Home / Celah / Nyaman Tidurnya, Gede Omsetnya

Nyaman Tidurnya, Gede Omsetnya

Perangkat Tidur ala Bale-Bale

Hampir seperti bisnis kuliner, bisnis yang berkaitan dengan perangkat tidur, khususnya sprei, bantal, guling, dan selimut (baca: bed cover, red.) kagak ade matinye. Sebab, selama manusia masih ingin mengistirahatkan tubuh dan pikiran mereka melalui tidur yang nyaman, maka perangkat tidur tersebut masih dibutuhkan

[su_pullquote align=”right”]Balmut ini mudah dan ringan ditenteng, serta cocok untuk traveling[/su_pullquote]

 e-preneur.co. Membeli tempat tidur itu mudah, tapi tidak untuk tidurnya. Dalam arti, memperoleh tidur yang berkualitas itu jauh lebih sulit daripada membeli perangkat tidur (tempat tidur, kasur, bantal, guling, selimut, dan sprei, red.).

Namun, dengan berjalannya waktu, ungkapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, tidur yang berkualitas, baik yang dilihat dari lamanya tidur maupun posisi tidurnya, tanpa didukung perangkat tiduryang memadai, tentu tidak akan menghasilkan badan dan pikiran yang lebih fit, setelah bangun dari tidur.

bale2-3Tidak mengherankan, kondisi ini memacu para pembuat perangkat tidur berlomba-lomba menghasilkan temuan baru di bidang ini.Salah satu dari mereka yaitu Linda.

Pemilik Bale-Bale, usaha di bidang sprei, bed cover/selimut, bantal, dan guling, ini memulai usahanya karena merasa kesulitan ketika akan menyimpan bed cover, yang pada umumnya memang berukuran besar dan tebal, sehingga makan tempat dan merepotkan bila akan dibawa ke mana-mana. Lalu, dengan sedikit sentuhan, ia membuat bantal sekaligus selimut atau balmut.

“Bentuknya bantal dengan resleting di sekelilingnya. Ketika resleting dibuka, akan terbentang selimut atau bed cover. Balmut two in one yang cocok untuk traveling ini, terbagi menjadi dua ukuran yaitu 1 meter dan 1,5 meter,” jelas Linda.

Selain balmut two in one, ia juga membuat balmut three in one. Dengan ukuran 3 meter, setelah resleting dibuka, bantal akan berubah menjadi selimut atau bed cover sekaligus kantung tidur (sleeping bag). Perangkat tidur ini juga mudah dan ringan ditenteng.

Dalam perkembangannya, dengan alasan kepraktisan baik dalam kemasan maupun pemakaian, ia juga membuat sprei dengan karet di sekelilingnya. Sehingga, berbeda dengan sprei pada umumnya yang karetnya hanya terdapat di empat sudutnya. Dengan sprei semacam ini, tidur dengan posisi bagaimana pun tidak akan membuat sprei berantakan dan harus merapikannya kembali setiap kali bangun tidur.

“Pokoknya, tanpa diberesin satu minggu pun, posisi sprei akan tetap sama dengan ketika pertama kali dipasang. Saya yakin setelah masyarakat menggunakan sprei produk Bale-Bale ini, mereka malas menggunakan lagi sprei standar,” katanya, tanpa bermaksud sombong.

balmut 7Rentang harga sprei berukuran 100 meter x 200 meter dan 200 meterx 200 meter ini, sangat tergantung pada kualitas bahan katun yang digunakan. Nah, jika merasa harga yang dipatok Bale-Bale tidak terjangkau oleh anggaran keuangan Anda, Linda juga membuat sprei produk kelas dua dengan label Famili. Bukan cuma itu, selanjutnya ia juga membuat gulmut atau guling selimut dengan konsep yang sama dengan balmut.

Bale-Bale yang dibangun tahun 2005 dengan modal awal Rp30 juta yang dirogoh dari kocek sendiri ini, bukan cuma unik di produknya, melainkan juga di pemasarannya. Sebab, usaha yang membangunhome industrynya di Pangkalan Jati, Jakarta Timur, ini juga memberi garansi kepada setiap konsumen yang membeli produk Bale-Bale maupun Famili.

“Jika produk yang dibeli, setelah dicuci akan mengeluarkan bulu atau luntur warnanya, silahkan kembalikan ke sini.Nanti, kami ganti dengan produk sejenis yang baru,” ujarnya.

Selain itu, produk yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia ini menggunakan para Ibu Rumah Tangga sebagai marketer. “Mereka harus membeli putus dari kami, tapi mereka boleh mengembalikan lagi produk yang tidak terjual.Nanti, kami ganti dengan uang sejumlah produk yang dikembalikan, tanpa potongan apa pun,” jelas perempuan, yang juga merambah bisnis wedding decoration khusus untuk kamar pengantin.

Dengan demikian, mereka tidak akan menanggung risiko apa pun bila jualan tidak laku.“Kami juganothing to loose.Karena, dapat menjual lagi produk tersebut,” lanjutnya.

Mengapa menggunakan para Ibu Rumah Tangga? “Saya menganggap mereka lebih potensial daripada perempuan-perempuan muda. Sebab, pada umumnya mereka memahami karakter bahan. Sehingga, bisa dengan cepat menjual produk kami. Di sisi lain, pada umumnya, Ibu-ibu itu memiliki link lebih banyak dan produk ini terbilang spesifik,” ungkap Linda, yang juga menjual produknya by online.

Meski begitu, Linda mengakui jika dagangan ini berisiko. Dalam arti, jika tidak laku, tentu tidak akan mungkin dipakai sendiri.Apalagi, modalnya terhitung besar.

Check Also

Banyak Peminatnya

Rental Portable Toilet Kehadiran toilet umum—terutama yang bersih, nyaman, wangi, dan sehat—menjadi salah satu kebutuhan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *