Car Care Center
Banyak ragam konsep waralaba ditawarkan oleh berbagai perusahaan yang bermaksud mengembangkan diri. Seperti Car Care Center, yang justru mencari partner yang tidak mengetahui bagaimana caranya berbisnis (tapi serius ingin berbisnis). Sehingga, nantinya terjalin simbiose mutualisme
e-preneur.co. Banyak orang ingin menerjuni dunia bisnis, tapi terhalang oleh beberapa hal. Misanya, modal yang dimiliki cuma secukupnya atau tidak mau dipusingkan dalam urusan pengelolaan dan pengembangan bisnisnya. Bagi mereka yang mengalami hal-hal semacam itu, disarankan untuk membangun bisnis yang dikembangkan dengan sistem waralaba.
Dikatakan begitu, sebab waralaba menawarkan win-win solution. Dalam arti, franchisor tidak perlu menanamkan modal lagi untuk mengembangkan bisnisnya, serta dapat membangunnya lebih cepat dan risikonya lebih kecil. Sedangkan franchisee, tidak perlu menjalani proses repot dan ribet, mengingat sistemnya sudah terbentuk. Sementara jika menghadapi kendala, tinggal mengadu kepada franchisor.
Namun, tidak berarti boleh sembarangan mengambil bisnis, yang dikembangkan dengan sistem franchise. Karena, seringkali dijumpai franchise yang ditawarkan dengan iming-iming berbagai kemudahan atau fleksibilitas. Misalnya, bila franchisee tidak mampu mengelola lagi atau mengembangkan usaha itu, maka yang bersangkutan boleh memindahtangankan ke pihak lain, seizin franchisor. Atau, franchisor berhak mengambil alih usaha itu dan akan mengembalikan franchise feenya (fee back guarantee).
“Menurut saya, franchise semacam itu hanya mencari uang, bukan untuk membantu mengembangkan bisnis. Seperti diketahui, banyak perusahaan yang setelah menerima pembayaran akan hit and run.Franchise semacam itu juga lebih tepat disebut bagi hasil atau kerja sama. Karena, franchise itu aturan-aturannya harus jelas dan transparan. Meski terkesan kaku dan ketat, tapi manfaat yang didapat jelas. Termasuk, support dari franchisor,” kata Business Development Director Car Care Center (C3).
C3 yang berdiri pada tahun 2001, ia melanjutkan, juga dikembangkan dengan sistem franchise. “Pertimbangannya, kami memiliki banyak member. Kami ingin para membertersebut memperoleh kemudahan. Dalam arti, mereka bisa mendapatkan pelayanan C3 di mana pun mereka berada. Selain itu, kami juga ingin membentuk jaringan. Sebab, marketnya ada dan kalau member diberi pelayanan lebih, hasilnya pun lebih bagus,” jelasnya.
Bisnis pencucian mobil itu menjanjikan. Profit margin tinggi, sehingga payback period cepat
Di samping itu, ia menambahkan, bila C3 harus membuka cabang di hampir semua kota besar di Indonesia dengan biaya sendiri, perusahaan yang berkantor pusat di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat, ini akan dihadapkan pada berbagai keterbatasan, seperti sumber daya manusia (SDM), dana, dan sebagainya.
“Karena itulah, kami membutuhkan partner yang serius ingin berbisnis, tapi tidak mengetahui bagaimana caranya. Sedangkan hubungan yang nantinya terjalin bersifat simbiose mutualisme yaitu mereka memiliki bisnis mandiri dan kami memiliki partner-partner, di berbagai kota yang bisa kami support,” ungkapnya.
Apa sih C3? “C3 merupakan bisnis perawatan mobil, di luar mesin. Perusahaan ini, menawarkan konsep yang berpijak pada tiga pelayanan utama yaitu car wash, car detailing atau yang disebut orang awam sebagai salon mobil, dan car protection. Di samping itu, tersedia juga layanan pendukung lain, seperti oil center, tire, seat cover, window film, accessories, dan lain-lain,” bebernya.
“Kami melihat bahwa ke depannya item-item tersebut di atas akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat.Terutama, yang tinggal di kota-kota yang sudah maju dan penuh dengan kesibukan. Berdasarkan survai yang kami lakukan, usaha semacam ini marketnya jelas ada. Karena, konsumen butuh mencuci mobil mereka. Tapi, kalau dilakukan sendiri di rumah berarti memerlukan waktu khusus, peralatan relatif lengkap, dan biaya yang tidak sedikit. Hasilnya, belum tentu bersih. Singkat kata, bisnis pencucian mobil itu menjanjikan, marginnya bagus,” imbuhnya.
