Ikan Komet
Ketika segala hal sudah dikaitkan dengan hobi, maka kepuasan batin lebih dikedepankan daripada logika. Seperti, memelihara Ikan Komet yang besarnya tidak lebih dari sejari orang dewasa. Dan, di situlah pasar menganga bagi para pembudidayanya
e-preneur.co. Anda penggemar ikan hias? Bila ya, tentu Anda juga mengenal Ikan Komet (Latin: carassius auratus auratus, red.). Sebab, dulu, peminat salah satu jenis ikan hias yang namanya dicomot dari nama benda angkasa, Komet Helley, ini sangat banyak, hingga mengalami booming. Lalu, perlahan tapi pasti, pasarnya menghilang.
Apa sih istimewanya Ikan Komet? “Kalau berbicara tentang keistimewaannya susah ya. Karena, ini berkaitan dengan hobi. Yang jelas, sebagai ikan hias tentu saja ia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ikan yang dikonsumsi,” kata Rosyid Dahlan, yang mengembangbiakkan Ikan Komet sejak tahun 2005. Karena, besarnya permintaan terhadap ikan ini.
Misalnya, ia melanjutkan, dilihat dari buntutnya, Ikan Komet memiliki buntut yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya. Ikan yang dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 ini, juga memiliki warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah keoranyean dengan putih.
Selain itu, Ikan Komet memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan Ikan Mas Koki (Ikan Komet merupakan strain atau keturunan Ikan Mas Koki, red.). “Lebih dari itu semua, harganya relatif murah.Sehingga, diminati konsumen ikan hias,” ungkapnya.
Dengan kemampuan mereka bertelur tiga bulan sekali selama dua tahun dan masa panen 20 hari sekali, seorang petani Ikan Komet tidak akan pernah kehabisan pasokan
Sebenarnya, Ikan Kometmerupakan ikan hias yang berukuran tidak lebih dari sejari orang dewasa. Mentok-mentoknya, sebesar empat jari orang dewasa. Dalam pemasarannya, yang berukuran dua jari yang lebih diminati para penjual ikan hias. “Mungkin, hal ini berkaitan dengan ukuran akuariumnya,” ujarnya.
Karena itu pula, Ikan Komet berukuran dua jari bernilai jual lebih tinggi daripada yang berukuran sejari. Walau, para penjual ikan hias juga menerima Ikan Komet seukuran jari orang dewasa. Sekadar informasi, di tingkat petani, Ikan Komet sebesar dua jari (sekitar 15 cm, red.) dijual dengan harga Rp5.000,- per ekor.Sedangkan yang seukuran jari (sekitar 7 cm, red.), hanya Rp1.200,-/ekor.
Sementara untuk yang sebesar tiga jari orang dewasa, biasanya dijadikan indukan. Para petani Ikan Komet biasanya tidak mau menjualnya, meski nilai jualnya lebih tinggi lagi. “Karena, fungsinya untuk reproduksi,” kata pria, yang juga beternak Ikan Mas, Ikan Nila, dan Ikan Baster di empangnya yang luas di Cianjur, Jawa Barat.
Berkaitan dengan itu, jika ingin membudidayakan Ikan Komet setidaknya memiliki indukan sebanyak 300 ekor. Dengan kemampuan mereka bertelur tiga bulan sekali selama dua tahun dan masa panen 20 hari sekali, seorang petani Ikan Komet tidak akan pernah kehabisan pasokan. Sebab, setiap tiga bulan sekali, ia dapat memanen ikan ini di empang yang berbeda-beda.
Hal seperti ini pula, yang dialami Rosyid. “Saya juga menjual benihnya yang seukuran satu jari orang dewasa,” pungkasnya.
Catatan
Dalam budidaya Ikan Komet:
- Laba kotor yang dihasilkan pada panen pertama memang tidak besar. Tapi, indukannya dapat dipakai lagi, sehingga tidak perlu membeli lagi. Mereka mampu bertelur tiga bulan sekali, selama dua tahun. Jadi, silahkan Anda menghitung berapa rupiah yang dapat dihemat dan berapa laba kotor yang dapat dikumpulkan dari setiap kali panen, hanya dari pembenihan.
- Upah yang diberikan kepada tenaga kerja merupakan upah maksimal, yang diberikan untuk mengurusi pembiakan Ikan Komet dari mengawinkan hingga memanen. Besar kecilnya upah yang diterima sang tenaga kerja, sangat tergantung pada banyak sedikitnya hasil panen.
- Risiko kematian 20%.
- Jangan menetaskan telur ikan ketika cuaca sedang dingin atau banyak hujan. Karena, pertumbuhan ikan akan terhambat.
- Ciganjur dan Depok merupakan kota-kota yang paling representatif untuk budidaya ikan, mengingat kondisi alamnya mirip Cianjur.