau atau tidak mau anak tersebut memakai sepatu ini. “Jika tidak ya tidak apa-apa. Di sisi lain, tidak semua kaki bermasalah harus diterapi dengan Kid’s Foot,” katanya. Sekadar informasi, Kid’s Foot sebaiknya dipakai 6−8 jam/hari. Selebihnya, kaki dibiarkan bebas.Sehingga, bisa berolah raga sendiri.