Untuk itu, C3 menawarkan paket investasi usaha secara fleksibel.Sepertipaket usaha Car Care (CC) only, dengan investasi awal Rp100 juta (sudah termasuk franchise fee Rp25 juta) dan berlaku selama lima tahun. Sementara kebutuhan luas lahan usaha minimal 50 m². Selain itu, juga tersedia paket usaha lain yaitu Car Wash (CW) only; CW + CC; CW + CC + Car Protection (CP); CW + CC + CP + Tyre Shop.
Tentang nilai investasi yang ditawarkan, ia tidak memungkiri bila ada calon franchisee yang berpendapat bahwa nilai itu terlalu tinggi. “Kalau ingin membuka usaha car wash asal buka ya bisa saja. Enggak susah kok. Tapi, bisnis ini tidak hanya membutuhkan peralatan, melainkan juga sistem, SDM, cara mengelolanya, dan lain-lain. Itu yang biasanya tidak dimiliki oleh sekadar usaha car wash,” tegasnya.
Selain itu, dengan nilai investasi sebesar itu, ia melanjutkan, franchisee akan mendapatkan brand C3, know-how, dan hal-hal lain yang biasa diterima franchisee. “Selama lima tahun, kami juga akan terus-menerus mensupport untuk urusan operasional, marketing, promosi, iklan, dan masalah-masalah lain yang bisa kami bantu. Biaya untuk itu semua sudah terangkum dalam franchise fee. Bahkan, pada saat pembukaan, media expose, dan lain-lain kami juga mengeluarkan berbagai biaya, yang tidak diketahui franchisee. Tapi, kalau mau berbicara secara apple to apple, sebenarnya dalam bisnis ini mereka justru saving cost,” ujarnya.
Sementara tentang franchise fee yang berlaku selama lima tahun, ia menambahkan, pertimbangannya agar tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama. “Secara bisnis, kami melihat bahwa dalam jangka waktu itu, mereka sudah balik modal. Apalagi, pada umumnya mereka tidak fullcommitment. Jadi, kalau misalnya kami memberi masa berlaku 10 tahun agar mereka bisa dengan gampang mengembangkan bisnis mereka, berarti mereka juga harus menunggu hingga 10 tahun untuk dapat balik modal,” jelasnya.
Sedangkan untuk BEP (Break Even Point), tergantung pada investasi mereka untuk lokasi. Misalnya, jika lokasi yang mereka pilih di mal, maka BEPnya bisa lebih cepat. Sebaliknya, jika lokasi mereka di sekitar SCBD di mana untuk membangun tempatnya saja membutuhkan biaya milyaran rupiah, otomatis BEPnya lebih lama. Dan, untuk mencapai BEP tersebut, omset per bulan juga sangat tergantung pada paket yang diambil.
Di luar itu semua, juga terdapat fasilitas tambahan yaitu sistem kepengelolaan atau bantuan manajemen. Fasilitas ini diberikan kepada franchisee yang merasa kurang mampu mengembangkan sendiri usahanya, karena satu dan lain hal. Misalnya, kekurangan SDM yang memenuhi kualifikasi. “Fasilitas ini bukan keharusan dan hanya bersifat support. Tapi, untuk yang full management, kami membebankan management fee,” ungkapnya.
Prospeknya? “Kalau kita ngomong tentang bisnis yang berkaitan dengan otomotif, karakternya kan sudah jelas, marketnya selalu sold out, sudah menjadi gaya hidup di kota-kota besar, dan fix cost rendah tapi variable cost tinggi. Maksudnya, daya tahannya panjang. Bahkan, dalam situasi terburuk sekali pun, tidak akan mematikan usaha ini,” jelasnya.
Saat ini, C3 hadir di 12 lokasi strategis yang tersebar di Jakarta, Bumi Serpong Damai, Jawa Barat, Jawa Tengah sampai Kalimantan. Dalam waktu dekat, C3 akan hadir di kota-kota besar lainnya di Indonesia.“Berbicara tentang target, kami tidak memiliki target secara kuantitas, tetapi secara kualitas,” pungkasnya.