Lobster Air Tawar
Pada awalnya hanya sebagai hewan hias di akuarium.Dalam perkembangannya, lobster air tawar juga dicari untuk dikonsumsi. Rasanya yang jauh lebih gurih ketimbang lobster air laut, menjadi salah satu pemicu permintaan dari waktu ke waktu semakin meningkat
e-preneur.co. Tahukah Anda, bila setiap makhluk hidup di muka bumi ini mengalami revolusi atau evolusi, tidak terkecuali lobster? Buktinya, dilihat dari nenek moyangnya, binatang berpenis dua ini berasal dari laut. Dalam perkembangannya, sebagian dari mereka berangsur-angsur bergerak ke muara sungai dan akhirnya ngendon, serta beranak pinak di tempat ini. Sekadar informasi, lobster berbeda dengan udang galah yang berkembang biak di air payau.
Secara umum, baik lobster air laut maupun lobster air tawar sama saja.Tapi, lobster air tawar lebih rendah kadar kolesterolnya dan lebih tinggi kandungan Omega3-nya. Di samping itu, lebih mudah dibudidayakan. Sebab, ditaruh di kolam, akuarium, atau bahkan bak mandi pun dia oke-oke saja. Bahkan, dalam perjalanannya nanti, binatang yang gampang beradaptasi ini juga dapat dikembangbiakkan di kolam tanah bekas “beternak” gurame, lele, atau ikan mas.
“Bukan bermaksud mengecilkan, dibandingkan dengan ‘beternak’ gurame, lele, atau ikan mas yang keuntungannya lebih sedikit, laba yang bisa diraup dari ‘beternak’ lobster air tawar jauh lebih besar,” ungkap Cun Cun Setiawan.
Laba yang bisa diraup dari “beternak” lobster air tawar jauh lebih besar ketimbang “beternak” gurame, lele, atau ikan mas
Sebab, pemilik Bintaro Fish Center (BFC), sebuah pusat pelatihan dan penjualan lobster air tawar yang mensupply 4–5 kg lobster air tawarnya per minggu ke Restoran Samudra, ini melanjutkan, bila ingin membesarkan gurame dibutuhkan waktu 1 tahun–1,5 tahun untuk nantinya dijual dengan harga Rp18 ribu–Rp20 ribu per kilogram. Sedangkan, lobster air tawar dengan waktu pembesaran yang sama dapat dijual dengan harga Rp250 ribu/kg.
Namun, saat dihidangkan di restoran, lobster air laut dihargai Rp500 ribu–Rp1 juta per porsi.Sedangkan lobster air tawar, cuma dihargai Rp50 ribu/porsi. Mengapa begitu? Demand terhadap lobster air laut sangat tinggi, padahal supplynya masih sangat sedikit.Sehingga, terbentuklah brand image bahwa binatang yang termasuk dalam keluarga Nephropidae atau Homaridae ini merupakan hidangan yang mewah, mahal, dan eksklusif.
Di samping itu, pertumbuhan lobster air tawar biasanya diatur sesuai keinginan “peternak”. Sedangkan lobster air laut, bebas mengembangkan panjang dan berat mereka. “Tapi, lobster air tawar juga dapat dibesarkan dalam waktu relatif lebih cepat dibandingkan pembesaran secara alamiah. Saya mempunyai tekniknya dan teknik ini hanya saya ajarkan dalam training yang saya adakan di beberapa kota, di antaranya Jakarta, Semarang, dan Surabaya,” ungkapnya.
Sekadar informasi, untuk meingkatkan supply, melalui BFC, Cun Cun yang mendirikan usahanya di atas tanah seluas 1500 m² di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, melakukan pembinaan mitra dengan tiga cara yaitu pembenihan, pembesaran, dan pasar.
Kepada mitra di bagian pembenihan, dia memberi training sekaligus mensupply indukan. Lalu, mereka membudidayakannya di mana pun mereka mempunyai tempat. Setelah anak-anak lobster yang “dilahirkan” berumur 5 cm, mereka disupply kembali ke Cun Cun untuk nantinya disupply ke mitra pembesaran yang sudah pula mendapat pelatihan. Enam bulan kemudian atau ketika lobster-lobster ini sudah mencapai ukuran konsumsi, mereka disupply lagi ke Cun Cun untuk nantinya disupply ke pasar. Trainingini sudah hadir sejak Oktober 2004.
Cun Cun membangun bisnis ini pada awal tahun 2003, berbarengan dengan kemunculan Ikan Louhan.Sehingga, fungsi binatang yang dikategorikan kanibal ini hanya sebagai salah satu penghuni akuarium. Ketika terjadi stagnansi, pasar pun menurun.
Awal tahun 2004, muncul ide dalam benaknya untuk mengubah fungsi lobster air tawar dari sekadar hiasan menjadi konsumsi. Dengan modal Rp4,5 juta, dia membeli tiga set lobster air tawar (1 set = 5 betina, 3 pejantan, red.). Lalu, dia juga mengeluarkan dana sekitar Rp100 ribu–Rp200 ribu untuk membeli akuarium ukuran standar atau membuat kolam semen seukuran 1m ² x2 m².
Perlu diingat, Cun Cun menambahkan, lobster air tawar betina tergolong makhluk yang suka memilih-milih pasangan dan memerlukan PDKT (pendekatan, red.) yang termasuk lama.Sehingga, memasukan lebih dari satu pejantan, lebih memungkinkan terjadinya perkawinan.
Setelah terjadi perkawinan selama dua minggu, sang betina pun bertelur (sekali bertelur, ia mampu mengeluarkan 50–1500 butir, tergantung panjang pendek ukurannya saat dikawinkan, red.). Lima hingga enam minggu kemudian, telur-telur ini menetas. Saat berumur 5 cm atau dua bulan setelah menetas, ia siap dijual.
Beda untuk dikonsumsi, beda pula untuk hiasan. Bila untuk dikonsumsi, lobster air tawar yang saat “dilahirkan” hanya sebesar butir pasir di laut ini bisa dikembangkan hingga panjang 50 cm dan berat minimal 100 gr.Sementara untuk hiasan, tergantung kepada peminatnya.Tapi, biasanya saat dia masih berukuran sangat kecil.
Namun, pada dasarnya, baik untuk konsumsi maupun hiasan tidak memiliki perbedaan, kecuali pasarnya. Dalam arti, saat masih berukuran kecil, dia dapat dijadikan hiasan dan setelah berukuran besar dia dapat dikonsumsi. Contoh, lobster air tawar Australia yang berwarna biru atau lobster air tawar Papua yang berwarna merah, kuning, ungu, biru, cokelat, hijau, dan belang-belang.
Meski begitu, Cun Cun melanjutkan, dibutuhkan panjang dan bobot tertentu sebelum lobster air tawar hias juga dapat dimakan. Karena, dengan ukuran 5 cm saja, misalnya, lobster air tawar hias saat itu sudah dapat dijual dengan harga Rp10 ribu–Rp15 ribu per ekor. Sedangkan untuk konsumsi, dibutuhkan ukuran yang lebih panjang dan bobot yang lebih besar lagi untuk bisa dijual dengan harga yang sama. Karena itu, untuk konsumsi Cun Cun lebih banyak mengambil lobster air tawar dari Australia, Cina, dan Eropa yang pertumbuhannya lebih cepat daripada yang dari Papua.