Sparkling Tatoo
Ingin memiliki tato tapi terhalang oleh satu dan lain alasan, kini sudah menemukan jalan keluarnya dengan hadirnya Sparkling Tattoo. Meski tidak bisa dianggap sebagai tato sepenuhnya, tapi bagi yang fashionable, tren ini sangat diminati dan dijadikan sebagai bagian dari gaya hidup
e-preneur.co. Selama ini, tato selalu diidentikkan dengan kriminalitas dan tindakan melanggar kaidah agama tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, mereka yang menggeluti dunia tato berusaha mengubah pandangan ini dengan berbagai cara.
Misalnya, untuk membuat tato tidak harus selalu menggunakan jarum, tetapi bisa juga dengan kuas. Tato yang digambarkan pada kulit tidak melulu yang berbau sangar, abstrak, atau etnik, tetapi juga yang manis dan imut-imut. Tato tidak harus menggunakan tinta yang tidak dapat dihapus dengan cara apa pun, tetapi dapat juga menggunakan bahan lain yang mudah dihapus. Bahkan, cukup digaruk dengan kuku sesaat setelah ditato.
Salah satu dari perkembangan dalam dunia tato tersebut yaitu Sparkling Tattoo. Tato yang cenderung untuk fashion ini, untuk menempelkannya di kulit tubuh membutuhkan skin glue (lem khusus untuk kulit) dan semacam bubuk yang akan tampak berkelap-kelip (glitter), bila terpapar cahaya.
Sparkling Tattoo menggejala di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1990-an dan biasanya digunakan untuk menghiasi tubuh para pemain teater. Lalu, tato yang pernah juga menghiasi tubuh seksi biduan Britney Spears ini, menyebar ke negara-negara lain, termasuk Singapura.
“Waktu menimba ilmu di Singapura, saya dan teman-teman saya dari Singapura, Malaysia, dan Kanada tertarik dengan seni tato ini. Lalu, kami berusaha mencari bahan untuk membuatnya dan ternyata kami menemukannya di counter kosmetik,” ujar Watie Raflie, pencetus Sparkling Tattoo di Indonesia.
Pada tahun 2003, Watie dan ketiga rekannya tersebut mengembangkan Sparkling Tattoo ini di Singapura. Tapi, masih untuk kalangan terbatas. Misalnya, untuk mempercantik acara eksebisi, membantu promosi, membuat logo, dan sebagainya. Selanjutnya, juga digunakan untuk memperindah tubuh para model atau artis dalam peragaan busana atau acara-acara lain.
Sparkling Tattoo sebenarnya tidak begitu pas, jika dimasukkan dalam kategori tato. Sebab, tidak memerlukan nilai seni yang tinggi dalam pembuatannya, memerlukan semacam mal atau gambar tempel sebelum skin glue dioleskan, dan menggunakan bubuk glitter.
“Kalau pada akhirnya disebut tato, itu hanya kebetulan. Bukankah semua gambar yang menempel di kulit di sebut tato?” katanya, bernada retoris.
Tato semacam ini hanya digilai oleh mereka yang fashionable atau berjiwa seni
Untuk menempelkan bubuk glitter di kulit,Watie melanjutkan, digunakan skin glue. Sebab, bila langsung ditempelkan di kulit, bubuk glitter menimbulkan efek sangat berbahaya bagi kulit.“Skin glue tersebut kami beli di Jepang, karena lebih cocok dengan kulit Asia.Sedangkan bubuk glitternya, kami ambil dari AS,” ucapnya.
Lem kulit ini, seperti sifat lem pada umumnya, bila kering akan mengeras dan bila basah akan menjadi lembek. Pada saat basah itulah, tato dapat dihapus baik dengan garukan kuku, lap, maupun handuk. “Untuk cuaca Indonesia, tato semacam ini dapat bertahan hingga seminggu. Sedangkan untuk cuaca Eropa, mampu bertahan sampai dua minggu,” tambahnya.
Sparkling Tattoo yang akan mengering kurang dari lima menit setelah dibuat ini, terbuat dari bahan-bahan yang anti alergi dan anti toksin.Sehingga, dapat digunakan oleh anak-anak dan mereka yang memiliki kulit sangat sensitif. “Bila terasa gatal, itu bukan karena alergi melainkan karena tercampur dengan keringat,” katanya.
Di samping itu, juga dapat ditatokan pada kulit mereka yang beragama Islam. Karena, gambar tatonya hanya menempel di permukaan kulit dan meresap air. “Jika berwudhu, kulit yang harus terkena air wudhu akan tetap basah. Tapi, kalau tetap tidak yakin, tapi tetap ingin mengikuti trend, tatonya kan bisa dipasang di anggota badan yang tidak harus terkena air wudhu,” lanjutnya.
Untuk mengembangkan Sparkling Tattoo di Indonesia, Watie menjalin kerja sama dengan Agusta Marzall, yang bertugas di bagian pembuatan desain. Kini, Sparkling Tattoo telah memiliki ratusan desain. Sementara harga yang dipatok sangat tergantung pada desain, ukuran, tingkat kesulitan, dan banyaknya bubuk pewarna yang digunakan.
“Untuk pengerjaannnya, siapa pun bisa melakukannya. Diajarin sebentar, pasti langsung bisa. Sebab, prosesnya sama dengan merias wajah,” ucapnya.
Watie tidak menerima panggilan per orangan. “Kami nggak jualan!” tegasnya. Untuk itu, ia hanya mau menerima order untuk menato maksimal 50 orang dengan tarif minimal tertentu. Tapi pada tahun 2004, ia pernah memasarkan Sparkling Tattoo bekerja sama dengan Matahari Department Store dan Gramedia.
Diakui Watie, peminat Sparkling Tattoo cukup banyak. Demikian pula dengan penirunya, yang mendatangkan bahan-bahan untuk membuat tato ini dari Korea dan Cina. “Untuk menghindari penjiplakan lebih lanjut, Sparkling Tattoo menarik produknya dan mempatenkan,” imbuhnya.
Dengan target market anak-anak hingga orang dewasa kalangan mengenah ke atas, Sparkling Tattoo, boleh dikata, cukup mahal untuk harga sebuah tato yang hanya bertahan beberapa hari.Bahkan, beberapa jam. Bandingkan dengan aksesori lain (Sparkling Tattoo seringkali juga dianggap sebagai aksesori, red.), yang bisa bertahan hingga tahunan.
“Karena itu, tato semacam ini hanya digilai oleh mereka yang fashionable atau berjiwa seni dan biasanya kalangan ini berasal dari kelas menengah ke atas,” ucapnya.
Namun, mengingat sifatnya yang hanya mengikuti trend dan sangat tergantung permintaan, Watie belum berminat menjadikannya sebuah bisnis. “Bisa saja dalam sebulan kami tidak mendapat order sama sekali.Tapi, bisa jadi setiap minggu kami mendapat order, meski cuma kecil-kecilan. Sparkling Tattoo hanya untuk senang-senang atau lebih tepatnya hobi yang menghasilkan uang,” ujarnya, mantap.